BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Beralihnya
tampuk kekuasaan dari dinasti Fathimiyyah ke tangan dinasti Ayyubiyyah
mengakhiri berkembang luasnya paham syi’ah di Mesir. Shalahuddin membawa
pembaharuan bagi mesir dan merupakan angin segar bagi para penganut Ahli Sunnah
wal Jama’ah.
Untuk tugas pertama, beliau telah banyak
mengadakan pembangunan, membangun administrasi negara, ekonomi, perdagangan,
memajukan ilmu pengetahuan, membangun madrasah dan sekolah, mengembangkan dalam
bidang kegamaan mazhab Ahli Sunnah wal Jama’ah. Dan
untuk tugas kedua beliau telah membangun persatuan bangsa Arab di bawah naungan
Abbasiyah di Baghdad untuk menghadapi agresi tentara salib, membangun benteng
pertahanan militer yang terkenal dengan benteng Solahudin.
B. Rumusan
Masalah
1.
Bagaimanakah sejarah berdirinya dinasti
Al-Ayyubiyah?
2. Apa
saja perkembangan kebudayaan/peradaban Islam pada masa dinasti Al-Ayyubiyah?
3. Siapa
saja tokoh ilmuwan muslim dalam kemajuan kebudayaan/peradaban Islam pada masa
dinasti Al Ayyubiyah?
4. Apakah
ibrah perkembangan kebudayaan/peradaban Islam pada masa dinasti Al-Ayyubiyah
untuk masa kini dan yang akan datang?
5.
Seperti apakah caranya meneladani sikap
keperwiraan Shalahuddin al-Ayyubi?
BAB
II
PERKEMBANGAN
ISLAM PADA MASA DINASTI AL AYYUBIYAH
A. Sejarah
Berdirinya Dinasti Al-Ayyubiyah
Pendiri Dinasti Ayyubiyah (567 – 648 H / 1171 – 1250 M) adalah Shalahudin Yusuf
al-Ayyubi putra dari Najamuddin bin Ayyub lahir di Takriet 532 H/1137 M
meninggal 589 H/ 1193 M dimasyurkan oleh bangsa Eropa dengan nama Saladin pahlawan
perang salib dari keluarga Ayyubiyah suku kurdi. Dinasti ini berdiri di atas sisa-sisa Dinasti Fatimiyah di
Mesir yang bercorak Syi’i dan ia ingin mengembalikannya ke faham
sunni-Ahlu Sunnah wal Jama’ah. Pada masa Nuruddin
Zanki (gubernur Suriah dari bani Abbasiyah), Shalahuddin diangkat sebagai
panglim tentara di Balbek, kehidupannya penuh dengan perjuangan dan peperangan
karena ditugaskan untuk menghadapi tentara salib dalam merebut kembali Baitul
Maqdis (kota Yerussalem) yang sudah dikuasai selama 92 tahun (perhitungan tahun
hijriyah) atau selama 88 tahun (perhitungan tahun masehi) oleh tentara salib.
Di saat Mesir mengalami krisis di segala
bidang maka orang-orang Nasrani memproklamirkan perang Salib melawan Islam,
yang mana Mesir adalah salah satu Negara Islam yang diintai oleh Tentara Salib.
Shalahudin al-Ayyubi seorang panglima tentara Islam tidak menghendaki Mesir
jatuh ke tangan tentara Salib, maka dengan sigapnya Shalahudin mengadakan
serangan ke Mesir untuk segera mengambil alih Mesir dari kekuasaan Fatimiyah
yang jelas tidak akan mampu mempertahankan diri dari serangan Tentara Salib. Menyadari
kelemahannya Dinasti Fatimiyah tidak banyak memberikan perlawanan, mereka lebih
rela kekuasaannya diserahkan kepada Shalahudin dari pada diperbudak tentara
salib yang kafir. Maka sejak saat itu selesailah kekuasaan Dinasti Fatimiyah di
Mesir, berpindah tangan ke Shalahudin al-Ayyubi. Shalahuddin al Ayyubi yang
telah menguasai Halb dan Maushil, menjadikan pasukan salib terkepung di Baitul
Maqdis oleh pasukan Shalahuddin al Ayyubi. Di utara oleh pasukan Shalahuddin al
Ayyubi di Suriah, dari selatan oleh pasukan di
Mesir, dan dari timur pasukan di Yordania. Jadi berdirilah negara
Ayyubiyah dengan kepala pemerintahan Shalahuddin al Ayyubi yang wilayahnya
mencakup Mesir, Suriah, sebagian wilayah Irak dan Yaman.
.
B. Perkembangan
Kebudayaan/Peradaban Islam pada Masa Dinasti Al-Ayyubiyah
Shalahudin panglima perang Muslim yang
berhasil merebut Kota Yerusalem pada Perang Salib itu tak hanya dikenal di
dunia Islam, tetapi juga peradaban Barat. Sosoknya begitu mempesona. Ia adalah
pemimpin yang dihormati kawan dan dikagumi lawan. Di era keemasannya, dinasti
ini menguasai wilayah Mesir, Damaskus, Aleppo, Diyarbakr, serta Yaman. Masa
dinasti ini pula
perkembangan wakaf sangat menggembirakan, wakaf tidak hanya
terbatas pada benda tidak bergerak, tapi juga benda bergerak semisal wakaf
tunai. Tahun 1178 M/572 H, dalam rangka menyejahterakan ulama dan kepentingan
misi mazhab
Sunni, Salahuddin Al-Ayyubi menetapkan kebijakan bahwa orang Kristen yang
datang dari Iskandar untuk berdagang wajib membayar bea cukai. Tidak ada
penjelasan, orang Kristen yang datang dari Iskandar itu membayar bea cukai
dalam bentuk barang atau uang, namun lazimnya bea cukai
dibayar dengan menggunakan uang. Uang hasil pembayaran bea cukai itu
dikumpulkan dan diwakafkan kepada para fuqaha’ dan para keturunannya.
Sebagaimana dinasti-dinasti sebelumnya,
Dinasti Ayyubiyah pun mencapai kemajuan yang gemilang dan mempunyai beberapa
peninggalan bersejarah. Kemajuan-kemajuan itu mencakup berbagai bidang,
diantaranya adalah :
1. Bidang Arsitektur dan Pendidikan
Penguasa Ayyubiyah telah berhasil
menjadikan Damaskus sebagai kota pendidikan. Ini ditandai dengan dibangunnya
Madrasah al–Shauhiyyah tahun 1239 M sebagai pusat pengajaran empat madzhab
hukum dalam sebuah lembaga Madrasah. Dibangunnya Dar al Hadist al-Kamillah juga
dibangun (1222 M) untuk mengajarkan pokok-pokok hukum yang secara umum terdapat
diberbagai madzhab hukum sunni. Sedangkan dalam bidang arsitek dapat dilihat
pada monumen Bangsa Arab, bangunan masjid di Beirut yang mirip gereja, serta istana-istana
yang dibangun menyerupai gereja. Shalahuddin juga membangun benteng setelah
menyadari bahwa ancaman pasukan salib akan terus menghantui, maka tugas utama
dia adalah mengamankan Kairo dan sekitarnya (Fustat). Penasihat militernya saat
itu mengatakan bahwa Kairo dan Fustat masing-masing membutuhkan benteng
pertahanan, tapi Shalahuddin memiliki ide brilian, bahwa dia akan membangun
benteng strategis yang melindungi secara total kotanya. Selanjutnya, dia
memerintahkan untuk membangun benteng kokoh dan besar diatas bukit Muqattam
yang melindungi dua kota sekaligus Kairo dan Fustat.
Proyek besar Citadel dimulai pada 1176 M
dibawah Amir Bahauddin Qaraqush. Shalahuddin juga membangun dinding yang
memagari Kairo sebagai kota residen bani Fatimiyyah, sekaligus juga memagari
benteng kebesarannya serta Qata’i-al Fustat yang saat itu merupakan pusat
ekonomi Kairo terbesar. Selain itu, juga berdiri masjid agung di Sulaiman yang dimulai
pembangunannya sejak dinasti Umayyah pada 717 M, masjid agung Aleppo hingga
kini masih menjadi salah satu karya besar arsitektur di dunia muslim. Di masjid
agung Aleppo terdapat makam Nabi Zakaria dan di Damaskus terdapat makam Nabi
Yahya. Bentuk dan konstruksi masjid agung Damaskus dari dulu hingga kini masih
terjaga, sementara masjid Aleppo sudah banyak mengalami perubahan dari bentuk
aslinya karena sempat diguncang gempa bumi dan dihancurkan oleh serangan Bizantium
dan tentara Mongol. Meski tak lagi mewarisi struktur masjid peninggalan bani
umayyah, namun masjid agung Aleppo sangat dikenal sebagai masterpiece dalam
dunia islam, karena mewarisi sentuhan beragam dinasti islam yang pernah
Berjaya.
2. Bidang Filsafat dan Keilmuan
Bukti konkritnya adalah Adelasd of Bath
yang telah diterjemahkan, karya-karya orang Arab tentang astronomi dan
geometri, penerjemahan bidang kedokteran. Di bidang kedokteran ini telah
didirikan sebuah rumah sakit bagi orang yang cacat pikiran.
3. Bidang Industri
Kemajuan di bidang ini dibuktikan dengan
dibuatnya kincir oleh seorang Syiria yang lebih canggih dibanding buatan orang
Barat. Terdapat pabrik karpet, pabrik kain dan pabrik gelas.
4.
Bidang Perdagangan
Bidang ini membawa pengaruh bagi Eropa
dan negara–negara yang dikuasai Ayyubiyah. Di Eropa terdapat perdagangan
agriculture dan industri. Hal ini menimbulkan perdagangan internasional melalui
jalur laut, sejak saat itu Dunia ekonomi dan perdagangan sudah menggunakan
sistem kredit, bank, termasuk Letter of Credit (LC), bahkan ketika itu sudah ada
uang yang terbuat dari emas.
5.
Bidang Militer
Selain memiliki alat-alat perang seperti
kuda, pedang, panah, dan sebagainya, ia juga memiliki burung elang sebagai
kepala burung-burung dalam peperangan. Disamping itu, adanya perang Salib telah
membawa dampak positif, keuntungan di bidang industri, perdagangan, dan intelektual,
misalnya dengan adanya irigasi.
C. Tokoh
Ilmuwan Muslim dan Perannya dalam Kemajuan Kebudayaan/Peradaban Islam pada Masa
Dinasti Al Ayyubiyah
Pada masa dinasti Ayyubiyah, Shalahuddin al Ayyubi
beserta keluarga dan pendiri-pendiri dinasti sangat memperhatikan kelangsungan
berbagai bidang termasuk bidang pendidikan dan pengetahuan. Sehingga
bermunculan tokoh-tokoh ilmuwan yang sangat berpengaruh pada perkembangan
kebudayaan atau peradaban Islam, mereka di antaranya adalah:
1. Abdul
Latif al Bagdadi dan Al - Hufi, ahli ilmu mantiq dan bayan (bahasa)
2. Syekh
Abul Qasim al Manfalubi, ahli Fiqih
3. Syamsudin
Khalikan, ahli sejarah
4. Abu Abdullah al Quda’i, ahli Fiqih, Hadits dan
Sejarah
5. Abu
Abdullah Muhammad bin Barakat, ahli nahwu
6. Hasan
bin Khatir al Farisi, ahli Fiqih dan Tafsir
7. Maimoonides,
ahli ilmu astronomi, ilmu ke-Tuhanan, tabib, dan terutama sebagai ahli
filsafat.
8. Ibn
al Baytar (1246 M), dokter hewan dan medikal. Beberapa
karyanya yang sampai saat ini masih terkenal di wilayah Eropa tentang buku
ramuan obat Islam “ Management Of The Drug Store”
9. Sejumlah penulis,
sastarawan, dan ilmuwan termuka, seperti Abu Firas Al Hamadani dan Thayib al
Mutanabbi.
D. Ibrah
Perkembangan Kebudayaan/Peradaban Islam pada Masa Dinasti Al-Ayyubiyah untuk Masa
Kini dan Yang Akan Datang
Shalahuddin al Ayyubi sangat berusaha keras dalam menghadapi
perang salib, dan dalam membentengi umat Islam dari kristenisasi.
Misalnya memberi sumber untuk pembangunan masjid, pembuatan sekolah gratis
kepada siswa muslim yang tidak mampu, dan pemberian sandang pangan bekas namun
masih layak pakai. Sikap seorang negarawan yang tegas dan berani sepertinya
patut dicontoh apalagi pada saat sekarang ini yang lebih mementingkan
kepentingan pribadi daripada kepentingan bersama. Seperti sikap tegas
Shalahuddin yang langsung mencopot jabatan para amir yang lemah di mana
keberadaan mereka justru mengganggu gerakan jihad yang mulai digelar olehnya,
para aparatur yang melakukan korupsi, dan yang bersekongkol dengan penjahat dan
perampok. Rasa yang sangat mengutamakan pendidikan dan pengetahuan juga penting
untuk dilanjutkan pada setiap generasi. Karena ilmu dan pendidikan merupakan
modal utama untuk menjaga dan mempertahankan kebudayaan atau peradaban Islam.
Ilmu juga mendapat tempat yang sama pentingnya dengan agama, yaitu untuk
mengetahui ajaran-ajaran agama dan hukum-hukum Islam.
Melihat perjuangan yang sangat heroik dari
Shalahuddin al Ayyubi, hendaklah
kita berusaha dengan tekad dan kuat dalam mensyiarkan agama Islam agar upaya
kristenisasi tidak akan berkembang lagi, dan Islam juga tetap konsisten di
zaman yang sudah modern sekarang. Sebaliknya, kehidupan
umat manusia saat ini justru hawa nafsu lebih mendonasi ketimbang moral dan
akal. Peran dalam bentuk non fisik inilah apalagi di tengah perkembangan
globalisasi saat ini, yang terkadang memperlemah semangat keimanan umat Islam. Maka
dari itu, sebagai langkah awal yang sederhana peringatan maulid Nabi Muhammad SAW
menjadi sangat penting.
E. Meneladani
Sikap Keperwiraan Shalahuddin al-Ayyubi
Shalahudin al Ayyubi adalah seorang
muslim yang tahu akan agamanya dan kosekuen dengannya. Ia tahu hak tanah airnya
kemudian mempertahankannya. Ia tahu hak-hak saudaranya kaum Muslimin kemudian
menunaikan hak-hak tersebut dengan sebaik-baiknya. Shalahudin al Ayyubi juga merupakan
panglima perang Muslim yang dihormati kawan dan dikagumi lawan karena akhlaknya
dan tindakannya yang tangguh tetapi tetap mengakui hak asasi manusia dalam
setiap peperangan yang dilakukannya. Sikap keperwiraan Shalahudin al Ayyubi
lainnya yang baik dicontoh adalah:
1. Membela
agama dan rakyat
2. Memadamkan
pemberontakan
3. Menghadapi
tentara salib
4. Mempertahankan
agama dan negara
Beliau
juga sosok yang memiliki toleransi tinggi terhadap umat beragama, seperti
contohnya:
1. Ketika
beliau menguasai Iskandariyah, ia tetap mengunjungi orang-orang kristen
2.
Ketika perdamaian dengan tentara salib
tercapai, beliau masih mengizinkan orang-orang kristen berziarah ke Baitul
Maqdis.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Shalahudin Yusuf
al-Ayyubi adalah Pendiri Dinasti Ayyubiyah (567 –
648 H / 1171 – 1250 M) yang berdiri di atas sisa-sisa Dinasti Fatimiyah di
Mesir yang bercorak Syi’i dan ia ingin mengembalikannya ke faham
sunni
Ahlu
Sunnah wal Jama’ah. Shalahudin mengadakan
serangan ke Mesir untuk segera mengambil alih Mesir dari kekuasaan Fatimiyah
yang jelas tidak akan mampu mempertahankan diri dari serangan Tentara Salib.
2. Dinasti Ayyubiyah mencapai kemajuan yang gemilang mencakup di
berbagai bidang, yaitu: bidang arsitektur dan pendidikan, bidang filsafat dan
keilmuan, bidang industri, perdagangan, dan militer.
3. Shalahudin al-Ayyubi sangat
memperhatikan pendidikan dan pengetahuan. Sehingga bermunculan tokoh-tokoh
ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu seperti ilmu Fiqih, kedokteran, filsafat,
bahasa, sejarah, dan lain-lain.
4. Sikap
tegas Shalahuddin yang langsung mencopot jabatan para amir yang lemah di mana
keberadaan mereka justru mengganggu gerakan jihad yang mulai digelar olehnya,
para aparatur yang melakukan korupsi, dan yang bersekongkol dengan penjahat dan
perampok.
5. Shalahudin al Ayyubi adalah seorang muslim yang tahu akan agamanya
dan kosekuen dengannya, tahu hak-hak saudaranya kaum Muslimin kemudian
menunaikannya, dan hak tanah airnya
kemudian mempertahankannya.
B. Saran
Demikianlah makalah
yang telah saya susun tentunya dalam hal ini masih banyak kekurangan, saya
harap makalah ini dapat menambah wawasan. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang konstruktif sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah yang selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Mubarok, Jaih.
2004. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Bani Kuraisy.
Sayyid,
Al-Wakil. 1998. Wajah Dunia Islam. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
Yatim,
Badri. 2003. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.http://zudi-pranata.blogspot.com/2013/03/perkembangan-islam-pada-masa-dinasti-al.html