A. Pendahuluan
Sejarah merupakan didiplin ilmu yang
memiliki metode (mazhab) mantap, aspek penggunaan yang sangat banyak, dan
memiliki sasaran yang mulia. Sejarah membuat kita faham akan hal ihwal
bangsa-bangsa terdahulu, yang terefleksi diri dalam perilaku kebangsaan mereka.
Sejarah membuat kita mengetahui biografi para nabi, serta negara dan
kebijaksanaan para raja.
Penulisan sejarah (historigrafi)
membutuhkan sumber yang bergama, dan pengetahuan yang bermacam-macam. ia juga
dibuthkan perhitungan yang tepat, dan ketekunan. Kedua sifat ini membawa
sejarawan pada kebenaran, dan menyelamatkan mereka dari ketergelinciran dan
kesalahan. Dalam sejarah Islam terdapat kisah israiliyyat dan merupakan
suatu bahaya bagi kemurnian agama Islam. Berdasarkan hal itu maka kritik yang
sering digunakan pada buku sejarah dan para sejarawan adalah banyaknya kisah
tersebut dalam karya mereka.namun terlepas dari semuanya itu sejarah
sesungguhnya tetap mendapat tempat yang amat penting dalam keilmuan Islam.
Dalam bidang sejarah, telah muncul
tokoh-tokoh sejarawan yang sangat menonjol dan penting bukan saja untuk masa
lalu dan masa sekarang, namun mungkin akan menjadi penting kembali di masa
datang. Diantara tokoh tersebut adalah al-Mas'udi.
Al- Mas'udi adalah seorang ahli
sejarah, geografi, geologi, zoologi, ensiklopedi dalam bidang sains Islam,
sekaligus pengembara. Banyak negari yang telah dia kunjungi dan puluhan karya
yang telah dihasilkan. Dalam makalah ini akan diuraikan perjalanan al-Mas'udi
sejak kehidupannya, pemikiran, karya dan akhir hidupnya.
B. Pembahasan
- Sketsa Biografi
Masa kecil al-Mas'udi tidak
diketahui secara pasti. Sebagian besar sejarawan berpendapat bahwa ia lahir di
Baghdad pada akhir abad IX dan meninggal dunia di Fustat, Mesir pada tahun 956
M. Nama lengkapnya adalah Abu Hasan Ali bin Husein bin Ali al-Mas'udi. Ia
mendapat gelar imam al-Mu'arrikhin (pemimpin para sejarawan) oleh Ibn
al-Khallikan (608 H/1211 M-681 H/1282 M), sejarawan muslim . selain itu ia juga
dijuluki "Herodotus" (ahli sejarah Yunani).
Ibnu Nadim dalam kitabnya al-Fihrist
(Indeks) menyebutnya berasal dari magribi, Afrika Utara. Oleh karena itu, Ahmad
Ramadhan Ahmad (sejarawan), dalam karyanya ar-Rihlah wa ar-rahalah al-Muslimun
(Wisata dan para Penjelajah Muslim) menyimpulkan bahwa keluarganya datang dari
Magribi ketika ia masih anak-anak dan kemudian menetap di Baghdad atau
keluarganya datang dari Maghrib dan ia lahir di Baghdad.
Setelah menyelesaikan pendidikan
pertama yang diterima dari ayahnya, al-Mas'udi segera merencanakan untuk
mendalami sejarah, adat istiadat, kebiasaan, dan cara hidup setiap negeri. Ia
juga banyak mempelajari ajaran kristen dan yahudi, serta sejarah barat dan
Timur yang berlatar belakang Kristen dan yahudi.
Pengembaraan Intelektualnya dimulai
dengan mengunjungi negeri Iran dan Kirman (915). Ia juga bermukim di Ushtukhar,
Persia dan dari sana pergi ke India, mengunjungi Multan dan al-Manshura.
Bersama para pedagang, ia melanjutkan pengembaraannya ke Ceylon (Srilanka) dan
ia ikut mengarungi laut Cina. Dalam perjalanan pulang ia mengelilingi Samudera
Hindia dan kemudian mengunjungi Oman, zanzibar, Pesisir afrika Timur, Sudan,
dan Madagaskar.
Pada tahun 926 M ia kembali
mengadakan perjalanan ke beberapa negeri seperti Tiberias, (Suriah) dan
Palestina, serta tahun 943 M ke antioch (Suriah). Ia juga mengelilingi
neger-negeri Irak dan Arab Selatan. Sepuluh tahun terakhir hidupnya dilalui di
Suriah dan dan kemudian di Mesir, tempat ia meninggal dunia.
2. Pemikiran Keilmuan
Dalam penulisan sejarah ia
menggunakan pendekatan at-tasnif al-maudu'i (tematik) hal ini berbeda
dengan kebanyakan sejarah yang ditulis pada zaman itu yang menggunakan metode al-hauliyyat
(at-tarikh 'ala as-sininn, penulisan berdasar kepada tahun).
Tema-tema yang ditulis meliputi
bangsa, raja, dan dinasti. Dalam pemaparan sejarah, ia menyajikan materi dengan
menarik, diramu bersama peristiwa politik, peperangan, dan informasi tentang
masyarakat dan adat istiadatnya, di samping pembahasan tentang geografis. Dalam
hal ini ia banyak diikuti oleh sejarawan selanjutnya, termasuk Ibnu Khaldun.
Al mas'Udi disebut sebagai Pilinius
dari sastra Arab, karena pengetahuan geografinya. Dalam bukunya Muruj
az-Zahab wa Ma'adin al-jawahir, ia menjelaskan bagaimana terjadinya gempa
bumi. Ia juga berkisah tentang laut mati; dan tentang kincir angin pertama,
yang menurutnya mungkin sekali merupakan penemuan orang Islam. Ia juga
merumuskan teori yang dapat dikatakan sebagai dasar awal dari teori evolusi.
Al- Mas'udi bersama-sama dengan
al-Isfahani (meninggal tahun 356 H/967 M), dapat digolongkan dalam kelompok
penulis besar yang telah menulis tentang musik, yang membicarakan sejarah
musik, kumpulan musik, buku tentang alat musik, aspek hukum dalam musik, keindahan
musik, serta riwayat hidup para pemusik yang terkenal. Dalam kitab Muruj
az-Zahab wa Ma'adin al-Jawahir, ditenui juga data yang menarik tentang
praktek musik Arab pada masa lampau. Ia juga mengemukakan perkembangan musik
yang terdapat di daerah lain.
Al-Mas'udi dikenal sebagai pengikut
aliran Muktazilah, seperti disebut dalam karyanya Muruj az-Zahab wa Ma'adin
al-Jawahir, namun ada juga yang mengatakannya sebagai pengikut Syi'ah
karena ia banyak mengungkapkan kebesaran Syi'ah dalam tulisan-tulisannya.
- Karya-Karya
Al-Mas'udi banyak menghasilkan karya
diantaranya:
a. Zakha'ir al-Ulum wa Ma Kana fi Sa'ir
ad Duhur
(Khazanah Ilmu pada Setiap Kurun)
b. Al-Istizhar Lima Marra fi Salif
al-A'mar
tentang peristiwa-peristiwa masa lalu. Buku ini dan buku di atas telah
diterbitkan kembali di Najaf pada tahun 1955.
c. Tarikh al-Akhbar al-Umam min al-Arab
wa al'Ajam (sejarah
Bangsa Arab dan Persia)
d. Akhbar az-Zaman wa Man Abadahu
al-Hidsan min al-Umam al-Madiyan wa al-Ajyal al-Haliyah wa al-Mamalik
al-Dasirah, berisi
tentang sejarah umat manusia masa lampau dan bangsa-bangsa sekarang serta
kerajaa-kerajaan mereka. Buku yang terdiri dari 30 jilid ini tidak sampai ke
tangan generasi sekarang. Yang ada sekarang adalah ringkasannya, namun tidak
diketahui pengarangnya. Beberapa manuskrip menyebutkan bahawa ringkasan itu
justru merupakan jilid pertama dari kitab itu. Meskipun demikian, materinya
termuat di dalam dua karya berikutnya.
e. Al-Ausat, berisi kronologi sejarah Umum.
f. Muruj az-Zahab wa Ma'adin al-Jawahir
(Padang
Rumput Emas dan Tambang Batu Permata) disusun tahun 947 M. kitab ini terdiri
atas dua bagian besar. Pertama, berisi sejarah penciptaan alam dan
manusia, sifat-sifat bumi, laut peristiwa-peristiwa luar biasa, riwayat
nabi-nabi, sejarah bangsa-bangsa kuno dengan agama dan alirannya, serta adat
istiadat dan tradisi. Al-Mas'udi banyak mengutif karya para sejarawan
sebelumnya. Kedua, berisi sejarah Islam mulai akhir masa al-Khulafa
ur-Rasyidun (empat khalifah besar) sampai masa awal masa pemerintahan Khalifah
al-Mu'ti dari bani Abbasiyah, kehidupan para budak leleaki dan wanita, mawali
(orang asing, terutama Persia), kehidupan masyarakat umum, pembangunan (seperti
istana) beserta segala perlengkapannya, kebiasaan para pembesar, dan adat
istiadat serta tradisi negeri-negeri yang dikunjunginya. Al-Mas'udi banyak
memaparkan pembagian bumi ke dalam beberapa wilayah. Menurutnya bentuk daratan
dan lautan merupakan segmen sebuah bola. Kitab yang sekarang disebut kutab turas
(Khazanah Islam Klasik) ini diterbitkan kembali tahun 1895 di Kairo. Kitab ini
diterjemahkan ke dalam bahasa Perancis oleh A. Sprenger (London, 1841). Pada
tahun 956 al-mas'udi sebenarnya telah menyelesaikan penulisan sebuah kitab yang
konon cakupannya lebih luas dari kitab di atas, tetapi kitab tersebut belum
ditemukan.
g. At-Tanbih wa al-Israf (Indikasi dan Revisi) ditulis tahun
956. kitab yang merupakan ringkasan dan memuat beberapa revisi dari tulisannya
yang lain, juga memuat pandangan filsafat-filsafatnya tentang alam dan sejarah.
