Monday, December 30, 2013

Makalah Akuntansi - Audit Kecurangan

Share On:



 
A.     LATAR BELAKANG
Kasus kecurangan menjadi perhatian auditor karena dewasa ini menjadi perhatian semua orang akibat terjadinya kasus Enron dan WorldCom di Amerika Serikat yang memaksa dibubarkannya salah satu kantor akuntan besar di sana, di samping menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi para investor kedua perusahaan tersebut.
Laporan dari Badan Pemeriksa Keuangan Amerika Serikat serta dari Asosiasi Peng-uji Kecurangan (Certified Fraud Examiner) juga mengemukakan hal serupa tentang banyaknya kasus kecurangan yang terjadi dan besarnya kerugian yang dialami, baik pada perusahaan yang tertutup maupun perusahaan yang sahamnya diperjual-belikan di pasar bursa, serta baik pada perusahaan yang bermotifkan laba maupun organisasi nirlaba.
Kasus kecurangan klasik yang terjadi menggambarkan bahwa kecurangan laporan keuangan bukanlah hal baru. Dengan munculnya skandal tersebut, profesi auditor merespons dengan menerapkan standar formal pertama untuk prosedur pengauditan. Standar-standar tersebut mengharuskan adanya konfirmasi atas piutang dan pengamatan fisik persediaan, prosedur yang sekarang ini sudah menjadi standar, ditambah dengan panduan mengenai tanggung jawa auditor untuk mendeteksi kecurangan.
Oleh karena itu, sangat penting mengetahui kecurangan audit maka disini kami akan membahas mengenai tanggung jawab auditor dalam melakukan penilaian risiko kecurangan dan mendeteksi salah saji material yang disebabkan oleh kecurangan, dan bagian-bagian utama risiko audit, serta pengendalian-pengendalian yang dilakukan untuk mencegah kecurangan dan prosedur audit untuk mendeteksi kecurangan.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana definisi audit kecurangan dan membedakan antara kecurangan laporan keuangan dengan penyalahgunaan aset
2.      Bagaimana segitiga kecurangan dan mengidentifikasi kondisi yang menimbulkan terjadinya kecurangan.
3.      Bagaimana tanggung jawab auditor dalam melakukan pengukuran terhadap risiko kecurangan dan mendeteksi salah saji karenakan kecurangan.
4.      Bagaimana tata kelola perusahaan dan factor pengendalian lingkungan yang akan mengurangi risiko kecurangan.
5.      Bagaimana penanganan, bagian-bagian dan mendekteksi risiko-risiko kecurangan serta memahami teknik wawancara dan aktivitas setelah dicurigai terjadinya kecurangan.


C.     TUJUAN PENULISAN
1.      Untuk mengetahui definisi audit kecurangan dan membedakan antara kecurangan laporan keuangan dengan penyalahgunaan asset
2.      Untuk mengetahui segitiga kecurangan dan mengidentifikasi kondisi yang menimbulkan terjadinya kecurangan.
3.      Untuk tanggung jawab auditor dalam melakukan pengukuran terhadp risiko kecurangan dan mendeteksi salah saji karenakan kecurangan.
4.      Untuk mengetahui tata kelola perusahaan dan factor pengendalian lingkungan yang akan mengurangi risiko kecurangan.
5.      Untuk mengetahui penanganan, bagian-bagian dan mendekteksi risiko-risiko kecurangan serta memahami teknik wawancara dan aktivitas setelah dicurigai terjadinya kecurangan.



BAB II
PEMBAHASAN

Kecurangan Audit adalah upaya untuk mendeteksi dan mencegah kecurangan dalam transaksi-transaksi komersial. Sebagaimana juga diakui oleh IAI, kesengajaan sering sulit ditentukan, padahal faktor kesengajaan merupakan kata kunci yang digunakan oleh IAI untuk menentukan apakah suatu kesalahan dianggap sebagai kekeliruan (error) atau kecurangan. Meskipun demikian, adanya fak-tor risiko atau kondisi lain dapat memperingatkan auditor tentang kemungkinan adanya kecurangan antara lain dapat berbentuk sebagai berikut:
1.      Pengendalian intern yang lemah atau diabaikan oleh manajemen.
2.      Kerugian persediaan dalam jumlah yang besar.
3.      Hasil-hasil pemeriksaan auditor intern ataupun auditor ekstern yang diabaikan oleh ma-najemen.
4.      Aktivitas perbankan yang tidak biasa atau aneh.
5.      Pengeluaran untuk biaya atau pembelian dalam jumlah yang besar.
6.      Manajemen didominasi oleh salah seorang atau beberapa orang secara bersama-sama.
7.      Terdapat perputaran pimpinan yang tinggi, atau sering berganti-ganti pimpinan.
8.      Perusahaan mempunyai perjanjian kontrak yang signifikan.
9.      Kompensasi manajemen didasarkan pada kinerja tertulis sehingga membuka peluang bagi manajemen untuk “mengutak-atik” kinerja agar memperoleh bonus atau kompen-sasi yang besar.
10.  Auditor menjumpai adanya ketidakjujuran dari manajemen.
11.  Perusahaan sering berganti-ganti auditor.


A.     JENIS-JENIS KECURANGAN

Sebagai suatu konsep hukum yang luas, kecurangan merupakan setiap ketidakjujuran yang tidak disengaja untuk merampas hak atau kepemilikan orang atau pihak lain.Dalam konteks audit atas laporan keuangan, kekurangan didevenisikan sabagi salah saji dalam laporan keuangan yang dilakukan dengan sengaja.Dua kategori utama kecurangan adalah kecurangan  dalam laporan keuangan dan penyalahgunaan aset.
Kecurangan Dalam Laporan Keuangan
Kecurangan dalam laporan keuangan merupakan salah saji atau penghapusan terhadap jumlah atau pun pengungkapan yang sering dilakukan dengan tujuan untuk mengelabui para pengguna.sebagian besar kasus melibatkan salah saji terhadap jumlah yang dilaporkan dibandingkan terhadap pengungkapan.Sebagai contoh, WorldCom yang dilporkan telah mengapitalisasi jutaan dollar pengeluaran sebgaai aset tetap, yang semestinya harus dibebankan, penghapusan terhadap jumlah yang dilaporkan merupakan kasus yang kurang umum ditemukan,namun sebuah perusahaan dapat melebih sajikan pendapatan dengan menghapus untang utang dagang dan liabilitas lainnya.
Sementara dalam sebagian besar kasus kecurangan dalam laporan keuangan melibatkan suatu usaha untuk melebisajikan pendapatan apakah dengan cara melebih sajikan aset dan pendapatan ataupun dengan menghapus liabilitas dengan menghapus liabilitas dan beban-beban, perusahaan-perusahaan dengan mudah sengaja mengurang sajikan laba.pada perusahan-perusahaan-perusahan nonpublik, hal tersebut mungkin dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi pajak penghasilan.Manajemen laba  (management earning) melibatkan tindakan-tindakan manajemen yang sengaja dilkukan unntuk memenuhi target laba.Perataan laba (income smooting) merupakan salah satu bentuk manajemen laba dimana pendapatan-pendapatandan beban-beban dipindahkan diantara beberapa periode untuk mengurangi fluktasi laba.
Meskipun jarang ditemukan, beberapa kasus penting terkait kecurangan dalam lapoarn keuangan melibatkan pengungkapan yang tidak memadai.sebagai contoh dalam masalah dalam kasus Enron apakah perusahaan telah mengakui kewajiban terhadap perusahaan afiliasi yang dikenal dengan entitas bertujuan khusus (Special purpose entities) secara memadai.
Penyalahgunaan Aset
Penyalahgunaan aset merupakan kecurangan yang melibatkan kecurian atau aset milik entita.Dalam banyak kasus, namun tidak semuanya, jumlah minimal yang terlibat tidak material terhadap laporan keuangan.Namun demikian, pencurian aset perusahaan sering kali menjadi perhatian penting manajemen, tampa melihat tingkat materialitasnya, karena penurian-pencurian kecil dapat dengan mudah menigkat ukuran setiap saat.
            Istilah penyalahgunaan aset sering kali digunakan untuk mengacu pada pencurian yang dlakukan dengan pegawai dan pihak-pihak internal lainnya didalam ssuatu organisasi.Menurut perkiraan Association of Certified fraud examiners rata-rata perusahaan merugi 6 persen dari pendapatannya disebabkan oleh kecurangan, meskipun sebagian besar dari pencurian tersebut melibakan pihak-pihan eksternal, seperti pengutilan yang dilakukan oleh pelanggan dan penipuaan yang dilakukan oleh pemasok. 
            Biasanya pelaku penyalahgunaan aset berada ditingkat hierarki organisasi yang lebih rendah.Namundemikian dalam beberapa kasus penting, manajemen puncak terkadang terlibat dalam pencurian aset perusahaan, karena otoritas manajemen yang lebih besar serta kendali tehadap aset-aset perusahaan, penggalapan yang melibatkan manajemen puncak dapat melibatkan jumlah yang signifikan

