Monday, December 30, 2013

Pengendalian internal dan risiko pengendalian

Share On:



A.    TUJUAN PENGENDALIAN INTERNAL
tiga tujuan untuk berikut dalam merancang sistem pengendalian internal.
1.      Keandalan laporan keuangan, sebagaimana telah dibahas pada bab 4 manajeman bertanggung jawab untuk menyusun laporan keuangan bagi para investor, kreditor, dan para pengguna lainya .
2.      Efesiensi dan efektifitas kegiatan operasi. Pengendalian dalam suatu perusahaan akan mendorong `penggunaan sumber daya perusahaan secara efesien dan efektif untuk mengoptimalkan sasaran yang dituju  perusahaan.
3.      Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan, perusahan publik, perusahaan nonpublic, maupun organisasi nirlaba diharuskan untuk memmatuhi beragam ketentuan hukum dan peraturan.

B.     TANGGUNGJAWAB MANAJEMEN DAN AUDITOR DALAM PENGENDALIAN INTERNAL
Tanggung jawab terhadap pengendalian internal berbeda bagi manajemen dan auditor. Manajemen bertanggung jawab untuk menegakkan dan menjaga pengendalian internal entitasnya. Manajemen pada semua perusahaan publik di Amerika serikat juga diharuskan untuk mematuhi pasal 40 untuk laporan yang diterbitkan untuk publik mengenai efektivitas pelaksanaan pengendalian internal tersebut. Sebaiknya tanggung jawab auditor termasuk memehami dan menguji pengendalian internal atas laporan keuangan. Auditor perusahaan publik Ameri serikat juga diharuskan pleh pasa 404 untuk menerbitkan laporan audit terkait dengan penilaian manajemen terhadap pengendalian inteternalnya, termasuk opoini auditor terhadap evektifitas operasional pengendalian tersebut.
Tanggung jawab Manajemen Untuk Menegakkan Pengendalian Internal
Manajemen, bukan auditor yang harus menegakkan dan memelihara pengendalian internal entitasnya, konsep ini konsisten dengan ketentuan bahwa manajemen bukan auditor, yang bertanggung jawab dalam menyusun laporan keuangan sesai dengan BABU. Dua konsep penting yang saling mendasari manajemen dalam  merancang dan menerapkan pengendalian internal –keyakinan yang memadai dan keterbatasan –keterbatasan bawaan.
Keyakian yang memadai Sebuah perusahaan harus menyusun perusahaan pengendalian internal yang mampu memberikan keyakinan yang memadai, bukan absolute, bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar . Pengendalian internal yang dikembangkan oleh manajemen setelah mempertimbangkan manfaat maupun biaya atas pengendalian tersebut. Keyakinan yang memadai hanya akan memeberikan kemungkinan terjadinya salah saji material dengan prbabilitas yang sangat kecil yang tidak dapat dicegah atau tidak terdeteksi dengan tepat waktu oleh pengendalian internal.
Keterbatasan bawaan pengendalian internal tidak mungkin sepenuhnya efektif, tanpa memedulikan kehatia-hatian yang telah dilakukan dalam merancang dan menerapkan pengendalian internal. Meskipun personel yang merancang sistem mampu menyusun suatu pengendalian yang ideal, efektivitasnya akan bergantung pada kompetensi dan ketergantungan orang-orang yang menggunakannya.
Tanggung Jawab Manajemen Di Amerika Serikat Menurut Pasal 404
     Pasal 404 Sarbanax-oxley Act mengharuskan manajemen pada semua perusahaan publik di Amerika Serikat (AS) untuk menerbitkan laporan pengendalian internal yang mencakup dua hal berikut.
Ø  Sebuah pernyataan bahwa manajemen bertanggung jawab untuk menegakkan dan menjaga suatu struktur pengendalian internal yang memadai dan prosedur atas laporan keuangan.
Ø  Suatu penilaian atas efektivitas struktur pengendalian internal maupun prosedur untuk pelaporan keuangan pada saat akhir tahun fisskal perusahaan,
Kerangka pengendalian internal  yang digunakan dihampir seluruyh perusahaaan di AS adalah kerangka terintegrasi pengendalian internal dari Committe Of Sponsoring Organizations Of The Treadway Commission (COSO).
Rancangan pengendalian internal manajemen harus mengevaluasi apakah pengendalian telah dirancang dan dilaksanakan untuk mencegah atau mendeteksi salah saji material dalam laporan keuangan.
Efektivitas pelaksanaan pengendalian sebagai tambahan, manajemen juga harus menguji efektivitas pelaksanaan pengendalian internal. Tujuan pengujian tersebut adalah untuk menetukan apakah pengendalian dijalankan seuai denga rencana dan apakah orang menjalankan pengendalian memiliki otoritas dan kualifikasi yang diperlukan untuk melakukan pengendalian dengan efektif.
Tanggung jawab auditor memahami pengendalian internal
     Mengingat pentingnya memahami pengendalian internal klien, pengetahuan mengenai hal tersebut dimasukkan dalam standar audit yang berlaku umum. Seperti dinyatakan dalam standar audit yang berlaku umum. Seperti dinyatakan dalam standar pekerjaan lapangan kedua standar audit yang berllaku umum bahwa, “auditor harus memperoleh pemahaman yang memadai mengenai pengendalian entitas dan lingkungannya, termasuk pengendalian internalnya, untuk menilai risiko salah saji material dalam laporan keuangan, baik yang disebabkan oleh kesalahan maupun kecurangan dan untuk merancang sifat, waktu dan keluasan prosedur audit lanjutan.”
     Pengendalian terhadap keandalan laporan keuangan untuk memenuhi standar kedua pekerjaan lapangan, fokus utama auditor adalah terhadap pengendalian terkait dengan perhatian utama manajemen atas pengendalian internal, yaitu keandalan laporan keuangan. Laporan keuangan tidak mungkin merefleksikan PABU dengan benar jika pengendalian atas laporan keuangan tidak memadai.
Pengendalian terhadap kelompok-kelompok transaksi auditor lebih  menekankan pada pengendalian internal atas kelompok-kelompok transaksi dibandingkan dengan saldo-saldo akun karena akurasi autput sistem akuntansi  (saldo akun) sangat bergantung pada akurasu input dan pemrosesan (transaksi). Sebagai contoh jika produk dijual, barang terkirimkan, atau harga penjualan perunit salah dalam penagihan pada pelanggan, baik penjualan maupun piutang dagang akan menjadi salah saji. Disisi lai jika pengendalian telah memdai untuk meyakinkan bahwa penagihan, atau penerimaaan kas retur penjualan dan pengurangan harga, dan penghapusan benar. Karena penekanan pada kelompok-kelompok transaksi, auditor umumnya sangat menekankan pada tujuan audit terkait transaksi seperti yang telah dibahas pada bab 4  pengembangan tujuan audit terkait untuk transaksi –transaksi penjualan.
 Meskipun auditor menekankan pada pengendalian terkait transaksi, auditor juga harus mendapatkan pemahaman atas pengendalian terhadap saldo akhir akun serta tujuan pengendalian terhadap saldo akhir akun serta biasanya tidak memiliki pengaruh terhadap dua tujuan audit terkait saldo. Yaitu, niali realisasi serta hak dan kewajiban. Tujuan audit terkait transaksi tersebut juga kemungkinan tidak berpengaruh pada keempat tujuan audit terkait penyajian dan pengungkapan. Auditor kemungkinan akan mengevaluasi secara terpisah apakah manajemen telah menreapkan pengendalian internal untuk masing-masing dari kedua tujuan saldo akun tersebut dan keempat tujuan penyajian dan pengungkapan.