Ia memaparkan pemikirannya tentang evolusi alam, yaitu dari mineral, tanama,
hewan, sampai manusia. Sebagai contoh terjadinya evolusi itu, ia berpendapat
bahwa jerafah adalah hibrida dari unta dan macan tutul (phanter). Pendapat ini
berbeda dengan pendapat ilmuwan muslim lainnya, yaitu al-jahiz dan Abu Yahya
al-Qazwini, yang menyatakan bahwa jerafah adalah hibrida dari unta betina liar
dan hiena jantan. Kitab ini diedit oleh M.J de Goeje (Leiden, 1894) dan telah
pula diterjemahkan ke dalam bahasa Perancis oleh Carra de Vaux (Paris, 1897).
Selain kitab di atas, terdapat kitab
yang tidak sampai pada generasi sekarang yakni:
h. Al-Istinsar (Kebangkitan)
i. Az-Zahi (Masa Kecemerlangan)
j. Al-Istinsar al-Mufrad li Firaq
al-Khawarij (Kemenangan
Tunggal Melawan Kelompok-kelompok Khawarij)
k. Al-Qadaya wa at-Tajarib (Peristiwa dan Pengalaman)
l. Mazahir al-Akhbar wa Tara'if al-asar
(Fenomena
dan Peninggalan Sejarah)
m. As-Safwah fi al-Imamah (tentang Kepemimpinan).
Secara keseluruhan karya-karya
al-Mas'udi dapat dipakai sebagai sumber untuk memahami pandangan umum muslim
mengenai dunia dan juga sebagai bahan penyelidikan pengetahuan tentang geografi
dan sejarah alam. Informasi dalam karyanya tentang negeri yang dikunjunginya
dapat didapatnya dari sumber primer, terutama negeri-negeri Islam.
Dari semua karyanya, yang paling
terkenal adalah Muruj az-Zahab wa Ma'adin al-Jawahir. Akan tetapi,
mekipun al-Mas'udi dianggap sebagai sejarawan yang besar, dan penulis kisah
perjalanan yang terkemuka, para ahli mengajukan kritik bahwa dalam bukunya itu
dimasukkan juga kisah dan ceritayang tidak dapat dipastikan kebenarannya.
Sehingga tidak semuanya dapat dipercaya.
Karya al-Mas'udi menduduki tempat
tersendiri. Namun ada yang berpendapat bahwa bukunya itu tampaknya tidak
memiliki sistem sama sekali. Salah satu aspek yang penting dari keberadaan
bukunya itu adalah bahwa karyanya memperlihatkan perbedaan yang sangat besar
antara ilmu bumi Islam yang ditulis oleh pihak kerajaan di satu pihak, dan
gagasan bebasnya tentang geografi yang dibuat oleh para pelaut dan pengembara.
Salah satu contoh mengenai masalah
ini adalah mengenai pendapat yang terdapat di kalangan para pakar Islam,
tentang luasnya Lautan Hindia. Disamping mengemukakan pendapat para pakar, ia
juga mengemukakan pendapat orang yang pernah mengarungi lautan itu dari
pelabuhan yang terdapat di teluk Persia. Sudah dapat dipastikan bahwa mereka
ini sangat kenal dengan seluk beluk laut itu. Namun mereka ini sama sekali
tidak sependapat dengan ukuran yang telah diberikan para pakar itu. Mereka juga
berpendapat bahwa laut itu pada beberapa arah tertentu bahkan tidak memiliki
ukuran sama sekali.
C. Penutup
Al-Mas'udi merupakan sejarawan yang
sangat berjasa dalam mengembangkan penulisan sejarah (historigrafi).
Historiografi yang ditulisna menjadi rujukan bagi sejarawan-sejarawan
selanjutnya termasuk Ibnu Khaldun. Terlepas dari kitik terhadapnya tapi
karyanya Muruj az-Zahab wa Ma'adin al-Jawahir memberikan kontribusi yang
besar dalam pengembangan keilmuan Islam khususnya historiografi Islam.
Cakupan pengetahuannya tidak hanya
meliputi sejarah tapi juga geografi, geologi, zoologi, sains, kalam, akhlak dan
politik. Ini menjadikan dasar bahwa seorang sejarawan harus mumpuni di
segala bidang ilmu pengetahuan. Seorang sejarawan harus bisa menjadikan ilmu
sejarah ter-integrasi dan ter-interkoneksi-kan dengan ilmu keislaman dan umum
lainnya khususnya dalam menghasilkan historiografi.