B.     KONDISI YANG MENYEBABKAN TERJADINYA KECURANGAN

Terdap tiga kondisi yang menyebabkan terjadinya kecurangan dalam laporan keuangan dan penyalahguanaan aset sebagaimana dijelaskan dalam PSA 70 (SA 316)
1.      Insentif/Tekanan.Manajemen atau pegawai lainnya memiliki insentif atau tekanan untuk melakukan kecurangan.
2.      Kesempatan.Situasi yang memberikan kesempatan bagi manajemen atau pegawai untuk melakukan kecurangan.
3.      Sikap/Rasionalasi.adanya suatu sikap, karakter, atau seperangkat nilai-nilai etika yang memungkan manajemen atau pegawai untuk melakukan tindakan yang tidak jujur, atau mereka berada dalam suatu lingkungan yang memberikan mereka tekanan yang cukup besar sehingga menyebabkan mereka membenarkan melakukan perilaku yang tidak jujur tersebut.

fraud-risk2

Faktor-faktor Risiko untuk Kecurangan dalam Laporan Keuangan
Sebuah pertimbangan penting bagi auditor dalam membongkar kecurangan adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan risikokecurangan.faktor risiko kecurangan untuk setiap kondisi kecurangan dalam laporan keuangan.dalyang sama am segitiga kecurangan  dalam laporan keuangan dan penyalahgunaan aset memiliki tiga kondisi yang sama namun faktor risikonya berbeda.
Insentif/Tekanan Sebuah insentif yang umum bagi perusahaan untuk memanipulasi laporan keuangan adalah adanya penurunan dalam prospek keuangan perusahaan Sebagai contoh, penurunan dalam laba dapat mengancam kemampuaan perusahaan dalam mendapatkan pendanaan.
Kesempatan Meskipun laporan keuangan dari semua perusahaan potensial dapat terjadi manipulasi, risiko menjadi lebih besar untuk perusahaan yang bergerak dalam industri yang melibatkan penilaian subjektif dan estimasi yang signifikan.sebagai contoh, terdapat kemungkinan salah saji dalam persediaan dalam perusahaan-perusahaan memilki persediaan yang terletak dibeberapa tempat yang berbeda.
Penggantian pegawai dibagian akuntansi atau kelemahan lainnya dalam proses akuntansi dan informasi dapat menyebabkan munculnya kesempatan terjadinya salah saji.banyak kasus dalam laporan keuangan yang disebabkan oleh komite audit dan dewak direksi yang tidak efektif dalam melakukan pengawasan terhadap pelaporan keuangan.
Sikap/Rasionalisasi sikap manajemen puncak terhadap laporan keuangan merupakan faktor risiko penting dalam menilai kemungkinan adanya kecurangan dalam laporan keuangan.Jiko CEO atau manajer puncak menunjukkan dominasi terhadap proses penyusunan laporan keuangan, seperti terus menerus mengeluarkan proyeksi yang terlalu optimi, atau mereka terlalu khawatir untuk memenuhi proksi laba para analisis pasar, kemungkinan terjadi kecurangan  dalam laporan keuangan menjadilebuh besar.
Faktor-faktor Risiko untuk Penyalahgunaan Aset
Tiga kondisi yang sama juga berlaku untuk penyalahgunaan aset.namun demikian, dalam melakukan penilaian risiko, penekanan yang lebih besar diberikan insentif dan kesempatan pribadi untuk melakukan penilaian risiko, pen dekanan yang lebih besar dibrikan insentif dan kesempatan pribadi untuk melakukan pencurian.
Insentif/tekanan Tekanan keuangan merupakan insentif umum bagi pegawai yang menyalahgunakan aset.pegawai yang memiliki utang yang sangat besar, atau mereka yang terlibat dalam masalah kecanduan narkotika dan perjadian, dapat mencuri untuk memenuhi  kebutuhan pribadi mereka.
Kesempatan Kesempatan untuk melakukan pencurian ada pada semua perusahaan.Namun,Kesempatan tersebut lebih besar pada perusahaan yang akses  terhadap kasnya sangat mudah, atau pada perusahaan yang memilki persediaan atau aset berharga lainnya.Khususnya jika ukuran aset tersebut kecil dan mudah dipindah-pindah sebagai contoh,kasino-kasino yang menangani jumlah besar uang kas dengan pencatatan informasi yang sangat kecil atas penerimaan kas.
Kelemahan dalam pengendalian internal menciptakan kesempatan terjadinya pencurian, pemisahan tugas yang tidak yang memadai hampir dipastikan menjadi liseni bagi para pegawai untuk melakukan pencuriaan.Jika para karyawan menangani atau bahkan memiliki akses sementara terhadap aset dan juga melakukan pembukuan untuk aset tersebut, maka muncul potensi terjadinya pencurian.
Kecurangan menjadi lebih besar di perusahaan yang lebih kecil dan organisasi nirlaba karena lebih sulit bagi entitas tersebut untuk melakukan pemisahan tugas .Namun demikian, bahkan perusahaan yang lebih besar pun dapat tidak melakukan pemisahan tugas yang memadai dibagian-bagian penting.
Sikap/Rasionalisasi Sikap manajemen terhadap pengendalian dan kode etik dapat menyebabkan para kayawan dan manajer membenarkan pencurian terhadap aset.Jika manjemen mencurangi para pelanggannya dan menetapkan harga yang sangat tinggi untuk barang-barang atau terlibat dalam taktik penjualan bertekanan tinggi, para pegawai dapat merasa bahwa mereka juga dibenarkan untuk memmbuat serupa dengan memalsukan pengeluaran atau memalsukan laporan keuangan waktu kinerja
Fraud Triangle
Faktor resiko untuk kecurangan pelaporan keuangan
Faktor resiko penyalah gunaan Aktiva
Insentif / Tekanan
-         Stabilitasi keuangan atau profitabilitas teranacam oleh kondisi ekonomi,industri dan persaingan
   ccontoh : penurunan permintaan    pelanggan yang signifikan
-      Kewajiban keuangan pribadi menciptakan tekanan
-      Hubungan buruk antara management dan pegawai
Kesempatan
-         Estimasi akuntansi yang signifikan
-         Ketidak efektipan komite audit dalam mengawasi pelaporan keuangan
-         Staf akuntansi, IT yang sering berganti atau tidak efektif
-      Adanya jumlah kas yang besar ditangan atau ditempat kasir
-      Pengdalian internal yang tidak memadai
Sikap / Rasionalisasi
-         Komunikasi yang tidak tepat
-         Sejarah pelanggaran hukum securitas
-         Kebiasaan management membuat peramalan
-        Meremehkan pengendalian internal
-        Meremehkan pemantauan