C.    KOMPONEN PENGENDALIAN COSO
Kerangka terintegrasi- pengendalian internal COSO, kerangka pengendalian internal yang paling banyak diterima di AS, menjelaskan lima komponen pengendalian internal yang dirancang dan diterapkan manajemen untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa tujuan-tujuan pengendalian, namun auditor memberikan perhatian utama pada pengendalian yang dirancang untuk mencegah atau mendeteksi salah saji material dalam laporan keuangan. Komponen pengendalian internal COSO terdiri dari hal-hal berikut :
1.      Lingkungan pengendalian
Esensi dari suatu pengendalian internal yang efektif terletak pada sikap manajemen. Jika manajemen puncak yakin bahwa pengendalian itu sangat penting, maka orang-orang lainnya dalam oraganisasinya akan ikut merasakan hal tersebut dan merespons dengan mengamati dengan hati-hati pengendalian yang ditegakkan .
Lingkungan pengendalian terdiri dari tindakan, kebijakan dan prosedur yang menggambarkan keseluruhan sikap manajemen, direksi, dan pemilik dari suatu entitas atas pengendalian internal pentingnya pengendalian internal tersebut terhadap entitas. Untuk memahami dan menilai lingkungan pengendalian, auditor harus mempertimbangkan subkomponen pengendalian internal yang sangat penting.
Integritas dan nilai etika integritas dan nilai-nilai etika merupakan produk dari standar etika dan sikap sebuah entitas, sebagaiman dengan seberapa baik hal; tersebut dikomunikasikan dan diterapkan dalam praktiknya. Integritas dan nilai-nilai etika mencakup tindakan manajemen untuk menghilangkan atau mengurangi insentif dan godaan yang dapat mendorong personel untuk terlibat dalam perilaku yang tidak jujur, ilegal atau tidak etis. Selain itu, integritas dan nilai etika juga mencakup komunikasi mengenai nilai yang dianut entitas dan standar perilaku kepada setiap personel melalui pernyataan kebijakan, kode etik dan melalui contoh.
Komitmen terhadap kompetensi kompetensi merupakan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan yang bertujuan mencapai tugas-tugas yang mendefinisikan tugas setiap orang.n komitemen terhadap kompetensi mencakup pertimbangan manajemen terhadap tingkat kompetensi untuk pekerjaan tertentu dan bagaimana tingkat kompetensi tersebut diterjemahkan kedalam pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan.
Partisipasi dewan direksi dan komisaris atau komite audit keberadaan dewan direksi dan komisaris sangat penting bagi tata kelola perusahaan yang baik karena tanggung jawab utama mereka adalah untuk meyakinkan bahwa manajemen telah melakukan pengendalian internal dan proses pelaporan keuangan yang tepat.  Dewan komisaris yang efektif harus independen terhadap manajemen, dan anggota-anggotanya harus terus terlibat dalam dan mengkaji aktivitas manajemen.
Untuk membantu dewan dalam melakukan pengawasan, dewan membentuk komite audit dengan tanggung jawab untuk melakukan pengawasan terhadap laporan keuangan. Komite audit juga bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan terhadap pelaporan keuangan. Komite audit juga bertanggung jawab untuk menjaga komunikasi yang telah berjalan dengan internal auditor maupun eksternal auditor.
Independensi komite audit terhadap manajemn dan pengetahuan atas isu-isu dalam laporan keuangan merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan kemampuannya secara efektif untuk mengevaluasi pengendalian internal dan laporan keuangan yang disusun oleh manajemen. Bapepam-LK dan Bursa Efek Indonesia (BEI) mengahruskan yang terdaftar di bursa untuk memiliki komite audit yang terdiri dari komisaris independen dan anggota independen yang memiliki pengetahuan dan keahlian di bidang keuangan.
Banyak perusahaan swasta dan BUMN yang juga membentuk komite audit yang efektif. Untuk perusahaan swasta yang lain, tata kelola yang baik dapat diberikan oleh rekan, wali amanat, atau suatu komite manajemen seperti komite anggaran atau komite keuangan.  
Filosofi manajemen dan gaya operasi manajemen, melalui aktivitas-aktivitas yang dilakukannya, memberikan sinyal yang sangat jelas kepada para karyawan mengenai signifikansi pengendalian internal. 
Struktur organisasi struktur organisasi suatu entitas mendefinisikan jalur tanggung jawab dan otoritas yang ada. Dengan memahami struktur organisasi klien, auditor dapat mempelajari manajemen dan elemen-elemen fungsionak bisnis serta persepsi mengenai bagaimana pengandalian diterapkan.
Kebijakan dan praktik sumber daya manusia aspek pengendalian internal yang paling penting adalah personel. Jika karyawan kompeten dan dapat dipercaya, pengendalian lainnya dapat ditiadakan, dan laporan keuangan yang andal masih dapat dihasilkan. Orang yang tidak kompeten dan tidak jujur dapat membuat sistem menjadi kacau, meskipun terdapat berbagai pengendalian yang diterapkan. Orang-orang yang jujur dan efisien mampu bekerja dengan kinerja yang sangat baik meskipun hanya terdapat sedikit pengandalian yang mendukung mereka.
Karena pentingnya personel yang kompeten dan dapat dipercaya dalam memberikan pengendalian yang efektif, metode yang digunakan dalam merekrut, mengevaluasi, melatih, mempromosikan dan memberikan kompensasi merupakan bagian yang penting dalam pengendalian internal.
Setelah mendapatkan informasi mengenai setiap subkomponen dalam lingkungan pengendalian, auditor dapat menggunakannya sebagai dasar untuk melakukan penilaian terhadap sikap manajemen dan direksi dan kewaspadaan terhadap pentingnya pengandalian internal.
2.      Penilaian risiko
Penilaian risiko untuk laporan keuangan merupakan identifikasi dan analisis manajemen terhadap risiko-risko yang relevan terhadap penyusunan laporan keuangan sesuai dengan PABU. Sebagai contoh, jika suatu perusahaan sering menjual produk dengan harga di bawah biaya persediaan karena adanya perubahan teknologi yang sangat pesat, sangat penting bagi perusahaan untuk menerapkan pengendalian yang tepat untuk mengatasi risiko lebih saji persediaan.
Penilaian risiko manajemen berbeda namun berhubungan erat dengan penilaian risiko yang dilakukan auditor. Sementara manajemen menilai risiko sebagai suatu bagaian dalam perancangan dan pelaksanaan pengendalian internal untuk meminimalkan kesalahan dan kecurangan, auditor menilai risiko untuk menetukan bukti audit yang diperlukan.
Auditor mendapatkan pengetahuan mengenai proses penilaian risiko manajemen melalui kuesioner dan diskusi dengan manajemen untuk mengatahui bagaiman manajemen mengidentifikasikan risiko-risiko yang relevan dengan pelaporan keuangan, mengevaluasi risiko-risiko yang signifikan dan kemungkinan terjadinya, serta menetukan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk menangani risiko-risiko tersebut.
3.      Aktivitas pengendalian
Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur, selain yang telah dimasukkan dalam keempat komponen lainnya, yang membantu untuk meyakinkan bahwa tindakan-tindakan yang penting telah dilakukan untuk mengatasi risiko-risiko dalam mencapai tujuan organisasi. Terdapat kemungkinan banyak aktivitas pengendalian pada setiap entitas, termasuk pengendalian secara manual dan pengendalian secara otomatis. Aktivitas pengendalian tersebut umunya termasuk kedalam salah satu dari kelima jenis aktivitas berikut :
Pemisahan tugas yang memadai terdapat empat panduan untuk pemisahan tugas yang memadai untuk mencegah kesalahan maupun kecurangan yang sangat signifikan bagi para auditor.
Pemisahan tugas penyimpanan aset dari tugas pencatatan untuk mencegah terhadinya penggelapan aset perusahaan, orang yang menyimpan aset secara temporer atau permanen tidak boleh bertanggung jawab terhadap pencatatan aset tersebut.
Pemisahan tugas otorisasi transaksi dari tugas penyimpanan aset sangat disarankan untuk mencegah orang yang melakukan otorisasi transaksi untuk memilki kendali terhadap aset yang terkait, untuk mengurangi kemungkinan penggelapan aset.
Pemisahan tugas sistem informasi dari departemen pengguna ketika tingkat kompleksitas sistem teknologi informasi meningkat, pemisahan otorisasi, pencatata, dan penyimpanan sering kali menjadi tidak jelas.
Otorisasi yang tepat atas transaksi dan aktivitas setiap transaksi harus diotorisasi dengan tepat jika pengendalian ingin memuaskan. Jika setiap orang dalam suatu oragnisasi dapat memperoleh atau pun mengeluarkan aset semau mereka, maka akan terjadi kerusuhan besar. Otorisasi dapat berupa otorisasi umum dan khusus. Pada otorisasi umum, manajemen membuat kebijakan dan para bawahan diinstruksikan untuk menerapkan otorisasi umum ini dengan menyetujui  semua transaksi dalam batas yang telah ditetapkan dalam kebijakan perusahaan.
Otorisasi khusus diterapkan pada setiap transaksi khusus. Untuk beberapa transaksi, manajemen lebih cenderung untuk melakukan otorisasi terhadap setiap transaksi
Perbedaan antara otorisasi dan persetujuan jug merupakan hal yang penting . otorisasi merupakan suatu keputusan kebijakan untuk suatu kelompok transaksi umum ataupun transaksi-transaksi khusus.
Dokumentasi dan catatan yang memadai dokumen dan catatan merupakan objek fisik dimana transaksi dimasukkan dan diikhtisarkan. Hal tersebut menyangkut beragam unsur seperti faktur penjualan, faktur pembelian, catatan tambahan, jurnal penjualan, dan kartu kehadiran karyawan.
Sejumlah prisip tertentu menetapkan rancangan dan penggunan dokumen dan catatan yang tepat. Dokumen dan catatan harus memenuhi syarat-syarat berikut.
Ø  Diberi nomor secara berurutan terlebih dahulu untuk memfasilitasi pengendalian terhadap dokumen yang hilang dan sebagai alat bantu untuk penyimpanan dokumen bilamana dibutuhkan kemudian hari.
Ø  Disusun pada saat terjadinya transaksi, atau segera mungkin setelah transaksi terjadi, untuk meminimalkan kesalahan waktu.
Ø  Dirancang untuk penggunaan multifungsi, jika memungkinkan untuk meminimalkan banyaknya formulir yang berbeda.
Ø  Dibangun dengan cara-cara mendorong penyusunan yang benar.
Ketika data transaksi dimasukkan secara online kedalam komputer, rancangan layar masukan sangat penting untuk meminimalkan kesalahan dan meningkatkan efisiensi dalam pemrosesan masukan data.
Pengendalian yang eratkaitannya dengan dokumen dan catatan adalah bagan akun, dimana bagan akun ini mengelompokkan transaksi kedalam setiap akun-akun neraca dan laba rugi.
Pengendalian fisik atas aset dan catatan-catatan untuk menjaga pengendalian internal yang memadai, aset dan catatan harus dilindungi. Jika aset dibiarkan tanpa dilindungi, aset tersebut dapat dicuri. Jika catatan tidak dilindungi dengan memadai, catatan tersebut dapat dicuri, dirusask, atau hilang, yang akan mengakibatkan ganguan yang serius dalam proses pencatatan dan operasi usaha.
Jika ukuran perlindungan yang paling penting untuk menjaga aset dan catatan adalah dengan menggunakan alat perlindungan fisik. Suatu contoh adalah penggunaan ruang penyimpanan untuk persediaan untuk menjaga terjadinya pencurian.
Pengecekan terhadap pekerjaan secara independen kategori terakhir aktivitas adalah penelaahn saksama dan terus menerus atas keempat komponen lain, yang seringkali disebut pengecekan independen atau verifikasi internal.
Personel bertanggung jawab untuk melakukan prosedur verifikasi internal harus independen terhadap mereka yang awalnya bertanggungjawab untuk menyiapkan data.
Sistem akuntansi yang terkomputerisasi dapat dirancang sehingga banyak prosedur verifikasi internal yang diotomatisasi sebagai bagian dari sistem.
PSA 69 (SA 319) mengharuskan auditor untuk mendapatkan pemahaman atas proses yang dijalankan oleh karyawan perusahaan untuk mencocokkan perincian catatan yang mendukung suatu saldo akun yang besarnya signifikan pada buku besar akun-akun tersebut untuk membantu auditor dalam merancang dan menjalankan prosedur audit secara efektif.
4.      Informasi dan komunikasi
Tujuan dari sistem  informasi dan komunikasi akuntansi suatu entitas adalah untuk memulai, mencatat, memproses, dan melaporkan transaksi-transaksi yang terjadi dalam suatu entitas dan untuk menjaga akuntabilitas aset-aset yang terkait. Sebuah sistem informasi dan komunikasi akuntansi memiliki beberapa subkomponen, biasanya membentuk suatu kelompok transaksi seperti penjualan, retur penjualan, penerimaan kas, pembelian dan lain-lain.
Untuk memahami rancangan sistem informasi akuntansi auditor menentukan (1) kelompok-kelompok transaksi utama suatu entitas, (2) bagaimana transaksi-transaksi tersebut dimulai dan dicatat. (3) catatan akuntansi apa yang muncul dan sifat mereka, (4) bagaiman sistem dapat menangkap kejadian-kejadian lain yang berpengaruh signifikan dalam laporan keuangan, seperti penurunan  dalam nilai aset, (5) sifat dan perincian proses pelaporan keuangan yang diikuti, termasuk prosedur untuk memasukkan transaksi-transaksi dan penyesuaian- penyesuaian dalam buku besar.
5.      Pengawasan
Aktivitas pengawasan  berkaitan dengan penilaian yang berjalan atau penilaian berkala atas kualitas pengendalian internak oleh manajemen untuk menentuka bahwa pengendalian dijalankan sesuai dengan tujuannnya dimodifikasi jika diperlukan jika terjadi perubahan kondisi.
Untuk beberapa perusahaan, biasanya perusahaan besar, departemen audit internal merupakan fungsi penting untuk melakukan pengeawasan efektif. Agar menjadi efektif, pengendalian internal fungsi pengendalian internal harus dijalankan oleh staf yang independen dari departemen operasi maupun dari departemen akuntansi dan melaporkan langsung kepada otoritas byang lebih tinggi dalam organisasi, apakah pada manajemen puncak ataupun pada komite audit dari dewan direksi.
Selain perannya dalam mengawasi pengendalian internal entitas, staf internal audit yang memadai dapat mengurangi biaya pengauditan eksternal dengan memberikan bantuan langsung pada auditor eksternal. PSA 33 (SA 322) membahas mengenai bagaimana internal auditor dapat memengaruhi pengumpulan bukti audit yang diperlukan oleh auditor eksternal.


D.    MENDAPATKAN DAN MENDOKUMENTASIKAN PEMAHAMAN TERHADAP PENGENDALIAN INTERNAL
Mendapatkan dan Mendekumentasikan Pemahaman atas Pengendalian internal
PSA 68 (SA 319)  mengharuskan auditor untuk mendapatkan pemahaman atas penegendalian internal untuk setiap pengauditan maupun mendokumentasikan pemahaman mereka.Pemahaman ini penting untuk audit pengendalian internal terhadap laporan keuangan maupunudit atas laporan keuangan.Dekumentasi menajemn merupakan sumber informasi  utama dalam mendapatkan pemahaman atas pengendalian internal.
            Sebagai begian dari prosedur penilaian resiko auditor, auditor menggunakan prosedur untuk mendapatkan pemahaman, yang melibatkan pengumpulan bukti mengenai rancangan pengendalian internal dan apakah hal tersebut telah diterapkan, dan kemudian menggunakan informasi  tersebut sebgai dasar dalam mengaudit secara terintegrasi.
            Auditor biasanya menggunakan tiga jenis dokumen untuk mendapatkan dan mendokumentasikan pemahaman atas rancangan pengendalian internal.Ketiga jenis dokumen tersebut adalah narasi, bagian arus, dan kuesioner penegdalian internal.Naratif, bagian arus dan kuesioner pengendalian internal digunakan oleh auditor secaraterpisah ataupun di gabungkan untuk mendekumentasikan pengendalian internal,  sebagaimana dibahas berikut.
Narasi. Sebuah narasi merupakan deskripsi tertulis atas pengendalian internal klien.Narasi yang tepat terhadap suatu pengendalian interrnal dan pengendalian-penegendalian yang terkait menggambarkan empat hal bnerikut.
1.      Asal dari setiap dokumen dan catatan dalam sistem.Sebagai contoh, deskripsi harus menyatakan dari mana pesanan pelanggan berasal dan bagaimana faktur penjualan dihasilkan.
2.      Semuan pemrosesan yang terjadi.Sebagai contoh,  jika jumlah penjualan ditentukan oleh program komputer yang mengalikan kuantitas yang dikirim dengan harga standar yang berada di arsip utama harga barang, proses tersebut harus dideskrepsikan.
3.      Disposisi dari setiap dokumen dan catatan dalam sistem.Pengisian dokumen, pengiriman kepelanggan, dan penghancuran dokumen tersebut harus dideskrepsikan.
4.      Indikasi atas pengendalian yang relevan terhadap penilaian resiko pengendalian.Hal ini  biasanya termasuk pemisahan tugas (Seperti pemisahan tugas pencatatan kas dengan tugas penyimpanan kas), Otorisasi dan persetujuan  (Misalnya persetujuan kredit), dan verifikasi internal  (Seperti perbandingah antara harga jual per unit dengan kontrak penjualan).
Bagan arus.sebuah bagan pengendalian internal merupakan diagram atas dokumen-dokumen klien dan urutan arusnya dalam organisasi.
     Bagan arus yang sudah dipersiapkan dengan baik sangat bermanfaat karena akan memberikan tinjauan yang tepat atas sistem klien, yang akan membantu auditor dalam mengidentifikasi pengendalian dan kelemahan-kelemahan dalam sistem klien.Bagan arus memiliki dua arus keuntungan dibandingkan dengan narasi.kedua keuntungan itu adalah biasanya lebih mudah di baca dan lebih mudah diperbaharui.
Kuesioner Pengendalian internal.Sebuah Kuesioner Pengendalian internal menanyakan serangkaian pertanyaan mengenai pengendalian pada setiap bagian pengauditan.Merupakan salah satu alat dalam mengidentifikasi kelemahan dalam pengendalian internal.Sebagian besar pertanyaan memerlikan jawaban “ya” atau “tidak”, dengan jawaban “tidak” menandakan adanya potensi kelemahan dalam pengendalian internal.Dengan menggunakan kuesioner, auditor dapat mencakup masing-masing bagian pengauditan dengan cukup cepat.dua utama kelemahan penggunaan kuesioner adalah ketidakmampuannya dalam memberikan tinjauan sistem dalam beberapa pengauditan tidak dapat diterapkan, Khususnya untuk audit yang lebh kecil.

Mengevaluasi Penerapan Pengendalian Internal
Selain memahami rancangan pengendalian internal, auditor juga harus mengevaluasi apakah pengendalian yang telah dirancang telah diterapkan.Dalam Praktiknya, pemahaman atas rancangan dan pengendalian internal sering kali dilakukan secara simultan.Berikut ini adalah metode-metode yang biasanya digunakan.
Memutakhirkan dan Mengevaluasi Pengalaman Sebelumnya yang Diperoleh Auditor dari  Entitas yang Diaudit.Sebagian besar audit atas suatu perusahaan dilakukan stiap tahun oleh KAP yang sama.setelah audit di tahun pertama, auditor mulai dengan sejumlah besar informasi dari tahun-tahun sebelumnya mengenai pengendalian internal klien.Hal tersebut sangat berguna khususnya untuk menentukan apakah pengendalian  yang sebelumnya belum dijalankan dengan efektif telah diperbaiki.
Melakukan Tanya Jawab dengan Personel klien.Auditor harus bertanya pada manajemen, superpisor dan staf untuk menjelaskan tugas-tugas mereka.Bertanya dengan hati-hati pada personel yang tepat akan membantu auditor dalam menegvaluasi apakah karyawan memahami tugas mereka dan melakukan seperti apa yang dijelaskan dalam dokumen pengendalian internal klien.
Menguji Dokumen-Dokumen dan catatan.Kelima komponen pengendalian internal seluruhnya melibatkan penciptaan barang dokumen dan catatan.Dengan menguji seluruh dokumen, catatan dan arsip komputer, auditor dapat mengevaluasi apakah informasi yang di gambarkan dalam bagan arus dan narasi telah diterapkan.
Mengamati Aktivitas dan kegiatan Operasi.Ketika auditor mengamati personel klien menjalankan aktivitas akuntansi dan pengendalian formal, termasuk penyusunan terhadap dokumen-dokumen dan catatan-catatan, akan lebih meningkatkan pemahaman dan pengetahuan bahwa pengendalian telah diterapkan.
Melakukan Penelusuran dalam Sistem Akuntansi. Dalam suatu penelusuran,  auditor memilih satu atau beberapa dokumen dari semua jenis transaksi dan menelusurinya dari awal sampai dengan keseluruhan proses pembukuan.Pada setipa tahap pemrosesan, auditor melakukan tanya jawab, mengamati aktivitas, dan menguji secara menyeluruh semua dokumen dan catatan.Penelusuran merupakan kombinasi dan pengamata, dokumentasi dan tanya jawab.

E.     MENILAI RISIKO PENGENDALIAN
      Auditor mendapatkan pemahaman atas rancangan dan implementasi pengendalian internal untuk membuat penilaian awal risiko pengendalian sebagai bagian dari penilaian keseluruhan auditor terhadap risiko salah saji yang material.Namun dalam beberapa kondisi, auditor mungkin mempelajari bahwa kelemahan dalam pengendalian adalah signifikan sehingga laporan keuangan klien tidak dapat di audit.
Sehingga sebelum membuat penilaian awal atas risiko pengendalian untuk setiap kelompok transaksi yang material, auditor pettama kali harus menentukan apakah entitas tersebut dapat diaudit.
 Menilai Apakah Laporan Keuangan Dapat Diaudit.
Dua faktor utama yang menentukan apakah laporan keuangan dapat diaudi atau tidak adalah imtegritas manajemen dan kecukupan pencatatan akuntansi.
Catatan akuntansi merupakan sumber yang penting untuk bukti audit bagi hampir semua tujuan audit.Jika catatan akuntansi lemah, bukti audit yang penting tidak akan tersedia sebagai contoh, jika klien tidak membuat salinan faktur penjualan dan salinan faktur pemasok, biasanya tidak mungkin untuk melakukan pengauditan.
Dalam lingkungan teknologi informasi yang kompleks, banyak informasi transaksi yang hanya tersedia dalam bentuk elektronik tampa menghasilkan jejak audit yang nyata atas dokumen-dokumen dan catatan-catatan.Dalam kasus tersebut, perusahaan masih dapa diaudit, namun auditor harus menilai apakah mereka memilki keahlian yang memadai untuk mendapatkan bukti dalam bentuk elektronik dan dapat menugaskan personel dengan pengalaman dan keterampilan teknologi informasi yang memadai.  
Menentukan Penuilaian Resiko Pengendalian yang Didukukng oleh Pemahaman yang Diperoleh Dengan mengasumsikan Pengendalian Telah Dilaksanakan
Telah mendapatkan pemahaman atas pengendalian internal, Auditor membuat penilaian awal resiko pengendalian sebagai bagian dari penilaian keseluruhan auditor terhadap resiko salah saji internal.Penilaian ini merupakan ukuran dari espektasiauditor bahwa pengendalian internal mempu mencegah terjadinya salah saji internal atau mendeteksi dan memperbaiki jika telah terjadi.
Auditor membuat penilaian awal materialitas untuk setipa tujuan audit terkait transaksi untuk setiap jenis transaksi utama dari setiap siklus transaksi.sebagai contoh dalam siklus penjualan dan penagihan, jenis transaksi yang biasanya terlibat adalah penjualan, retur penjualan dan pengurangan harga,penerimaan kas dan penyisihan dan penyisihan untuk piutang tak tertagih.
Menggunakan Matriks Resiko Pengendalian untuk Menilai Resiko Pengendalian
Banyak auditor yang menggunakan matriks resiko pengendalian untuk membatu mereka dalam proses mengukur resiko pengendalian.Tujuan dari penggunaan matriks tersebut adalah memberikan cara yang mudah untuk mengorganisasikan resiko pengendalian kesetiaptujuan pengauditan.
Mengidentifikasi tujuan audit langkah pertama dalam pengukuran adalah mengidentifikasi tujuan audit untuk kelompok transaksi, salso akun serta penyajian dan pengungkapan yang diterapkan dalam penilaian tersebut. Sebagai contoh, hal ini dilakukan untuk kelompok transaksi dengan menerrapkan tujuan audit spesifik terkait transaksi yang sudah di bahas sebelumnya, yang dinyatakan dalam bentuk umum, untuk setiap jenis transaksi suatu entitas.
Mengidentifikasi Pengendalian yang Ada Selanjutnya, audtor menggunakan informasi yang telah dibahas dibagian sebelumnya dalam mendapatkan dan mendokumentasikan pemahaman atas pengendalian internal untuk mengidentifikasi pengendalian yang berpengaruh pada pencapaian tujuan audit terkait transaksi.Salah satu cara bagi auditor untuk melakukan hal tersebut yang dengan mengidentifijkasi resiko-resiko untik memenuhi setiap tujuan audit.Misalnaya, auditor dapat menggunakan pengetahuan atas sistem klien untuk mengidentifikasi pebgendalian yang mungkin dapat mencegah keselahan ataupun kecurangan dalam tujuan pengendalain audit teskait transaksi.
Audtor harus mengidentifikasi dan hanya memasukkan pengendalian-pengendalian yang diperkirakan dapat berpenagaruh besat terhadap pencapaian tujuan audit terkait transaksi.hal tersebut sering kali disebut dengan pengendalian kunci.Alasan untuk hanya memasukkan pengendalian kunci adalah karena pengendalain kunci tesebut akan memadai untuk pencapaian tujuan audit terkait transaksi, dan juga memberikan efesiensi audit.
Menghubungkan Pengendalaian Dengan Tujuan Audit Terkait Setiap pengendalain memenuhi satu atau lebih tujuan audit.Matriks resiko Pengendalian serupa akan dilengkapi untuk tujuan audit terkait saldo serta penyajian dan pengungkapan.Sebagi contoh pengiriman laporan tagihan bulanan kepada setiap pelanggan memenuhi tiga tujuan dalam audit atas PT Perkakas Prima.
Mengidentifikasi Dan Mengevaluasi Kekurangan Pengendalian, Kekurangan-Kekurangan yang Signifikan dan Kelemahan-Kelemahan Material Standar audit mendefinisikan tiga tingkat ketiadaan pengendalian internal, sebagai berikut.
1.    Kekurangan pengendalian, Suatu kekurangan pengendalian terjadi jika rancangan atau pelaksanaan pengendalian tidak memungkinkan personel perusahaan untuk mencegah ataupun mendeteksi salah saji dengan tepat waktu.Kekurangan dalam kecurangan muncul jika pengendalian penting tidak ada atau tidak dirancang dengan tepat, Kekurangan dalam pelaksanaan muncul ketika pengendalian yang telah dirancang dengan baik tidak dijalankan sebagaimana direncanakan atau jika orang yang melaksanakan pengendalian tesebut tidak memilki dan otorisasi yangmemadai.
2.    Kekurangan signifikan. Suatu Kekurangan signifikan terjadi ketiak saru atau lebuh kekurangan pengendalian muncul sebagai akibat dari kemungkinan yang lebih kecil bahwa suatu salah saji yang cukup meterial tidak dapat dicegah atau dideteksi, Sehingga, untuik menjadi kekurangan yang signifikan, kemungkinan terjadinya salah kecil dan besarannya cukup signifikan.
3.          Kelemahan material, Suatu Kelemahan material mucul jika suatu kekurangan signifikan, dengan sendirinya atau bersama-sama dengan kekurangan signifikan lainya melibatkan kemungkinan yang lebih dari kecil.bahwa pengendalian internal tidak mampu mencegah atau mendeteksi salah saji material dalam laporan keuangan.
Identifikasi Kekurangan, kekurangan signifikan dan Kelemahan Meterial.
Pendekatan lima langkah dapat digunakan dalam mengidentifikasi kekurangan-kekurangan signifikan.
1.    Mengidentifikasi pengendalian yang ada.Karebna kekurangan dan kelemahan meterial muncul akibat ketiadaan pengendalian yang memadai, maka auditor pertama kali harus mengetahui pengendalian mana yang sudah ada.
2.    Mengidentifikasi pengendalian Kunci yang tidak ada.Kuesioner pengendalian internal,bagan arus dalam penelusuran merupakan alat yang berguna untuik mengidentifrikasi dimana terjadinya kekurangan dalam pengendalian dan kemungkinan terdapat terjadi salah saji dengan demikian akan meningkan
3.    Mempertimbangkan kemungkinan dalam pengendalian pengganti. Pengendalian pengganti merupakan pengendalian yang ada dalam suatu sistem yang dapat menutupi kelemahan pengendalian kunci.
4.    Menentukna apakah terdapat kekurangan signifikanatau kelemahan material.kemungkinan salah saji dan materialitasnya digunakan untuk mengevaluasi apakah terdapat kekurangan sifnifikan atau kelemahan signifikan.
5.     Menentukan potensi salah saji yang dapat terjadi.langkah ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi salah saji spesifik yang kemungkinan muncul akibat dari kekurangan signifikan atau kelemahan material.
Menghunungkan kekurangan signifikan dan Kelemahan signifikan Dengan tujuan Audit yang terkait sama halnya seperti untuk pengendalian, masing-masing kekurangan signifikan atau kelemahan material dapat diterapkan disatu atau lebih tujuan audit.
 Menilai Resiko Pengendalaian untuk Setuap Tujuan Audit yang Terkait Setelah pengendalian, kekurangan signifikan, dan kelemahan material diidentifikasi dan kelemahan material diidentifikasi dan dihubungkan dengan tujuan audit terkait transaksi.
Setelah melakukan penilaian awal resiko pengendalian untuk penjualan dan penerimaan kas, auditor dapa melengkapi ketiga baris resiko pengendalian dikertas kerja pencatatan bukti telah disajikan .
Komunikasi dengan mereka yang Bertanggung Jawab dalamTata kelola Perusahaan dan Memo Manajemen
Sebagai bagian dari pemahaman dan pengendalian internal dan penilaian atas resiko pengendalian, Auditor di haruskan untuk melakukan komunukasi mengenai beberapa hal dengan meraka yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tata kelola perusahaan.
Komunikasi Dengan mereka yang Bertanggung Jawab dalam Tata Kelola Perusahaan Auditor harus mengomunikasikan kekurangan-kekurangan yang signifikan dan kelemahan material secara tertulis kepada mereka yang bertanggung jawab dalam tata kelola perusahaan setelah auditor mengetahui munculnya hal tersebut.Komunikasi tersebut biasanta dilakukan dengan komite audit dan manajemen.
Memo Manajemen Selain hal tersebut diatas, auditor serinh kali mengidentifikasi isu-isu yang terkait pengendalian internal yang kurang sigifikan, dan juga ksempatan bagi klienuntik membuat perbaikan operasional.hal tersebut juga harus harus dikomunikasikan kepada klien.
                                                           

F.     PENGUJIAN PENGENDALIAN
Tujuan pengujian pengendalian
Auditor akan menggunakan empat jenis prosedur berikut untuk mendukung efektifitas pelaksanaan pengendalian internal. Berikut keempat jenis prosedur tersebut.
1.      Melakukan Tanya jawab dengan personal klien yang tepat. Meskioun Tanya jawab tidak memiliki keandalan yang tinggi sebagai sumber bukti audit efektivitas pelaksanaan pengendalian, namun tetap dianggap tepat. Sebagai contoh untuk menentukan apakah personel yang tidak mendapatkan otorisasi ditolak aksesnya untuk membuka arsip-arsip computer, maka auditor dapat melakukan Tanya jawab dengan orang yang mengendalikan data computer dan dengan orang yang mengendalikan pemberian akses pengaman kata kunci secara online.
2.      Menguji dokumen, catatan, dan laporan. Banyak pengendalian yang meninggalkan jejak bukti catatan yang jelas yang dapat digunakan dalam menguji pengendalian. Misalnya ketika sebuah pesanan pelanggan diterima, kemudian pesanan tersebut digunakan sebagai dasar untuk membuat perintah pesanan pelanggan, yang mana disetujui . auditor dapat menguji pengendalian dengan memeriksa dokumen-dokumen untuk memastikan bahwa dokumen tersebut telah lengkap dan telah sesuai dan bahwa tanda tangan atau inisial yang diperlukan sudah ada.
3.      Mengamati aktivitas terkait pengendalian. Beberapa pengendalian tidak meninggalkan jejak bukti, yang berarti bahwa tidak mungkin untuk memeriksa dokumen untuk memastikan bahwa pengendalian telah dilaksanakan. Sebagai contoh, pemisahan tugas bergantung pada orang tertentu , dan biasanya tidak terdapat dokumentasi atas pemisahan tugas tersebut.untuk pengendalian yang tidak meninggalkan bukti dokumen, auditor biasanya mengamati penerapannya di beberapa titik selama tahun berjalan.
4.      Mengerjakan ulang prosedur klien. Terdapat aktivitas terkait pengendalian dimana tersedia dokumen dan catatan yang terkait, namun isiya tidak memadai dengan efektif.sebagai contoh harga dalam faktur penjualan secara otomatis didapatkan dari arsip utama daftar harga, namun tidak ada indikasi bahwa pengendalian yang terotomatisasi tersebut didokumentasikan dalam faktur penjualan.
Keluasan Prosedur
Keluasan pengujian pengendalian yang diterapkan bergantung pada penilaian awal risiko pengendalian. Jika auditor menginginkan untuk menurunkan penilaian risiko pengendalian, makin luas pengujian atas pengendalian yang harus dilakukan maupun keluasan pengujia atas setiap pengendalian.
Menguji Pengendalian Terkait Dengan Risiko Yang Signifikan . risiko yang signifikan merupakan risiko yang diyakini auditor memerlukan pertimbangan audit yang khusus. Ketika prosedur penilaian risiko yang dilakukan auditor mengindikasikan adanya risiko yang signifikan, auditor diharuskan untuk melakukan pengujian atas efektifitas pelaksanaan pengendalian yang dapat mencegah risiko-risiko tersebut dalam pengauditan di tahun berjalan, jika auditor merencanakan untuk mengandalkan pengendalian tersebut untuk mendukung penilaian awal risiko pengendalian dibawah 100%.
Menguji Kurang Dari Seluruh Periode Audit. Perlu diingat bahwa laporan manajemen atas pengendalian internal terkait dengan efektivitas pengendalian internal pada akhir tahun fiscal. Penentuan waktu bagi auditor untuk melakukan pengujian pengendalian dengan demikian bergantung pada sifat pengendalian dan kapan perusahaan menerapkannya.
Hubungan Antara Pengujian Pengendalian Dan Prosedur Untuk Mendapatkan Pemahaman
Terdapat dua perbedaan utama dalam penerapak kedua prosedur tersebut:
1.      Dalam mendapatkan pemahaman atas pengendalian internal, prosedur untuk mendapatkan pemahaman diterapkan di semua pengendalian yang diidentifikasi selama fase tersebut. Pengujian pengendalian, disisi lain, hanya diterapkan ketika risiko pengendalian yang dinilai tidak terpenuhi oleh prosedur yang dilakukan untuk mendapatkan pemahaman.
2.      Prosedur untuk mendapatkan pemahaman hanya dilakukan pada satu atau beberapa transaksi atau dalam kasus pengamatan, dilakukan pada satu titik waktu. Pengujian pengendalian dilakukan pada sampel transaksi yang lebih besar (mungkin 20 sampai 100) dan sering kali, pengamatan dilakukan pada lebih dari satu titik waktu.
Untuk pengendalian kunci, pengujian pengendalian selain dari pengerjaan ulang biasanya merupakan perluasan dari prosedur untuk mendapakan pemahaman. Sehingga, dengan mengamsusikan para auditor merencanakan untuk mendapatkan penilaian risiko pengendalian yang rendah dari awal pengauditan terintegrasi, mereka kemungkinan akan menggabungkan baik jenis prosedur dan pelaksanaannya secara simultan. Pilihan lainnya adalah melakukan prosedur audit secara terpisah. Dimana prosedur minimal untuk mendapatkan pemahaman atas rancangan dan pelaksanaan pengendalian dilakukan, diikuti dengan pengujian tambahan atas pengendalian . alternatif lainnya adalah menggabungkan kedua kolom tersebut dan melakukannya secara simultan. Jumlah bahan bukti yang sama dikumpulkan dalam pendekatan kedua, namun lebih efisien

G.    MENENTUKAN RISIKO DETEKSI YANG DIRENCANAKAN DAN MERANCANG PENGUJIAN SUBSTANTIF
Penyelesaian aktivitas-aktvitas tersebut memadai pengauditan terhadap pengendalian internal terhadap pelaporan keuangan, meskipun pelaporan tersebut tidak dapat diselesaikan hingga auditor telah selesai mengaudit laporan keuangan.
Auditor menggunakan penilaian risiko pengendalian dan hasil pengujian pengendalian untuk menentukan risiko audit yang dapat diterima dan pengujian substantive pengauditan atas laporan keuangan.  Auditor melakukan hal ini dengan menghubungkan penilaian risiko pengendalian dengan tujuan audit terkait saldo untuk akun-akun yang dipengaruhi oleh jenis transaksi-transaksi utaman dengan keempat tujuan audit terkait saldo kemudian ditentukan dengan menggunakan model risiko audit

BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Kebijakan dan prosedur tersebut sering kali disebut sebagai pengendalian, dan secara kolektif disebut sebagai pengendalian internal entitas manajemen biasanya memiliki tiga tujuan untuk berikut dalam merancang sistem pengendalian internal.
1.      Keandalan laporan keuangan, sebagaimana telah dibahas pada bab 4 manajeman bertanggung jawab untuk menyusun laporan keuangan bagi para investor, kreditor, dan para pengguna lainya. Tujuan pengendalian internal yang efektif terhadap laporan keuangan adalah untuk memenuhi tanggung jawab pelaporan keuangan ini.
2.      Efesiensi dan efektifitas kegiatan operasi. Pengendalian dalam suatu perusahaan akan mendorong `penggunaan sumber daya perusahaan secara efesien dan efektif untuk mengoptimalkan sasaran yang dituju  perusahaan.
3.      Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan, perusahan publik, perusahaan nonpublic, maupun organisasi nirlaba diharuskan untuk memmatuhi beragam ketentuan hukum dan peraturan.
Tanggung jawab terhadap pengendalian internal berbeda bagi manajemen dan auditor. Manajemen bertanggung jawab untuk menegakkan dan menjaga pengendalian internal entitasnya. Manajemen pada semua perusahaan publik di Amerika serikat juga diharuskan untuk mematuhi pasal 40 untuk laporan yang diterbitkan untuk publik mengenai efektivitas pelaksanaan pengendalian internal tersebut.
auditor memberikan perhatian utama pada pengendalian yang dirancang untuk mencegah atau mendeteksi salah saji material dalam laporan keuangan. Komponen pengendalian internal COSO terdiri dari hal-hal berikut :
1.      Lingkungan pengendalian
2.      Penilaian risiko
3.      Aktivitas pengendalian
4.      Informasi dan komunikasi
5.      pengawasan
PSA 68 (SA 319)  mengharuskan auditor untuk mendapatkan pemahaman atas penegendalian internal untuk setiap pengauditan maupun mendokumentasikan pemahaman mereka.Pemahaman ini penting untuk audit pengendalian internal terhadap laporan keuangan maupunudit atas laporan keuangan.Dekumentasi menajemn merupakan sumber informasi  utama dalam mendapatkan pemahaman atas pengendalian internal.
Auditor akan menggunakan empat jenis prosedur berikut untuk mendukung efektifitas pelaksanaan pengendalian internal. Berikut keempat jenis prosedur tersebut.
1.      Melakukan Tanya jawab dengan personal klien yang tepat. Meskipun Tanya jawab tidak memiliki keandalan yang tinggi sebagai sumber bukti audit efektivitas pelaksanaan pengendalian, namun tetap dianggap tepat.
2.      Menguji dokumen, catatan, dan laporan. Banyak pengendalian yang meninggalkan jejak bukti catatan yang jelas yang dapat digunakan dalam menguji pengendalian.
3.      Mengamati aktivitas terkait pengendalian. Beberapa pengendalian tidak meninggalkan jejak bukti, yang berarti bahwa tidak mungkin untuk memeriksa dokumen untuk memastikan bahwa pengendalian telah dilaksanakan.
4.      Mengerjakan ulang prosedur klien. Terdapat aktivitas terkait pengendalian dimana tersedia dokumen dan catatan yang terkait, namun isiya tidak memadai dengan efektif.sebagai contoh harga dalam faktur penjualan secara otomatis didapatkan dari arsip utama daftar harga, namun tidak ada indikasi bahwa pengendalian yang terotomatisasi tersebut didokumentasikan dalam faktur penjualan.
Auditor menggunakan penilaian risiko pengendalian dan hasil pengujian pengendalian untuk menentukan risiko audit yang dapat diterima dan pengujian substantive pengauditan atas laporan keuangan.

B.     SARAN
Dengan membaca makalah ini, pembaca disarankan agar dapat menambah pengetahuan berkaitan dengan Pengendalian Internal dan Risiko Pengendalian. Tak lupa, kami meminta saran dan kritik atas tulisan kami demi melengkapi dan menjadi bahan pertimbangan pada penulisan-penulisan berikutnya.














DAFTAR PUSTAKA

Elder.landar J, Beasly. Mark S, Arens. Alfin A, Jusuf. Amir abadi. 2011. Jasa audit dan assurance.Jakarta: Salemba Empat
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=pemilihan%20sampel%20audit%20dan%20pengujian%20substantif%20transaksi&source=web&cd=2&cad=rja&ved=0CDcQFjAB&url=http%3A%2F%2Fkk.mercubuana.ac.id%2Ffiles%2F34034-1-610176351381.doc&ei=j6vjUKCTN4KPrgfV0IGYDg&usg=AFQjCNHlV-6T7_OgJNeTTRzPLdwA4dML4A


Newer Post Older Post Home
Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment