BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Negara Islam
cenderung dikait-kaitkan dengan teroris. Jazirah Arab yang harusnya menjadi
kota suci bagi umat muslim yang sejenis dengan Vatikan sebagai kota suci umat
Nasranimalah dijadikan seperti pusat kriminalitas teroris berasal. Teror-teror
tersebut muncul karena adanya tidak ditemukan adanya keseimbangan antara
kekuatan memeluk agama dan bagaimanacara pengimplementasiannya, sehingga
cenderung menganggap suatu agama tersebut sebagai sumber hukum yang harus
diaplikasikan dalam setiap kegiatan kehidupan. Bukannya kedamaianyang semula
dicari yang didapatkan, tetapi kemudian malah menimbulkan kerisihan yang
berujung pada ketidaknyamanan bermasyarakat yang akhirnya membentuk suatu
kubu-kubugolongan masyarakat yang berbeda-beda yang selanjutnya menimbulkan
konflik satu sama lain.Al Qaeda adalah salah satu organisasi bentukan tersebut.
Al Qaeda didirikan oleh Osama bin Laden. Saat organisasi ini didirikan, belum
terlalu banyak dampak yang ditimbulkan. Tetapi mulai setelah mereka membentuk
kelahiran berbagai cabang-cabang organisasi yang membantu mereka untuk
melakukan kegiatan teror, barulah keresahan yang berarti dirasakan oleh
masyarakat luas. Dan cukup berdampak pada negara Asia saat adanya kemunculan organisasi
serupa Al Qaeda yang bernama Jama’ah Islamiyah. Jama’ah Islamiyah juga melakukan
gerakan teror yang serupa dengan yang dilakukan Al Qaeda. Dan saat dicari ujung
permulaannya, kesemua peristiwa teror tersebut, rata-rata berujung pada satu
nama, Al Qaeda.[1]
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
pada pemaparan latar belakang di atas maka dapat di uraikan rumusan masalah
sebagai berikut:
1.
Bagaimana Sejarah perjuangan Osama Bin
Laden Dan Al-Qaeda.
2.
Bagaimana Isu Terorisme Internasional
Terhadap Al-Qaeda.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Osama
Bin Laden(Al-Qaeda Dan Perjuangannya)
Usamah bin
Muhammad bin Awwad bin Ladin (bahasa Arab: أسامة بن
محمد بن عود بن لادن; sering dipanggil Usamah
bin Ladin (atau Osama bin Laden
dalam ejaan Inggris) alias Tim Osman, (lahir di Jeddah, Arab Saudi, 10 Maret 1957 – meninggal di Abbottãbad, Pakistan, 2 Mei 2011 pada umur 54 tahun) adalah pendiri Al Qaeda.
Dilahirkan di Jeddah, Arab Saudi, kawasan
pantai Laut Merah. Usamah
adalah anak ke-17 dari 52 bersaudara. Ayahandanya yang bernama Muhammad bin
Ladin, adalah seorang petani miskin dari Yaman yang kemudian bermigrasi ke Arab
Saudi setelah Perang Dunia II). Di tempat yang baru ini Muhammad bin Ladin memulai
dengan usahanya yang baru bergerak dalam bidang bisnis pembangunan. Pada
akhirnya ia memenangkan banyak kontrak bagi pembangunan masjid-masjid dan
istana-istana yang sangat bernilai dari pemerintah Arab Saudi. Oleh karena itu
ia telah mengembangkan tali persahabatan yang sangat akrab dengan keluarga
Kerajaan Saudi. Muhammad bin Ladin kemudian telah menjadi salah seorang yang paling
kaya di Arab Saudi, yang diperkirakan memiliki keuntungan miliaran dolar
Amerika Serikat. Dari keuntungannya ini diperkirakan Muhammad bin Ladin
memiliki saham sebesar hampir 300 miliar dolar Amerika.
A. Pendidikan
dan masa muda
Ketika berusia pemuda-remaja, Usamah
bin Ladin telah bergabung dengan gerakan Konservatif-Baru (Ultrakonservatif),
sebuah gerakan politik dalam agama Islam yang sebagian mengadopsi sebagiannya
pemahaman Sufi; dan ia pernah masuk kedalam dinas kepolisian yang menegakkan
hukum-hukum syariah. Usamah
menjadi mahasiswa pada Universitas King Abdul Aziz di Jeddah,
di mana ia berguru pada salah satu dari antara gurunya, yakni Sheikh Abdullah Azzam. Guru
Abdullah Azzam inilah yang kemudian diketahui sebagai tokoh utama yang
memainkan peran memobilisasi dukungan bangsa Arab bagi kaum Mujahidin yang
berperang melawan pendudukan Uni Soviet atas Afganistan. Usamah bin
Ladin lulus menyelesaikan studinya dan diwisuda sarjana tahun 1979 dalam bidang Ekonomi dan Manajemen.
B. Perjalanan
hidup
Usamah bin
Ladin mulai membangun jaringan komunikasinya pada tahun 1979 ketika ia
berangkat ke Afganistan bergabung
dalam milisi perang kaum pejuang Afgan yang dikenal sebagai kaum mujahidin yang
tetap bertahan dan bertempur melawan Soviet. Usamah menggalang dana melalui
jalur-jalur kekayaan dan relasi-relasi koneksi keluarganya bagi gerakan
pertahanan Afgan, dan membantu kaum Mujahidin dengan bantuan logistik dan
bantuan kemanusiaan. Usamah juga terlibat mengambil bagian dalam beberapa
pertempuran selama perang Afganistan.
Ketika
peperangan melawan Soviet hampir berakhir, Usamah mendirikan gerakan Al Qaeda, sebuah
organisasi para mantan/eks pejuang Mujahidin dan para pendukung lainnya yang
membantu menyalurkan baik dana maupun para pejuang bagi gerakan pertahanan
Afgan.
Ketika
tentara-tentara Soviet menarik mundur keluar dari Afganistan, Usamah bin Ladin
pulang kembali ke Arab Saudi dan bergabung bekerja pada perusahaan konstruksi
dan bangunan milik keluarga, Group Perusahaan Bin Ladin. Di sini ia kemudian
terlibat bersama kelompok orang-orang Saudi yang berseberangan dan melawan
pemerintahan kerajaan/monarki Saudi, yakni terhadap Keluarga Raja Fahd. Pada
tahun 1995 Usamah bin Ladin membangun infrasruktur di Sudan ketika hubungannya
dengan Presiden Umar al-Bashir dan Dr. Hasan Turabi yang memerintah Sudan.
Pada tahun
1994, Pemerintah Saudi mencabut hak kewarganegaraan Usamah dan membekukan
seluruh aset dan kekayaannya di seluruh negeri. Usamah bin Ladin diyakini
berbagai pihak sebagai tokoh pusat dan kunci dari suatu koalisi internasional
dari kaum radikal Islam. Menurut Pemerintah Amerika Serikat, Al Qaeda telah
meniru gerakan-gerakan aliansi dengan pola pikir kelompok-kelompok
fundamentalis, seperti misalnya kelompok Al-Jihad di Mesir, Gerakan Hizbullah
di Iran, Front Islam Nasional di Sudan, dan kelompok-kelompok jihad lainnya di
Yaman, Arab Saudi, dan Somalia. Organisasi Usamah bin Ladin juga memiliki
ikatan-ikatan dengan "Kelompok Islam" yang pada suatu ketika dibawah
pimpinan Syaikh Omar Abdel Rahman, seorang ulama Mesir yang menjalani
hukuman seumur hidup sejak pengakuannya pada tahun 1995 menggagalkan
persekongkolan peledakan beberapa tempat di kawasan kota New York. Pada akhir
tahun 1990-an dua orang anak Sheik Rahman bergabung bersama kekuatan tentara
dan perjuangan Usamah bin Ladin.
Sejak tahun
1992, Pemerintah Amerika Serikat memberi kesan bahwa Usamah bin Ladin dan
anggota-anggota lainnya dari gerakan Al Qaeda menjadi target sasaran militer
Amerika yang bertugas di Arab Saudi, dan di Yaman, dan satuan militer yang
ditugaskan di Tanduk Afrika, termasuk di Somalia. Pada bulan Oktober 1993,
diberitakan ada 18 orang anggota militer berkebangsaan Amerika Serikat yang
bekerja untuk bantuan kemanusiaan dan penanggulangan penderitaan di Somalia,
mati dibunuh disana ketika menjalankan karya sosial mereka. Mayat tentara
pekerja sosial itu diseret dan dianiaya di sepanjang jalan-jalan raya. Pada
tahun 1996 Usamah bin Ladin dikenai hukuman atas tuduhan melatih orang-orang
yang terlibat dalam penyerangan pembunuhan tentara pekerja sosial di atas dan
ia mengatakan bahwa para pengikutnya bersama kaum Muslim setempat telah
membunuh tentara-tentara itu. Penegak hukum Amerika Serikat juga menuduh bahwa
Usamah bin Ladin memiliki jaringan dengan serangan-serangan yang gagal ke atas
dua hotel di Yaman di mana para tentara Amerika Serikat bermalam dalam perjalanan
mereka ke Somalia.
Pada tanggal
7 Agustus 1998, delapan tahun setelah penugasan operasional militer, Amerika
Serikat membuat sebuah jebakan di Arab Saudi dengan meledakkan dua truk
bermuatan bom di luar Kedutaan Besar Amerika Serikat di Nairobi dan membuat
alur cerita se akan akan otak peledakan adalah usamah bin ladin, Kenya; dan di
Dares Salaam, Tanzania. Usamah bin Ladin menolak bertanggungjawab, tetapi para
Hakim menegaskan keterlibatan dan kesalahannya itu terbukti dengan adanya
surat-surat faksimili yang dikirimkan oleh kelompok Sel Usamah di London
setidaknya kepada tiga agen penjualan media internasional. Para Hakim juga
menunjukkan pengakuan para pelaku tindak kriminal tertuduh pelaku pengeboman
Kedutaan-Kedutaan Besar, yang mengaku mereka adalah anggota gerakan Al Qaeda.
Empat belas
hari kemudian, pada tanggal 20 Agustus 1998, Presiden Bill Clinton
memerintahkan armada kapal perang Amerika Serikat menggempur kamp-kamp di
Afganistan yang menjadi target untuk melumpuhkan usamah binladin dengan
memberikan cap sebagai sarang pelatihan teroris, dan penggempuran terhadap
pabrik reaktor kimia di kota Khartoum, Sudan. Usamah bin Ladin bisa selamat dari
serangan itu dan dijatuhi hukuman oleh Amerika Serikat dengan tuduhan sebagai
perancang atau otak di balik serangan-serangan bulan November 1998.
Banyak pengamat
Islam Internasional mengatakan bahwa perlawanan Usamah bin Ladin dan Al
Qaeda-nya akan tetap berlanjut selama dunia barat khususnya Amerika Serikat
tidak mengubah kebijakan yang dianggap tidak adil terhadap negara-negara dunia
Islam. Kasus Palestina dan keberpihakannya terhadap Israel diantaranya, serta
serangan dan pendudukan terhadap Irak membuat masalah yang dikatakan
dunia Barat sebagai terorisme tidak akan
selesai.
C. Kematian
Pada 2 Mei 2011 Usamah bin Ladin tewas dalam
serangan yang dilakukan oleh militer Amerika Serikat di Abbottãbad, Pakistan,
tempat persembunyiannya selama ini. Kemudian 2 Mei 2011 Pasukan Amerika Serikat melakukan
tes DNA untuk memastikan kematian Usamah. Muncul juga teori konspirasi yang
menyatakan bahwa bin Ladin sebenarnya sudah mati pada Desember 2001, dan klaim
pembunuhan pada 2011 merupakan bagian dari kampanye Barack Obama untuk
pemilu mendatang.[2]
D. 7
Tahapan Al-Qaida Menuju Penegakkan Khilafah di tahun 2020
Para
pioner-pioner Al-Qaida telah mengidentifikasi beberapa masalah yang melanda
umat Islam saat ini sehingga keadaan umat Islam kritis dan hampir tak berdaya,
diantaranya yaitu:
1. Keadaan umat
Islam sekarang tidak sesuai Al-Qur’an dan As-Sunnah. Kehidupannya sangat jauh
dan bahkan bertentangan dengan syari’at Islam.
2. Pemerintahan
negara- negara yang berpendudukan Islam tidak diatur dengan hukum Allah tapi
dengan hukum kafir sekuler dan diatur oleh perpanjangan boneka kafir.
3. Kekayaan
negara-negara Islam telah dirampas oleh musuh Islam dan para munafiqin.Tidak
(belum) ada yang berusaha menyelesaikan masalah umat.
4. Adanya
rekayasa untuk membuat umat Islam lemah dan terbelakang dari segi pendidikan,
teknologi, budaya, kekayaan, dan seluruh segi kehidupan.
5. Berbagai
partai, ormas, dan jama’ah Islam yang ada telah gagal membuat perubahan.
6. Arogansi
musuh bertambah parah dan ketamakan mereka semakin menjadi-jadi.
Setelah
mereka (para pioner Al-Qaida) merumuskan masalah tersebut maka mereka
menyimpulkan siapa yang menjadi dalang atau penyebab utama terjadinya kekacauan
bahkan hingga menyebabkan kehancuran umat ini. Tidak lain adalah kaum Yahudi dan Nasrani Protestan Anglo Saxon
(WASP-White Anglo Saxon Protestan). Hal ini mereka kaji dari penelusuran
sejarah dan ayat-ayat Al-Qur’an.Untuk melawan hegemoni dari persekutuan antara
Yahudi dan WASP dengan menggunakan kekuatan militer. Kekuatan ini menurut
mereka harus memiliki lembaga sendiri. Lalu dibentuklah organisasi baru dengan
nama Al-Jabhah Al-Islamiyyah li Muharobati Al-Yahudi wal Amirikan (Front
Perlawanan Islam Internasional Untuk Memerangi Yahudi dan Amerika).
Fokus
pertama utama organisasi ini adalah mengumpulkan informasi tokoh-tokoh dan
organisasi-organisasi yang sejalan dengan visi misi mereka. Lalu mereka
menjalin hubungan hingga membuat kamp-kamp pelatihan militer atau tadrib. Para
pemuda dari berbagai penjuru dunia mulai berdatangan ke Afghanistan. Tujuan
tadrib waktu itu tidak hanya untuk menetap dan berjihad di Afghan tetapi
setelah berlatih para mujahidin tersebut disebar ke penjuru dunia untuk
menjalankan misi oganisasi tersebut. Dari markas inilah muncul sebuah nama “Qoidatul
Jihad Al-Mubarak“.
Tujuan
strategi Al-Qaida jelas yaitu mengembalikan Islam melalui penegakan Daulah
Islam dan Khilafah Islamiyyah dengan Jihad. Untuk itu para pemikir senior
Al-Qaida mempelajai berbagai gerakan sejak dua abad silam. Mulai dari Syeikh
Muhammad bin Abdul Wahhab di Nejd dan Hijaz, Sanusiyah di Libya, Mahdiyyah di
Sudan hingga jihad Islam modern memerangi imperialis Barat. Tidak hanya itu
harokah-harokah seperti Ikhwanul Muslimin, Hizbut Tahrir, Jama’ah Islamiyyah di
India dan Pakistan, Jamaluddin Afghani beserta muridnya Muhammad Abduh pun
mereka pelajari. Kajian ini tidak hanya secara teori saja tetapi langsung
diaplikasikan lalu membandingkan kegagalan dan kesuksesannya, kurang dan
lebihnya. Hal ini terkait dengan latar belakang Al-Qaida yang terdiri dari berbagai
suku, kabilah, negara, harokah, dan jama’ah. Dan inilah yang memberikan
kontribusi besar bagi Al-Qaida.Dari penelusuran berbagai gerakan yang telah ada
Al-Qaida mencatat berbagai faktor kegagalan yang pernah terjadi.
Ada empat
faktor penyebab kegagalan :
1. Masing-masing
gerakan memiliki persepsi berbeda dalam mengidentifikasi masalah. Menyebabkan
semua kemampuan yang dikerahkan tidak optimal untuk dapat mencapai tujuan.
2. Berbagai
gerakan tidak memiliki perencanaan yang rinci dengan tujuan, sarana, dan metode
yang jelas.
3. Berbagai
gerakan belum berani maju memimpin umat menggantikan pemerintahan kafir
(sekuler-imperialis-komunis-sosialis-DEMOCRACY).
4. Berbagai
gerakan belum mampu mengoptimalkan sumber daya manusia dan alam yang ada.
Keempat
faktor itu menghasilkan poin-poin gerakan seperti berikut :
1. Mujahiddin
pembela negara, tempat-tempat suci, dan umat Islam adalah pemimpin yang sah
secara syari.
2. Pemimpin-pemimpin
negara yang ada (yang tidak mau berhukum dengan syari’at) adalah perampas
kekuasaan yang bersekutu dengan pasukan kafir.
3. Dunia Islam
saat ini telah bertentangan dengan syari’at Islam. Hal ini terjadi karena
umumnya mereka besandar pada hukum buatan manusia dan bepaling dari syari’at
Alloh dan juga meninggalkan jihad. Penyebab Allah menurunkan adzab.
4. Harus ada
perencanaan yang rinci dan gamblang, tujuan, sarana, metode yang jelas serta
tetap memperhatikan kondisi umat secara lokal maupun global.
5. Perubahan
manusia yang beradab harus dimulai dari perubahan pemikiran dan keyakinan.
6. Dan jihad
adalah jalan satu-satunya.
7. Jihad akan
selalu tumbuh berkembang dan subur dengan gerakan yang berdasar kajian yang
teratur.
Dari keseluruhan poin-poin tersebut
maka Al-Qaida merencanakan strategi besar yang disusun secara bertahap dalam
beberapa fase.Dan 7 fase tersebut antara lain:
1.
Fase Penyadaran : Fase ini dimulai awal 2000 dan
berakhir tahun 2003. Tujuannya adalah memaksa Amerika dan sekutunya la’natullah
‘alaihim keluar dari kandangnya agar mudah untuk dijangkau alias dihancurkan.
2.
Fase Membuka Mata : Fase ini diencanakan berlangsung
pada tahun 2003 hingga 2006. Tujuannya adalah membuat umat sadar akan
kondisinya dan menguak kedok kejahatan kaum kafirin yang dikawal oleh Amerika
dan semua sekutunya.
3.
Fase Kebangkitan dan Berdiri : Fase ini dilaksanakan
sekitar tahun 2007-2010. Tujuannya untuk menambah personil yang sipa terjun ke
bebagai medan di seluruh dunia.
4.
Fase Pemulihan Keadaan : Fase ini betujuan untuk
menjatuhkan kekuasaan rezim-rezim tiran yang mencengkeram negara-negara Islam
dengan melakukan kontak kuat secara langsung. Fase ini direncakan sekitar tahun
2010-2013.
5.
Fase Memproklamasikan Negara : Pada fase ini
memfokuskan untuk mendirikan Daulah Islam dengan menggabungkan berbagai
organisasi jihad dunia dan Al-Qoida yang direncakan pada tahun 2013-2016.
6.
Fase Konfrontasi Total : Perang besar-besaran antara
dua kubu. Kubu Mukminin dan Kubu Kafirin wa Bathilin. Perang anatar yang Haq
dan yang Bathil. Perang dari sleuruh segi dan meluas ke seluruh penjuru negeri.
Dengan perencanaan yang akan tejadi pada tahun 2016.
7.
Fase Kemenangan Mutlaq [insya Alloh] : Dimulai dari
Fase Konfrontasi Total yang diyakini oleh paa konseptor Al-Qoida akan berjalan
singkat 3 atau 9 tahun. Yaitu dari tahun 2016 hingga 2019 atau 2025.[3]
2.
Isu Terorisme Internasional Terhadap Al-Qaeda
Isu keamanan pada masa ini yang sedang ramai diperbincangkan adalah
mengenai kasus terorisme dan jaringannya yang semakin menyebar luas ke seluruh
dunia. Paska peristiwa 9/11 yang meruntuhkan gedung megah World Trade Centre
di Amerika Serikat, teorirsme seakan menjadi suatu momok bagi keamanan dunia
internasional. Aksis teror yang berangkat dari tanah Timur Tengah dengan
doktrin Islam fundamentalis menyebar dan berkumandang menjadi suatu perang
agama. Jaringan teroris ini diawali dengan terbentuknya organisasi bawah tanah,
Al- Qaeda yang dianggap sebagai dalang dari segala serangan teroris yang
terjadi di seluruh dunia. Tidak hanya di Amerika Serikat. Teorirsme juga
berkembang ke wilayah Asia Tenggara terutama di Indonesia, Malaysia, dan
Filipina sebagai suatu basis pusat pertahanan dan kekuatan Islam radikal di
daratan Asia.
Dalam artikelnya, Hart (2005) mejelaskan mengenai beberapa pendekatan untuk
memahami jarinngan terorisme yang terjadi di Asia tenggara. Pendekatan tersebut,
meliputi perspektif dan sudut pandang dari global, pandangan regional, dan
perspektif nasional. Dalam perspektif global, aksis terorime yang terjadi
saat ini nerpusat pada jaringan Al-Qaeda yang dipimpin oleh Osama Bin Laden .
Sedangkan dari kacamata regional sendiri, Jamaah Islamiyah (JI) merupakan suatu
jaringan terorisme regional yang bermukim di kawasan regional Asia Tenggara
yang secara notabene memiliki hubungan langsung dengan jaringan teroris
internasional. Sedangkan memaluui pola pandang nasional sendiri, JI kemudian
dapat membawahi beberapa organisasi radikal lain yang akan menetap dan
berkedudukan di beberaa negara yang ada di suatu wilayah regional.
Tokoh utama dari organisasi Al- Qaeda dipimpin oleh Osama Bin Laden yang
telah ditemukan tewas akibat serang gerilya dari pasukan Amerika di Pakistan.
Pada tahun 2001, tercatat bahwa pimpinan tertinggi jaringan ini telah
memberikan surat mendat kepada Abdulah Sungkar (Almarhum) yang berisikan
penunjukan Abdullah sebagai pemimpin jaringan Islam ekstrimis di kawasan Asia
Tenggara, yang meliputi Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Penunjukan ini
dianggap sebagai suatu bukti nyata bahwa terorisme yang terjadi di Asia
tenggara merupakan bagian dari jaringan terorisme Timur Tengah. Dan bukti juga
mengatakan bahwa aksis terorisme yang didalangi oleh Abdullah Sunata juga
memiliki kesamaan dengan jaringan bentukan Osama Bin Laden tersebut.
Seiring dengan berkembangnya waktu, jaringan terorisme tersebut telah
semakin cepat bertumbuh dan berkembang. Hart (2005) menyebutkan bahwa Jemaah
Islamiyah (JI) merupakan salah satu jaringan yang telah terbentuk dan sudah
mulai melakukan aktifitas- aktifitas teror. “Jemaah Islamiyah (JI) is the
primary Southeast Asian group treated in almost all accounts as a terrorists
organization linked to Al-Qaeda, if not part of al-Qaeda itself.” (Hart,
2002: 305). Aksi teror yang dilakukan oleh JI dapat kita lihat sendiri di
Indonesia dengan beberapa kasus bom bunuh diri yang terjadi. Organisasi radikal
ini memiliki tujuan utama untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara
Islam yang kemudian akan diikuti dengan pendirian negara- negara Islam lain di wilayah
Asia Tenggara.
Beriringan dengan terus berkembangnya dan bercokolnya jaringan terorisme
ini, terdapat upaya- upaya dari pemerintah Indonesia yang didukung oleh negara-
negara lain untuk membongkar dan menghabisi strukutur jaringan organisasi
radikal ini. Struktur dari Ji sendiri, terdiri dari Amir sebagai pemimpin
tertinggi yang membawahi langsung Syuro. Di bawah Syuro terdapat Laskar
mujahidin dan Laskar Jundullah yang kemudian membawahi empat mantiqi
atau distrik, dima keempat mantiqi tersebut terdiri dari Malaysia,
Singapura, Jawa, Mindanao, Sabah, Sulawesi, Australia dan Papua. Distrik-
distrik tersebut kian menyebar hingga Selain Thailand, Laos, Myanmar, Kamboja,
Bangladesh dan Taiwan. Salah satu tokoh terkenal dari JI adalah Dr.Azahari yang
sempat ditangkap pada tahun 2005 di kota Malang. Beliau merupakan seorang
berkebangsaan Malaysia yang menjadi dalang utama atas terjadinya Bom Bali I.
(Collier, 2006).
Keberhasilan tim investigasi kasus bom ini dalam membekuk otak pelaku bom
bunih diri ini mendapat apresiasi yang baik dari dunia internasional. Namun
upaya tersebut tidak berhenti begitu saja. Kematian Dr. Azahari tidak
menghentikan jaringan terorisme tersebut untuk berhenti melakukan aksi- aksi
bom bunuh diri. Jaringan JI ini ternyata telah menyebar luasu dan berhubungan
dengan gerakan separatis di Filipina Selatan dan provinsi Aceh di
Indonesia. Kelompok teroris ini un dikaikan dengan Majelis Mujahidin Indonesia
(MMI) yang berada di bawah di bawah pimpinan Abu Bakar Ba’asyir, dima beliau
sempat ditangkap beberapa kali karena ditengarai sebagi tokoh di balik setiap
aksi terorisme yang terjadi di Asia Tenggara.
Aksi terorisme dan bom bunuh diri disinalir berasal dari beberapa kelompok
separatis, seperti JI, ASG (Abu Sayaf Group), MILF (the Moro Islamic Liberation
Front), dan Kumpulan Mujahidin Malaysia (KMM). Beberapa teror yang sempat
terjadi di Indonesia, yakni berkaitan dengan terjadinya Bom Bali II, pengeboman
Hotel JW Marriot dan Kedutaan Besar Australia di Jakarta dilakukan oleh
jaringan terorisme lain, yakni DI (Darul Islam). Kelompok jaringan teror
tersebut mengancam keselamatan serta kenyamanan, dan keamanan masyarakat banyak
melalui cara- cara radikal, dan mengancam kaum ekskutif permintah.
Di Filipina, terdapat beberapa kaum radikalis kuat yang mengancam, salah
satunya adalah Abu Sayaf Group yang memiliki pengaruh kuat terhadap bagian
selatan FilipinaKepulauan Sulu dan pulau paling timur Mindanao. ASG mulai
muncul pada tahun 1990 sebagai pecahan dari MILF. Abdurajak Janjalani
merupakan pemimpin pertama ASG. Secara historis, Abu Sayyaf telah
terlibat dalam pemboman, pembunuhan, penculikan, dan tindak pemerasan.
Pemerintah Filipina sendiri saat ini sedangberupaya memberantas kaum radikal
ini melalui serangan tiba- tiba dan berhasil menggempur habis tempat
persembunyian dan pelatihan militant- militannya. Suatu organisasi radikal yang
telah cukup lama berdiri di Filipina, yakni MILF (Moro Islamic Liberation
Front ) yang dibentuk pada tahun 1977 oleh Hashim Salamat. MILF ini
ditengarai memiliki hubungan langsung dengan jaringan kelompok teroris
internasional, Al-Qaeda. Hal ini terbukti dengan adanya penyediaan fasilitas
pelatihan dan dukungan alat bersenjata melalui pengirimin militant- litan sipil
untuk mempelajari teknik- teknik perang di Timur Tengah.[4]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Al Qaeda
didirikan oleh Osama bin Laden. Saat organisasi ini didirikan, belum terlalu
banyak dampak yang ditimbulkan. Tetapi mulai setelah mereka membentuk kelahiran
berbagai cabang-cabang organisasi yang membantu mereka untuk melakukan kegiatan
teror, barulah keresahan yang berarti dirasakan oleh masyarakat luas. Dan cukup
berdampak pada negara Asia saat adanya kemunculan organisasi serupa Al Qaeda
yang bernama Jama’ah Islamiyah.
Aksi
terorime yang terjadi menimpa keamanan dunia internasional termasuk di Asia
Tenggara sendiri merupakan suatu respon dari adanya kekuatan hegemon Amerika
Serkat. Aksi terorisme ini mulai marak berlangsung dan terjadi di banyak negara
Asia dan Timur Tengah, seiring dengan jatuhnya menara kembar World Trade Centre
pada beberapa waktu lalu. Hal tersebut kemudian disusul dengan ditabrakannya
pesawat kearah sisi gedung pertahan Amerika Serikat, yakni Pentagon. Peristiwa
pemboman ini direspon Amerika Serikat sebagai suatu perang melawan kejahatan
teroris dan ditanggapi dengan pendudukan serta pengejaran kaum- kaum teroris di
Afganistan yang dibuktikan dengan penangkapan Osama Bin Laden. Jaringan teroris
seiring dengan berkembangnya kemajuan informasi dan teknologi pada masa
globalisasi ini telah bergerak cepat ke wilayah- wilayah lain, salah satunya
adalah Asia Tenggara.
B. Saran
Bagi para pembaca sudihlah kiranya untuk memberikan
kritik-kritik yang membangun, agar untuk kedepan bisa menjadi penulis yang
lebih baik, akurat dan terpercaya. Bagi kaum remaja sebaiknya melestarikan
budaya leluhur kita, jangan sampai diabaikan karena budaya asing selalu
menggoyang hati kita yang tak menentu.
DAFTAR PUSTAKA
Scribd,“ Al-Qaeda
(Isu-Global)”, diakses dari
http://www.scribd.com/doc/58820849/Al-Qaeda-Isu-Global, pada
tanggal 27 januari 2013 pukul 23.15
Wikipedia
bahasa Indonesia,“Usamah bin Ladin”, diakses
dari http://id.wikipedia.org/wiki/Usamah_bin_Ladin, pada tanggal 27 januari 2013 pukul 22.40
Fahmi
Suwaidi,“ 7 Tahapan Al-Qaida Menuju
Penegakkan Khilafah di tahun 2020”, diakses dari http://www.muslimdaily.net/opini/opini-17/7-tahapan-al-qaida-menuju-penegakkan-khilafah-di-tahun-2020.html, pada tanggal 27 januari 2013 pukul 22.50
Meylysania
Olyvia Devy,“ Jaringan Terorisme Di Asia
Tenggara”, diakses dari http://meylysania-o-d-fisip10.web.unair.ac.id/artikel_detail-49131-Umum-JARINGAN%20TERORISME%20DI%20ASIA%20TENGGARA.html, pada tanggal 27 januari 2013 pukul 22.55
[1]
Scribd,“ Al-Qaeda
(Isu-Global)”,
diakses dari http://www.scribd.com/doc/58820849/Al-Qaeda-Isu-Global, pada
tanggal 27
januari 2013 pukul
23.15
[2] Wikipedia bahasa Indonesia,“Usamah bin Ladin”, diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Usamah_bin_Ladin, pada tanggal 27 januari 2013 pukul 22.40
[3] Fahmi Suwaidi,“ 7 Tahapan Al-Qaida Menuju Penegakkan
Khilafah di tahun 2020”, diakses dari
http://www.muslimdaily.net/opini/opini-17/7-tahapan-al-qaida-menuju-penegakkan-khilafah-di-tahun-2020.html, pada
tanggal 27
januari 2013 pukul
22.50
[4]
Meylysania Olyvia Devy,“ Jaringan Terorisme Di Asia Tenggara”,
diakses dari
http://meylysania-o-d-fisip10.web.unair.ac.id/artikel_detail-49131-Umum-JARINGAN%20TERORISME%20DI%20ASIA%20TENGGARA.html, pada
tanggal 27
januari 2013 pukul
22.55