C.     MENGUKUR RISIKO KECURANGAN
PSA 70 memberikan paduan kepada auditor dalam mengukur risiko kecurangan. Auditor harus menjaga suatu tingkat skeptisme professional ketika mereka mempertimbangkan informasi yang luas termasuk faktor-faktor risiko kecurangan, untuk mengedintifikasi dan menghadapi risiko kecurangan.
Skeptisme Profesional
PSA 04 (SA230) menyatakan bahwa, dalam melaksanakan skeptisme professional, seorang auditor” tidak menganggap bahwamanajemen tidak jujur maupun tidak menganggap kejujuran manajemen dipertanyakan”. Dalam praktinya, menjaga sikap skeptisme professional dapat menjadi sulit, karena meskipun beberapa contoh kasus kecurangan dalam laporan keuangan tingkat tinggi, kecurangan material jarang terjadi dibandingkan dengan jumlah audit atas laporan keuangan yang di lakukan setiap tahun. Sebagian besar auditor tidak akan pernah menemukan kecurangan material sepanjang akhir mereka.
Berfikir kritis PSA 07 menekankan pertimbangan atas kecurangan klien untuk melakukan kecurangan, tampa mempertimbangkan keyakinan auditor mengenai kemungkinan terjadinya kecurangan serta kejujuran dan integrasi manajeman. Selama merancang audit dalam setiap pengauditan ,tim kerja harus  membahas kebutuhan untuk menjaga pikiran kritis disepanjang pengauditan untuk mengidentifikasi risiko-risiko kecurangan dan secara kritis mengevaluasi bukti-bukti audit
Evaluasi Kritis atas Bukti Audit Terhadap informasi yang ditemukan atau kondisi –kondisi lainya yang mengindikasikan adanya salah saji material yang disebabkan oleh kecurangan mungkin telah terjadi, auditor harus meninvestogasi masalah-masalah yang ada secara menyeluruh, mendapatkan bukti tambahan jika diperlukan, dan berkonsultasi dengan anggota tim lainnya. Auditor harus berhati-hati tidak membenarkan atau mengasumsikan suatu salah saji merupakan suatu insiden yang terpisah.Sebagai contoh katakanlah seorang auditor menemukan adanya penjualan ditahun berjalan yang seharusnya secara tepat diakui sebagai penjualan pada tahun berikutnya.
Sumber-Sumber Informasi  Untuk Mengukur Risiko Kecurangan
     Lima sumber kecurangan untuk mengukur risiko kecurangan adalah sebagai berikut :
Komunikasi  Antara Sesama Tim Audit PSA 70 mengharuskan tim audit untuk melakukan diskusi untuk berbagai pemahaman dari anggota tim audit lebih berpengalam dan untuk “urun rembung”ide-ide yang menyangkut hal berikut.
1.      Bagaimana dan kapan mereka yakin bahwa laporan keuangan entitas tidak dicurigai terdapat salah saji yang disebabkan oleh kecurangan. Hal ini juga termasuk pertimbangan atas faktor internal dan eksternal yang diketahui memengaruhi entitas yang mungkin akan
·        menciptakan ensentif atau tekanan bagi manajemen untuk melakukan kecurangan.
·        memberiakn kesempatan untuk dilakukanya tidak kecurangan
·        mengindikasikan budaya atau lingkunganya yang membuat manajemen membenarkan tindakan –tindakan kecurangan.
2.      Bagaimana manajemen dapat melakukan dan menutupi kecurangan dalam laporan keuangan
3.      Bagaimana setiap orang dapat menyalahsajikan asset entitas tersebut.
4.      Bagaimana auditor dapat menyikapi kemungkinan adanya salah saji dalam laporan keuangan yang disebabkan oleh kecurangan.
Tanya Jawab dengan ManajemenPSA 70 Mengharuskan auditor untuk membuat Tanya jawab spesifik seputar kecurangan dan setiap pengauditan. Tanya jawab dengan manajemen dan pihak lainya dalam perusahaan memberikan kesempatan bagi para pegawai untuk memberitahukan informasi yang mungkin tidak dapat dikomunikasikan dengan pihak lain, selain itu, jawaban mereka terhadap pertanyaan-pertanyaan auditor sering kali membuka pertanyaan atas kemungkinan adanya kecurangan.
 Tanya jawab auditor terhadap manajemen harus menyatakan apakah manajemen mengetahui setiap kecurangan atau kecurigaan terhadap terjadinya kecurangan di dalam perusahaan. Auditor juga harus menanyakan mengenai proses manajemen dalam mengukur risiko kecurangan, sifat risiko kecurangan yang diidentifikasikan oleh manajemn atau setiap pengendalian internal yang diterapkan untuk mengatasi risiko-risiko tersebut, dan setiap informasi mengenai kecurangan dan pengendalian terkait yang harus dilaporkan oleh manajemen kepada mereka yang bertanggung jawab terhadap tata kelola perusahaan, seperti komite audit.
Komite audit sering kali melakukan peran aktif dalam mengawasi pengukuran risiko kecurangan manajemen serta proses penangananya. PSA 70 mengharuskan auditor untuk melakukan Tanya jawab dengan komite audit atau pihak lain yang bertanggung jawab terhadap tata kelola perusahaan mengenai pandangan mereka terhadap risiko kecurangan dan apakah mereka mengetahui setiap kecurangan atau kecurigaan atau kecurigaan telah terjandinya kecurangan.
Faktor –Faktor Risiko PSA 70 Mengharuskan auditor untuk mengevaluasi apakah faktor-faktor risiko kecurangan mengidentifikasi adanya insentif atau tekanan untuk melakukan kecurangan, kesempatan untuk melakukan kecurangan, atau sikap atau rasionalisasi digunakan untuk membenarkan tindakan kjecurangan.
Prosedur Analitis Sebagaimana telh kita bahas pada bab 6, auditor harus melakukan prosedur analitis sepanjang fase perencanaan dan penyelesaiaan audit untuk membantu mengidentifikasi transaksi-transaksi atau kejadiaan- kejadian  yang tidak biasa yang dapat mengindentifikasikan salah saji material dalam laporan keuangan. Ketiaka hasil prosedur analitis berbeda dengan ekspektasi auditor, auditor harus mengevaluasi hasil tersebut beserta informasi lain yang didapatkan terkait dengan kemungkinan adanya kecurangan atau menentukan apakah risiko kecurangan meningkat.
Informasi lainya Auditor harus mempertimbamgkan semua informasi yang telah mereka dapatkan dalam setiap fase atau bagian pengauditan ketika mereka mengukur risiko kecurangan. Banyak prosedur pengukuran risiko yang dilakukan auditor disepanjang fase perencanaan untuk mengukur salah sajimaterial yang dapat mengindikasikan adanya peningkatan risiko kecurangan. Sebagai contoh informasi mengenai integritas dan kejujuran manajemen yang didapatkan selama melakukan prosedur penerimaan klien, Tanya jawab dan prosedur analitis yang dilakukan sehubungan dengan penelaahan auditor terhadap laporan keuangan kuartalan klien dan informasi yang dipertimbangkan dalam mengukur risiko bawaan dan risiko pengendalian dapat mengarahkan perhatiaan auditor terhadap kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan yang disebabkan oleh kecurangan.
Mendokumentasiakn Hasil Pengujian Kecurangan
PSA 70 Mengharuskan auditor mendokumentasikan hal-hal berukut yang terkait dengan pertimbangan auditor terhadap salah saji material yang disebabkan oleh kecurangan.
·        Diskusi dengan sesame personel tim kerja dalam perencanaan audit mengenai kecurigaan terhadap adanya salah saji material dalam laporan keuangan entitas yang disebabkan oleh kecurangan .
·        Prosedur yang dilakukan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk mengindentifikasi dan mengukur risiko kecurangan material.
·        Risiko spesifik dalam kecurangan material yang telah diindentifikasi, dan deskripsi respons auditor terhadap risiko-risiko tersebut.
·        Alasan-alasan yang mendukug suatu kesimpulan tersebut bukan merupakan risiko yang signifikan pengakuan pendapatan material yang tidak tepat.
·        Hasil dari prosedur yang dijalankan untuk mengatasi risiko dominasi pengendalian oleh manajemen.
·        Kondisi-kondisi lain serta hubungan analitis yang mengindikasikan bahwa prosedur audit atau tambahan atau penanganan lainya diperlukan, dan tindakan-tindakan tersebut adalah dijalankan oleh auditor.
·        Sifat komunikasi mengenai kecurangan yang dilakukan dengan manajemen komite audit atau lainya

D.    PENGAWASAN TATA KELOLA PERUSAHAAN UNTUK MENGURANGI RISIKO KECURANGAN

Manajemen bertanggung jawab untuk menerapkan tata kelola perusahaan dan prosedur pengendalian untuk meminimalisasikan risiko kecurangan, yang dapat dikurangi melalui kombinasi antara tindakan pencegahan, yang dapat dikurangi melalui kombinasi antara tindakan pencegahan, antisipasi dan pendeteksiaan. Karena kolusi dan dokumentasi palsu menjadikan deteksi kecurangan menjadi lebih sulit sehinggasering kali lebih efektif dan lebih efesien bagi perusahaan untuk memfokuskan bagi pencegahan dan pengantisipasian kecurangan.
   Untuk membantu manajemen dan direksi dalam menjalankan usaha-usaha antikecurangan.AICPA, bekerja sama dengan beberapa organisasi profesi, terkait menerbitkan program dan pen gendalian bagi manajemen: panduan untuk membantu mencegah, mengantisipasi, mendeteksi kecurangan, paduan tersebut mengidentifikasi tiga elemen berikut untuk mencegah mengantisipasi dan mendeteksim kecurangan.
1.      Budaya kejujuran dan etika yang bernilai tinggi.
2.      Tanggung jawab manajemen untuk mengevaluasi risiko-risiko kecurangan .
3.      Pengawasan dari komite audit.
Budaya kejujuran dan Etika Bernilai Tinggi
Riset menunjukkan bahwa cara yang paling efektif untuk mencegah kecurangan dan pengantisipasiaanya adalah dengan menerapkan program-program dan pengendalian –pengendalian anti kecurangan yang berdasarkan pada nilai-nilai utama yang dianut oleh perusahaan. Nilai-nilai tersebut menciptakan suatu lingkungan yang mendorong dilakukanya perilaku dan ekspektasi yang berlaku bahwa para pegawai dapat menggunakannya untuk memandu tindakan-tindakan mereka. Nilai-nilai tersebut membantu menciptakan suatu budaya kejujuran dan etika yang menjadi dasr yang bertanggung jawab kerja bagi para pegawai. Menciptakan suatu budaya kejujuran dan etika yang bernilai tinggi yang mencakup enam elemen berikut ini:
Teladan dari PimpinanManajemen dan dewan direksi bertanggung jawab unntuk memeberikan teladan dalam perilaku yang beretika dalam perusahaan. Kejujuran dan integritas manajemen mendorong kejujuran dan integritas pada seluruh pegawai dalam integritas pada seluruh pegawai dalam organisasi tersebut. Manajemen tidak dapat bertindak dalam suatu cara tertentu dan berharap bawahannya berperilaku yang berbeda dari yang di contohkan. Melalui tindakan dan komunikasinya, manajamen dapat menunjukkan bahwa perilaku tidak jujur dan tidak etis tidak dapat di terima, meskipun menguntungkan bagi perusahaan.
Menciptakan lingkungan kerja yang positif penilaian menunjukkan bahwa perbuatan salah lebih jarang terjadi ketika para pegawai memiliki perasaan positif mengenai pemberi kerjanya dibandingkan ketika mereka merasa bahwa mereka teraniaya, terancam atau terabaikan. Lingkungan kerja yang positif dapat menciptakan moral pegawai yang lebih baik, yang akan mengurangi kemungkinan para pegawai untuk melakukan kecurangan terhadap perusahaan.
Para pegawai juga harus bisa mendapatkan nasihat secara internal sebelum mereka mengambil keputusan-keputusan yang memiliki implikasi hukum atau etika. Banyak organisasi yang memiliki suatu proses pengduan bagi para pegawai untuk melaporkan perbauatan salah yang telah terjadi atau kecurigaan telah terjadinya kecurangan atau potensi pelanggaran atas kode etik atau kebijakan etik. Beberapa organisasi bahkan memiliki saluran tefon yang di pimpin atau di awasi oleh seorang petugas etika atau individu yang di percaya untuk menyelidiki dan melaporkan tindak kecurangan tau pelanggaran hukum.
Mempekerjakan dan mempromosikan pegawai yang tepat kisah sebelumnya menggambarkan risiko-risiko pegawai yang tidak jujur di pekerjakan. Agar berhasil mencegah kecurangan, perusahaan yang telah berjalan dengan baik harus menerapkan kebijakan pemilihan yang efektif untuk mengurangi kemungkinan mempekerjakan dan mempromosikan orang-orang yang memiliki tingkat kejujuran yang rendah. Khususnya untuk mereka yang memegang posisi-posisi penting . kebijakan tersebut dapat mencakup pengecekan terhadap latar belakang kandidat yang akan di pekerjakan atau yang akan di promosikan untuk posisi-penting.
Pelatihan semua pegawai baru harus terlebih dahulu di latih tentang ekspektasi perusahaan terhadap perilaku etika para pegawainya. Harus di ajarkan bahwa mereka harus mengemudikasikan adanya tindakan kecurangan yang terjadi atau di curigaitelah terjadi atau cara yang tepat untuk mengomunikasikanya. Selain itu pelatihan  mengenai kewaspadaan terhadap kecurangan terhadap kewaspadaan terhadap kecurangan yang harus disesuaikan dengan tanggung jawab ekspesifik pegawai, misalnya pelatihan yang berbeda dengan agen-agen pembelian dan penjualan.
Konfirmasi sebagian besar perusahaan mengharuskan pegawainya untuk secara periodik mengkonfirmasikan tanggung jawab mereka untuk memenuhi kode etik. Para pegawai diminta untuk membuat pernyataan bahwa mereka memahami ekspektasi perusahaan dan telah memntuhi kode etik, serta bahwa mereka mewaspadai setiap bentuk pelanggaran. Konfirmasi tersebut membantu penegakan kode etik dan juga membantu mencegah para pegawai untuk melakukan kecurangan atau pelanggaran etika lainnya. Dengan menindaklanjuti pengakuan-pengakuan dan tidak adanya balasan, maka auditor internal atau lainnya dapat mengungkap masalah-masalah penting.
Disiplin para pegawai harus mengetahui bahwa mereka harus bertanggung jawab jika mereka tidak mematuhi kode etik perusahaan. Pemberian hukuman atas pelanggaran kode etik, tanpa mempertimbangkan jenjang pegawai yang melakukan tindakan tersebut, memberikan pesan yang jelas pada semua pegawai bahwa kepatuhan terhadap kode etik dan standar etika lainnya sangat penting dan di harapkan. Penyelidikan yang menjadi alat pencegah kecurangan yang efektif.
Tanggung jawab manajemen untuk mengevaluasi risiko-risiko kecurangan
kecurangan tidak dapat terjadi tanpa adanya kesempatan yang terbuka untuk melakukan dan menutupi tindakan tersebut. Manajemen bertanggung jawab untuk mengidentifikasi dan mengatur risiko kecurangan, menjalankan langkah-langkah untuk mengurangi risiko-risiko yang terindentifikasi, dan mengawasi pengembalian internal yang dapat mencegah dan mendeteksi kecurangan.
Mengidentifikasi dan mengukur risiko kecurangan pengawasan terhadap kecurangan yang efektif di mulai dengan kesadaran manajemen bahwa kecurangan mungkin terjadi dan hampir setiap pegawai mampu melakukan tindakan yang tidak jujur pada kondisi lingkungan uang normal. Kesadaran ini meningkatkan kemungkinan bahwa program-program dan pengendalian untuk mencegah, mengantisipasi faktor-faktor yang dapat menimbulkan terjadinya kecurangan dalam suatu organisasi yang harus di pertimbangkan oleh manajemen.
Menangani risiko kecurangan manajemen bertanggung jawab dalam merancang dan menerapkan program-program dan pengendalian-pengendalian untuk menangani risiko-risiko kecurangan, dan tersebut dapat mengubah aktifitas dan proses bisnis yang rentang terhadap terjadinya kecurangan, untuk mengurangi insentif dan kesempatan terjadinya kecurangan. Sebagai contoh, manajemen dapat mengalihkan beberapa kegiatan operasional seperti pengiriman uang yang di terimah dari penjualan dari personel perusahaan sistem perbangkan otomatis. Program dan pengendalian lainnya dapat di terapkan di tingkat korporasi, seperti pelatihan bagi semua pegawai mengenai risiko kecurangan, dan memperkuat pegai promosi.
Pengawasan dalam program-program dan pengendalian-pengendalian pencegahan kecurangan untuk bagian-bagian yang memiliki risiko kecurangan yang tinggi, manajemen secara berkala harus mengevaluasi apakah program-program dan pengendalian-pengendalian anti kecurangan tel;ah di terapkan dan berjalan secara efektif. Sebagai contoh, penelahaan dan evaluasi manajemen terhadap hasil keuangan unit-unit operasi atau anak-anak perusahaan meningkatkan kemungkinan bahwa hasil-hasil yang telah di manipulasi akan terdeteksi.


Pengawasan dari komite audit
Komite audit memiliki tanggung jawab utama untuk mengawasi proses penyusunan laporan keuangan dan pengendalian internal organisasi. Dalam menjalankan tanggung jawabnya, komite audit mempertimbangkan kemungkinan manajemen mengabaikan pengendalian internal dan mengawasi proses pengukuran risiko kecurangan, demikian juga dengan program dan pengendalian dan anti kecurangan. Komite audit juga membantu dalam menciptakan suatu” contoh teladan” yang efektif mengenai pentingnya kejujuran dan perilaku beretika dengan tidak memberikan toleransi sama sekali terhadap setiap tindakan kejujuran.
Pengawasan yang di lakukan oleh komite audit juga bertindak sebagai pencegah kecurangan oleh manajemen senior. Sebagai contoh, untuk meningkatkan kemungkinan bahwa setiap usaha yang di lakukan oleh manajemen senior untuk melibatkan para pegawainya dalam melakukan tau menutupi kecurangan dapat segera terungkap, pengawasannya dapat mencakup hal-hal berikut:
·        Pelapran langsung atas temuan-temuan kunci oleh internal audit kepada komite audit.
·        Laporan berkala oleh petugas etika mengenai pengaduannya yang ada.
·        Laporan lainnya mengenai perilaku yang tidak etis atau kecurangan yang dicurigai telah terjadi.
Sebagai bagian dari evaluasi, auditor dapat mempertimbangkan independensi komite audit terhadap manajemen dan tingkat pemahaman antara manajemen dan komite audit mengenai tanggung jawab yang terakhir. Seorang auditor eksternal dapat memperoleh dengan menganati interaksi diantara sesame tim audit, komite audit, dan auditor internal terkait dengan tingkat komitmen komite audit dalam mengawasi proses penyusunan laporan keuangan.



E.     MENGHADAPI RISIKO KECURANGAN

Ketika risiko salah saji material yang disebabkan oleh kecurangan teridentifikasi auditor pertama kali harus membahas temuan-temuan tersebut dengan manajemen serta mendapatkan pandangan manajemen atas potensi kecurangan dan pengendalian yang ada dan dirancang untuk mencegah atau mendeteksi salah saji. Auditor harus mempertimbangkan apakah program dan pengendalian antikecurangan tersebut dapat mengatasi risiko salah saji material yang teridentifikasi yang disebabkan oleh kecurangan atau apakah kelemahan dalam pengendalian telah meningkatkan risiko kecurangan. Respons auditor terhadap risiko kecurangan meliputi hal-hal sebagai berikut :
·        Mengubah keseluruhan pellaksanaan audit
·        Merancang dan melakukan prosedur audit untuk menghadapi risiko kecurangan tersebut.
·        Merancang dan melakukan prosedur-prosedur untuk mengatasi dominasi manajemen terhadap pengendalian.
Mengubah Keseluruhan Pelaksanaan Audit
            Auditor dapat memilih dari beberapa respons secara keseluruhan atas meningkatnya risiko kecurangan. Jika risiko salah saji yang disebabkan oleh kecurangan meningkat, lebih banyak personel yang berpengalaman ditugaskan dalam pegauditan. Dalam beberapa kasus, seorang ahli dibidang kecurangan dapat ditugaskan kedalam tim audit.
            Pelaku kecurang sering kali memiliki pengetahuan yang baik dalam prosedur audit. untuk alasan itu, PSA 70 mengharuskan auditor untuk menerapkan rencana audit yang tidak dapat diprediksi. Sebagai contoh, auditor dapat mengunjungi lokasi tempat persediaan berada atau menguji akun-akun yang tidak diuji pada periode audit sebelumnya. Auditor juga harus mempertimbangkan pengujian untuk terkait dengan penyalahgunaan aset, meskipun bila jumlah tersebut biasanya tidak material.
Merancang Dan Melakukan Prosedur Audit Untuk Menghadapi Risiko Kecurangan
            Prosedur audit yang tepat digunakan untuk mengatasi risiko audit spesifik bergantung pada akun yang sedang diaudit dan jenis risiko kecurangan yang teridentifikasi.
            Auditor juga harus mempertimbangkan pilihan manajemen atas prinsip-prinsip akuntansi. Perhatian saksama harus diberikan pada prinsip-prinsip akuntansi yang melibatkan pengukuran-pengukuran subjektif atau transaksi-transaksi yang rumit. Karena auditor meyakini adanya risiko kecurangan dalam pengungkapan pendapatan, mereka juga harus mengevaluasi kebijakan pengakuan pendapatan perusahaan.
Merancang Dan Melakukan Prosedur-Prosedur Untuk Mengatasi Dominasi Manajemen Terhadap Pengendalian
            Risiko dominasi manajemen terhadap pengendalian muncul pada hampir semua pengauditan. Karena manajemen merupakan suatu posisi yang unik untuk melakukan kecurangan dengan menngabaikan pengendalian yang seharusnya berjalan efektif, auditor harus menjalankan prosedur-prosedur dalam setiap pengauditan untuk mengatasi risiko dominasi oleh manajemen. Tiga prosedur berikut harus dijalankan dalam setiap pengauditan.
            Memeriksa ayat-ayat jurnal dan penyesuaian-penyesuaian lainnya sebagai bukti adanya kemungkinan salah saji yang disebabkan oleh kecurangan kecurangan seringkali diakibatkan oleh penyesuaian terhadap jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan, meskipun terdapat pengendalian internal yang efektif di dalam laporan keuangan, meskipun terdapat pengendalian internal yang efektif di sepanjang proses pencatatan. Auditor pertama kali harus mendapatkan pemahaman atas proses pelaporan keuangan entitas, demikian pula halnya dengan pengendalian terhadap ayat-ayat jurnal dan penyesuaian-penyesuaian lainnya, serta menanyakan pada pegawai yang terlibat dalam proses penyusunan laporan keuangan bilamana terdapat ketidaktepatan atau aktivitas yang tidak biasa dalam pemrosesan ayat jurnal dan penyesuaian lainnya. SAS 99 mengharuskan auditor untuk menguji ayat-ayat jurnal dan penyesuaian-penyesuaian laporan keuangan lainnya.
            Menelaah estimasi akuntansi untuk setiap hal yang tidak wajar  kecurangan dalam laporan keuangan sering kali dicapai melalui salah saji yag disengaja dalam estimasi akuntansi. PSA 70 mengharuskan auditor untuk mempertimbangkan potensi ketidakwajaran manajemen ketika menelaah estimasi-estimasi tahun berjalan. Auditor diharuskan untuk “melihat kembali” estimasi-estimasi signifikan pada periode sebelumnya untuk mengidentifikasi setiap perubahan dalam proses perusahaan atau penilaian manajemen dan asumsi-asumsi yang dapat memadai adanya dimasukkan ke dalam kelompoj yang tinggi untuk rentang jumlah yang dapat diterima ditahun sebelumnya dan di kelompok yang rendah di tahu berjalan.
            Mengevaluasi rasionalitas bisnis untuk transaksi-transaksi yang tidak biasa PSA 70 menempatkan fokus yang lebih besar dibandingkan yang sebelumnya diharuskan untuk pemahaman atas dasar rasionalitas bisnis untuk transaksi-transaksi tidak biasa yang signifikan yang mungkin di luar kebiasaan bisnis perusahaan. Auditor harus mendapatkan pemahaman atas tujuan-tujuan dari setiap transaksi yang signifikan untuk menilai apakah transaksi-transaksi tersebut terkait dengan kecurangan dalam laporan keuangan. Sebagai contoh, perusahaan dapat terlibat ddalam transaksi pembiayaan apakah perlakuyan akuntansi untuk setiap transaksi yang tidak biasa sudah tepat dengan kondisi yang ada, dan apakah informasi mengenai transaksi tersebut telah diungkapkan dengan memadai dalam laporan keuangan..
Memutakhirkan Proses Penilaian Risiko
            Penilaian auditor terhadap risiko dalah saji material yang disebabkan oleh kecurangan harus terus berjalan disepanjang pengauditan dan dikoordinasikan dengan prosedur penilaian risiko lainnya. Auditor harus mewaspadai kondisi-kondisi berikut ketika melakukan pengauditan.
1.      Ketidak konsistenan dalam pencatatan akuntansi
2.      Bukti audit yang bermasalah atau hilang
3.      Hubungan yang problematik atau tidak biasa antara auditor dengan manajemen
4.      Hasil dari pengujian substantif atau penelaahan akhir darinprosedur analitis yang mengindikasikan adanya risiko kecurangan yang sebelumnya tidak diketahui.
5.      Jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan di sepanjang pengauditan yang tidak jelas atau tidak masuk akal atau yang menghasilakn bukti yang tidak konsisten dengan bukti lainnya.

F.      BAGIAN-BAGIAN RISIKO KECURANGAN SPESIFIK
Kewaspadaan terhadap adanya tanda-tanda peringatan terjadinya kecurangan dan teknis pendektesian kecurangan lainnya akan meningkatkan kemungkinan auditor dalam mengidentifikasi salah saji yang disebabkan karena kecurangan.
Risiko Kecurangan Dalam Pendapatan Dan Piutang Dagang
Pendapatan dan beberapa akun piutang yang terkait serta akun kas biasanya sangat rentan terhadap manipulasi dan pencurian. Sebuah penelitian yang disponsori oleh committee of sponsoring organization (COSO) menemukan bahwa lebih dari separuh kasus kecurangan dalam laporan keuangan melibatkan akun pendapatan dan piutang dagang.
Risiko kecurangan dalam laporan keuangan untuk akun pendapatan. Ada beberapa alasan mengapa pendapatan rentan terhadap manipulasi. Yang paling penting pendapatan hampir selalu merupakan akun terbesar dalam laporan laba-rugi, sehingga suatu salah saji yang hanya berupa persentase penjualan yang kecil tetap dapat berpengaruh besar terhadap laba. Alasan lain yang menyebabkan pendapatan rentan terhadap manipulasi adalah kesulitan dalam menentukan waktu yang tepat untuk mengakui pendapatan dalam berbagai situasi. Berikut tiga jenis manipulasi pendapatan yang penting.
1.      Pendapatan fiktif
2.      Pengakuan pendapatan yang premature
3.      Manipulasi penyesuaian-penyesuaian pendapatan
Pendapatan fiktif. Bentuk kecurangan pendapatan yang paling fatal melibatkan penciptaan pendaptan-pendapatan aktif. Para pelaku kecuragan sering kali melakukannya dalam jangka waktu yang lama untuk mendukung pendapatan fiktif dan melibatkan para pegawai perusahaan.
Pengakuan pendapatan yang prematur. Perusahaan sering kali  mempercepat waktu pengakuan pendaptan untuk memenuhi proyeksi laba atau penjualan. Pengakuan pendapatan yang premature, pengakuan pendapatan sebelum ketentuan dalam PABU untuk mencatat pendapatan telah terpenuhi, harus dibedakan dari kesalahan karena masalah pisah batas, dimana transaksi-transaksi tersebut tanpa disengaja dicatat dalam periode yang salah.  Salah satu metode kecurangan dalam mempercepat pengakuan pendapatan adalah dengan menagih dan menahan penjualan. Metode lainnya adalah dengan menerbitkan perjanjian tambahan yang memodifikasi syarat transaksi penjualan.
Manipulasi Penyesuaian-Penyesuaian Pendapatan. Penyesuaian terhadap penjualan yang paling umum melibatkan retur penuualan dan pengurangan harga. Sebuah perusahaan dapat menyembunyikan retur penjualan dari auditornya untuk melebihsajikan penjualan bersih dan laba. Perusahaan juga dapat mengurangsajikan beban piutang tak tertagih, sebagian disebabkan karena pertimbangan yang signifikan diperlukan untuk menentukan jumlah yang tepat.
Tanda-tanda peringatan kecurangan dalam pendapatan. Terdapat banyak kemungkinan tanda-tanda peringatan atau tanda-tanda yang mengindikasikan terjadinya kecurangan dalam pendapatan. Dua tanda peringatan yang paling berguna didapatkan dari prosedur analitis dan ketidakcocokan dalam dokumen-dokumen.
Prosedur Analitis.  Prosedur analitis seringkali dapat menandai kecurangan dalam pendapatan, khususnya dari persentase margin kotor dan perputassran piutang dagang. Pendapatan fiktif akan melebihsajikan persentase margin laba dan pengakuan pendapatan yang premature juga melebihsajikan margin laba kotor jika biaya penjualan yang terkait tidak diakui. Penjualan fiktif juga menurunkan perputaran piutang karena penjualan fiktif juga dimasukkan ke dalam piutang tak tertagih.
Ketidakcocokan Dokumen. Meskipun usaha yang terbaik telah dilakukan oleh pelaku kecurangan., transaksi-transaksi fiktif jarang memilki tingkat keandalan bukti yang sama sebagaimana yang dihasilkan dari transaksi-transaksi yang sah. Para auditor harus mewaspadai penandaan dan perubahan yang tidak biasa dalam dokumen-dokumen, dan mereka harus mengandalkan dokumen asli daripada salinan dokumen atau duplikasinya.
Penyalahgunaan Bukti Penerimaan Yang Melibatkan Pendapatan. Meskipun penyalahgunaan bukti penerimaan kas tidak sepenting kecurangan dalam laporan pendapatan, kecurangan semacam itu sangat mahal bagi organisasi karena menyebabkan kerugian langsung terhadap asset-aset organisasi. Jenis penyalahgunaan yang paling umum terhadap kas dengan tidak dicatatnya suatu penjualan yang diiikuti dengan penyesuaian terhadap akun piutang pelanggan untuk menutupi pencurian tersebut.
Tidak Dicatatnya Sebuah Penjualan. Salah satu kecurangan yang paling sulit untuk dideteksi adalah ketika suatu penjualan tidak dicatat dan kas dari penjualan tersebut dicuri. Kecurangan semacam itu lebih mudah terdeteksi ketika barang-barang dikirim untuk para pelanggan yang membeli secara kredit. Menelusuri dokumen pengiriman terhadap terhadap ayat penjualan dalam jurnal penjualan dan akuntansi untuk semua dokumen pengiriman dapat digunakan untuk memverifikasi bahwa semua penjualan telah dicatat.
Pencurian Penerimaan Kas Setelah Sebuah Penjualan Dicatat. Akan menjadi jauh lebih sulit untu menyembunyikan pencuran atas penerimaan kas setelah penjualan dicatat. Jika pembayaran pelanggan dicuri, penagihan regular atas akun-akun yang belum dibayar akan segera membongkar kecurangan. Akibatnya, untuk menyembunyikan pencurian, pelaku kecurangan harus mengurangi akun pelanggan dengan salah satu dari tiga cara berikut.
1.      Mencatat retur penjualan atau pengurangan harga
2.      Menghapus akun piutang pelanggan.
3.      Memasukkan pembayaran dari pelanggan lain ke akun pelanggan yang uangnya ia curi, ynag juga dikenal sebagai lapping.
Tanda-Tanda Peringatan Penyalahgunaan Pendapatan Dan Penerimaan Kas. Pencurian atas penjualan dan penerimaan kas yang terkait yang jumlanya relative kecil dapat dicegah dan deteksi dengan lebih baik oleh pengendalian internal yang dirancang untuk meminimalisasi kesempatan untuk melakukan kecurangan. Untuk mendeteksi kecurangan yang lebih besar, prosedur analitis dan perbandingan – perbandingan lainnya dapat berguna untuk mendeteksi kecurangan tersebut.
Risiko Kecurangan Dalam Persediaan
Persediaan sering kali merupakan akun terbesar pada neraca sebagian besar perusahaan dan auditor seringkali kesulitan untk memverifikasi keberadaan dan penilaian persediaan. Sebagai akibatnya, persediaan sangat rentan terhadap manipulasi yang dilakukan oleh manajer yang ingin mencapai beberapa sasaran dalam laporan keuangan karena persediaan umumnya siap dijual, persediaan juga rentan disalahgunakan.
Risiko Kecurangan Laporan Keuangan Untuk Persediaan. Persediaan fiktif telah menjadi inti masalah dari beberapa kasus kecurangan laporan keuangan penting. Banyak perusahaan besar yang memilki persediaan yang beragam dan dalam jumlah yang sangat banyak yang terletak di beberapa lokasi yang berbeda, yang membuat perusahaan relative mudah untuk menambah persediaan aktif dalam pencatatan akuntansi. Sememtara auditor diharuskan untuk memverifikasi keberadaan fisik persediaan pengujian audit dilakukan berdarkan sampel dan biasanya tidak semua lokasi persediaan diuji.
Tanda-Tanda Peringatan Untuk Kecurangan Dalam Persediaan. Banyak kemungkinan tanda-tanda peringatan atau indicator adanya kecurangan dalam persediaan. Prosedur analitis berguna untuk mendeteksi kecurangan dalam persediaan
Prosedur analitis. Prosedur analitis, khususnya persentasi margin laba kotor dan perputaran persediaan, sering kali melibatkan dalam mengungkap kecurangan dalam persediaan. Persediaan aktif akan mengurangsajikan beban pokok penjualan dan melebihsajikan persentase margin kotor. Persediaan fiktif juga akan menurunkan perputaran persediaan.
Risiko Kecurangan Pada Akun Pembelian Dan Utang Dagang.
Kasus-kasus kecurangan dalam laporan keuangan yang melibatkan utang dagang relative umum meskipun lebih jarang terjadi dibandingkan dengan kecurangan yang melibatkan persediaan atau piutang dagang. Pengurangsajian utang dagang yang disengaja umumnya mengakibatkan kurang saji dalam pembelian dan beban poko penjualan serta lebih saji dalam laba bersih. Penyalahgunaan yang signifikan yang melibatkan pembelian juga dapat terjadi dalam bentuk pembayaran kepada para pemasok fiktif, dan juga pemberian suap atau kesepakatan illegal lainnya dengan para pemasok.
Risiko Kecurangan Laporan Keuangan Untuk Akun Piutang Dagang. Perusahaan-perusahaan dapat terlibat dapat terlibat dalam usaha-usaha yang disengaja untuk mengurangsajikan utang dagang dan melebihsajikan laba. Hal tersebut dapat dicapai dengan tidak mencatat utang dagang hingga periode berikutnya atau dengan mencatat pengurangan fiktif dalam utang dagang. Perusahaan seringkali memilki kesepakatan bisnis yang kompleks dengan para pemasok yang mengakibatkan pengurangan dalam utang dagang mereka karena adanya pengakuan dalam iklan dan penyisihan lainnya.
Penyalahgunaan Dalam Siklus Perolehan Dan Pembayaran. Kecurangan yang paling umum dalam bagian perolehan adalah bagi sang pelaku untuk mengeluarkan pembayaran-pembayaran kepada pemasok fiktif dan menyimpan kas di rekening fiktif. Kecurangan semacam itu dapat dicegah dengan membuat pembayaran hanya dilakukan pada pemasok resmi dan memeriksa dokumentasi-dokumentasi yang mendukung pembelian tersebut dengan seksama oleh personel yang memilki otoritas sebelum pembayaran dilakukan.
Bagian-Bagian Risiko Kecurangan Lainnya
Meskipun beberapa akun lebih rentan dibandingkan dengan yang lainnya, hampir dapat terjadi manipulasi pada setiap akun. Beberapa akun lainnya yang memiliki risiko kecurangan spesifik dalam laporan keuangan atau penyalahgunaan asset.
Asset Tetap. Asset tetap, sebua akun neraca yang besar bagi banyak perusahaan, sering kali berdasarkan pada penilaian yang ditentukan secara subjektif. Akibatnya, asset tetap dapat menjadi target manipulasi, khusunya bagi perusahaan-perusahaan yang tidak memilki persediaan atau piutang yang material. Untuk mengurang potensi pencurian, asset tetap harus dilindungi secara fisik jika kemungkinan, diberi tanda, atau diberi label permanen dan harus dicek keberadaannya secara berkala.
Beban Gaji. Gaji biasanya jarang menjadi bagian risiko yang signifikan pada kecurangan dalam laporan keuangan . meski demkian, perusahaan dapat mengurangsajikan persediaan dan laba bersih dengan mencatat biaya upah karyawan yang berlebihan dalam persediaan. Kecurangan dalam gaji yang melibatkan pencurian asset tidak terlalu banyak ditemukan, namun jumalah yang terlibat seringkali material. Dua bagian umum yang biasanya terjadi kecurangan adalah diciptakannya pegawai-pegawai fiktif dan lebih saji dalam jumlah jam kerja setiap karyawan.



G.    TANGGUNG JAWAB KETIKA KECURANGAN DICURIGAI TELAH TERJADI
Sebagaimana telah diperkirakan sebelumnya, lebih banyak kecurangan yang terdeteksi oleh pengendalian internal atau fungsi internal audit dibandingkan oleh auditor eksternal
Merespons salah saji yang mungkin disebabkan oleh kecurangan
            Sepanjang pengauditan, auditor terus menerus mengevaluasi apakah bukti-bukti yang didapatkan dan pengamatan-pengamatan lainnya mengindikasikan adanya salah saji material yang disebabkan oleh kecurangan. Semua salah saji yang ditemukan auditor selama melakukan auditor harus diidentifikasi ada tidaknya indikasi kecurangan. Ketika dicurigai terjadi kesalahan, auditor mendapatkan informasi tambahan untuk menentukan apakah kecurangan benar-benar telah terjadi.
            Jenis tekhnik-tekhnik wawancara tanya jawab dapat menjadi teknik pengumpulan bukti audit yang efektif. Wawancara memungkinkan auditor untuk mengklarisifikasi masalah-masalah yang dihilangkan dari dokumentasi atau konfirmasi. Auditor juga dapat memodifikasi pertanyaan-pertanyaan selama melakukan wawancara berdasarkan respons dari orang yang diwawancara.
            Tanya jawab sebagai suatu bukti audit juga harus disesuaikan dengan tujuan penggunaannya. Tergantung pada tujuannya, auditor dapat menanyakan beberapa pertanyaan yang berbeda dan mengubah nada pertanyaan.
            Tanya jawab informal auditor melakukan tanya jawab informal untuk mendapatkan informasi mengenai fakta-fakta dan rincian yang tidak didapatkan auditor. Biasanya auditor menginginkan informasi dari orang yang diwawancara mengenai kejadian atau proses pada periode sebelumnya. Seringkali tanya jawab dilakukan dengan santai,  dengan auditor memberikan pertanyaan-pertanyaan terbuka yang memungkinkan responden memberikan perincian kejadian, proses atau kondisi yang ditanyakan. Auditor sering kali menggunakan tanya jawab informal ketika menindak lanjuti bukti-bukti yang dikumpulkan mengenai program atau pengendalian atau bukti lainnya yang melibatkan salah saji atau kecurangan yang dicurigai untuk diungkapkan dalam pengauditan.
            Tanya jawab evaluasi seorang auditor juga menggunakan tanya jawab untuk mengevaluasi apakah informasi yang telah ia dapatkan sudah tepat, akurat atau benar. auditor menggunakan tanya jawab evaluasi untuk mendukung atau tidak mendukung informasi sebelumnya. Auditor sering kali memulai tanya jawab evaluasi dengan pertanyaan-pertanyaan yang luas dan terbuka yang memungkinkan orang yang diwawancarai meberikan jawaban yang terperinci yang kemudian dapat ditinda lanjuti dengan pertanyaan-pertanyaan yang lebih spesifik.
            Tanya jawab interogratif  kategori tanya jawab ini digunakan ketika auditor ingin mencarai tanggapan dari subjek yang ia wawancarai mengenai pengetahuannya atas kejadian atau kondisi. Tanya jawab introgatif sering kali digunakan untuk menentukan apakah individu tersebut tidak jujur atau dengan sengaja mengahapus fakta-fakta pengetahuan kunci, kejadian atau kondisi yang penting, khususnya ketika auditor mencurigai orang yang diwawancarai tidak jujur atau menutup-nutupi informasi yang sebenarnya. Sering kali tanya jawab yang intrigatif bersifat konfrontatif, dikarenakan subjek yang diwawancarai mungkin defensif, karena mereka menutupi pengetahuan meereka atasa fakta, kejadian, atau kondisi tertentu. Ketika menggunakan tanya jawab yang informatif auditor biasanya menanyakan pertanyaan langsung yang memerluka jawaban “ya” atau “tidak”. Wawancara introgatif biasanya hanya dilakukan oleh anggota senior tim audit yang berpengalaman dan mengetahui masalah yang melibatkan klien tersebut.
            Mengevaluasi respons tanya jawab agar tanya jawab menjadi efektif, seorang auditor harus memiliki keterampilan dalam mendengarkan dan mengevaluasi jawaban dari pertyanyaan-pertanyaan. Biasanya, respons awal dari orang yang diwawancara akan mengabaikan informasi yang berguna. Pertanyaan tindak lanjut yang efektif sering kali mengarahkan pada informasi yang lebih baik untuk menilai apakah kecurangan telah terjadi. Tekhnik mendengarkan serta pengamatan sikap tubuh yang baik akan memperkuat tekhnik wawancara.
            Tekhnik mendengarkan sangat penting bagi auditor untuk menggunakan keterampilan mendengarkan secara efektif di sepanjang wawancara. Auditor harus terus menerus memperhatikan dengan menjaga kontak kontak mata, anggukan persetujuan atau menunjukkan tanda-tanda kepahaman lainnya. Auditor juga harus mencoba untuk menghindari pemikiran-pemikiran yang kaku terhadap informasi yang sedang diberikan. Pendengar yang baik juga memanfaatkan keheningan untuk memikirkan mengenai informasi yang diberikan dan melakukan prioritas atas informasi yang ia dengar.
            Mengamati tanda-tanda perilaku Seorang editor yang terampil dalam menggunakan tanya jawab,akan mengevaluasi respons verbal dan nonverbal dari orang yang ia wawancarai. selain mengamati tanda-tanda verbal,penggunaan wawancara juga memungkinkan auditor untuk mengamati perilaku nonverbal.
Auditor yang kurang berpengalaman harus berhati-hati ketika mereka mulai mengamati perilaku yang tidak biasa,dan mereka mengamati perilaku yang tidak bias,dan mereka harus membahas hal yang menjadi perhatian mereka dengan anggota tim audit senior sebelum melakukan apa pun dalam menggapai perilaku tersebut.
            Tanggung jawab lainnya ketika dicurigai adanya kecurangan Ketika auditor mencurigai bahwa kecurangan mungkin telah terjadi, PSA 70 mengharuskan auditor untuk mendapatkan bukti tambahan untuk apakah kecurangan yang signifikan telah terjadi.
Auditor sering kali menggunakan perangkat lunak audit seperti ACL atau IDEA untuk menentukan apakah kecurangan telah terjadi. sebagai contoh, perangkat lunak dapat di gunakan untuk mencari transaksi-transaksi fiktif dengan mencari nomor duplikat faktur penjualan atau dengan merekonsiliasi basis data faktur penjualan pada basis data dokumen pengiriman,untuk menyakinkan bahwa semua penjualan telah di dukung dengan bukti pengiriman.
Auditor juga menggunakan program kertas kerja dasar seperti excel untuk melakukan prosedur analitis pada beberapa tingkatan. sebagai contoh,penjualan dapat di pisahkan ke dalam beberapa data terpisah berdasarkan lokasi,jenis produk,atau periode waktu(bulanan) untuk prosedur lanjutan.
Auditor juga memperluas prosedur subtantif lainnya untuk mengganti tinggihnya resiko kecurangan. Sebagai contoh, ketika terdapat risiko bahwa syarat penjualan mungkin telah di ubah agar dapat mengakui penjualan sebelum waktunya, auditor dapat memodifikasi permintaan konfirmasi piutang dagang untuk mendapatkan tanggapan yang lebih rinci dari para pelanggan mengenai syarat-syarat tertentu dalam transaksi,seperti pembayaran, pengiriman barang, dan kebijakan pengembalian barang.
Ketika auditor menentukan bahwa kecurangan mungkin telah terjadi, PSA 70 mengharuskan auditor untuk membahas hal tersebut dan juga pendekatan audit yang di gunakan untuk penyelidikan lebih lanjut dengan tingkat manajemen yang tepat, meskipun masalah tersebut di anggap tidak penting.
Terkadang auditor mengidentifikasi risiko salah saji material yang di sebabkan oleh kecurangan yang memiliki implikasi terhadap pengendalian internal dalam beberapa kasus, pertimbangan auditor terhadap program dan pengendalian anti kecurangan-kecurangan yang menyebabkan gagalnya penanganan terhadap risiko kecurangan tersebut. Auditor harus membicarakan hal tersebut dengan manajemen serta dengan mereka yang bertanggung jawab dalam tata kelola perusahaan, seperti komite audit.
Hasil dari prosedur-prosedur yang di jalankan oleh auditor dapat mengindikasikan adanya salah saji yang material yang di sebabkan oleh kecurangan sehingga auditor  harus mempertimbangkan kemungkinan untuk mengundurkan diri dari perikatan.pengunduran diri tersebut dapat bergantung pada integrasi manajemen serta kehati-hatian dan kerja sam manjemen dan dewan direksi dalm menyelidiki potensi kecurangan dan pengambilan tindakan-tindakan yang tepat.


















BAB III
PENUTUP
A.     KESIMPULAN

Kecurangan Audit adalah upaya untuk mendeteksi dan mencegah kecurangan dalam transaksi-transaksi komersial. Sebagaimana juga diakui oleh IAI, kesengajaan sering sulit ditentukan, padahal faktor kesengajaan merupakan kata kunci yang digunakan oleh IAI untuk menentukan apakah suatu kesalahan dianggap sebagai kekeliruan (error) atau kecurangan
Dua kategori utama kecurangan adalah kecurangan  dalam laporan keuangan dan penyalahgunaan aset.  Kecurangan dalam laporan keuangan merupakan salah saji atau penghapusan terhadap jumlah atau pun pengungkapan yang sering dilakukan dengan tujuan untuk mengelabui para pengguna. Penyalahgunaan aset merupakan kecurangan yang melibatkan kecurian atau aset milik entita.Dalam banyak kasus, namun tidak semuanya, jumlah minimal yang terlibat tidak material terhadap laporan keuangan.
Terdap tiga kondisi yang menyebabkan terjadinya kecurangan dalam laporan keuangan dan penyalahguanaan aset sebagaimana dijelaskan dalam PSA 70 (SA 316)
4.      Insentif/Tekanan.Manajemen atau pegawai lainnya memiliki insentif atau tekanan untuk melakukan kecurangan.
5.      Kesempatan.Situasi yang memberikan kesempatan bagi manajemen atau pegawai untuk melakukan kecurangan.
Sikap/Rasionalasi.adanya suatu sikap, karakter, atau seperangkat nilai-nilai etika yang memungkan manajemen atau pegawai untuk melakukan tindakan yang tidak jujur, atau mereka berada dalam suatu lingkungan yang memberikan mereka tekanan yang cukup besar sehingga menyebabkan mereka membenarkan melakukan perilaku yang tidak jujur tersebut.
 Skeptisme ProfesionalPSA 04 (SA230) menyatakan bahwa, dalam melaksanakan skeptisme professional, seorang auditor” tidak menganggap bahwamanajemen tidak jujur maupun tidak menganggap kejujuran manajemen dipertanyakan”.
Berfikir kritis PSA 07 menekankan pertimbangan atas kecurangan klien untuk melakukan kecurangan, tampa mempertimbangkan keyakinan auditor mengenai kemungkinan terjadinya kecurangan serta kejujuran dan integrasi manajemen.
Manajemen bertanggung jawab untuk menerapkan tata kelola perusahaan dan prosedur pengendalian untuk meminimalisasikan risiko kecurangan, yang dapat dikurangi melalui kombinasi antara tindakan pencegahan, yang dapat dikurangi melalui kombinasi antara tindakan pencegahan, antisipasi dan pendeteksiaan. Karena kolusi dan dokumentasi palsu menjadikan deteksi kecurangan menjadi lebih sulit sehinggasering kali lebih efektif dan lebih efesien bagi perusahaan untuk memfokuskan bagi pencegahan dan pengantisipasian kecurangan.
Respons auditor terhadap risiko kecurangan meliputi hal-hal sebagai berikut :
·        Mengubah keseluruhan pellaksanaan audit
·        Merancang dan melakukan prosedur audit untuk menghadapi risiko kecurangan tersebut.
·        Merancang dan melakukan prosedur-prosedur untuk mengatasi dominasi manajemen terhadap pengendalian.
Jenis tekhnik-tekhnik wawancara tanya jawab dapat menjadi teknik pengumpulan bukti audit yang efektif. Wawancara memungkinkan auditor untuk mengklarisifikasi masalah-masalah yang dihilangkan dari dokumentasi atau konfirmasi.
            Tanya jawab informal auditor melakukan tanya jawab informal untuk mendapatkan informasi mengenai fakta-fakta dan rincian yang tidak didapatkan auditor. Biasanya auditor menginginkan informasi dari orang yang diwawancara mengenai kejadian atau proses pada periode sebelumnya.
            Tanya jawab evaluasi seorang auditor juga menggunakan tanya jawab untuk mengevaluasi apakah informasi yang telah ia dapatkan sudah tepat, akurat atau benar. auditor menggunakan tanya jawab evaluasi untuk mendukung atau tidak mendukung informasi sebelumnya
            Tanya jawab interogratif  kategori tanya jawab ini digunakan ketika auditor ingin mencarai tanggapan dari subjek yang ia wawancarai mengenai pengetahuannya atas kejadian atau kondisi.
            Mengevaluasi respons tanya jawab agar tanya jawab menjadi efektif, seorang auditor harus memiliki keterampilan dalam mendengarkan dan mengevaluasi jawaban dari pertyanyaan-pertanyaan.
            Tekhnik mendengarkan sangat penting bagi auditor untuk menggunakan keterampilan mendengarkan secara efektif di sepanjang wawancara. Auditor harus terus menerus memperhatikan dengan menjaga kontak kontak mata, anggukan persetujuan atau menunjukkan tanda-tanda kepahaman lainnya.
            Mengamati tanda-tanda perilaku Seorang editor yang terampil dalam menggunakan tanya jawab,akan mengevaluasi respons verbal dan nonverbal dari orang yang ia wawancarai. selain mengamati tanda-tanda verbal,penggunaan wawancara juga memungkinkan auditor untuk mengamati perilaku nonverbal.
            Tanggung jawab lainnya ketika dicurigai adanya kecurangan Ketika auditor mencurigai bahwa kecurangan mungkin telah terjadi, PSA 70 mengharuskan auditor untuk mendapatkan bukti tambahan untuk apakah kecurangan yang signifikan telah terjadi.



B.     SARAN
Dengan membaca makalah ini, pembaca disarankan agar dapat menambah pengetahuan berkaitan dengan Audit Kecurangan. Tak lupa, kami meminta saran dan kritik atas tulisan kami demi melengkapi dan menjadi bahan pertimbangan pada penulisan-penulisan berikutnya.





















DAFTAR PUSTAKA

Elder.landar J, Beasly. Mark S, Arens. Alfin A, Jusuf. Amir abadi. 2011. Jasa audit dan assurance.Jakarta: Salemba Empat


Newer Post Older Post Home
Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment