A. LATAR BELAKANG
Kasus kecurangan menjadi perhatian
auditor karena dewasa ini menjadi perhatian semua orang akibat terjadinya kasus
Enron dan WorldCom di Amerika Serikat yang memaksa dibubarkannya salah satu
kantor akuntan besar di sana, di samping menimbulkan kerugian yang sangat besar
bagi para investor kedua perusahaan tersebut.
Laporan dari Badan Pemeriksa Keuangan
Amerika Serikat serta dari Asosiasi Peng-uji Kecurangan (Certified Fraud
Examiner) juga mengemukakan hal serupa tentang banyaknya kasus kecurangan
yang terjadi dan besarnya kerugian yang dialami, baik pada perusahaan yang
tertutup maupun perusahaan yang sahamnya diperjual-belikan di pasar bursa,
serta baik pada perusahaan yang bermotifkan laba maupun organisasi nirlaba.
Kasus kecurangan klasik yang terjadi menggambarkan bahwa
kecurangan laporan keuangan bukanlah hal baru. Dengan munculnya skandal
tersebut, profesi auditor merespons dengan menerapkan standar formal pertama
untuk prosedur pengauditan. Standar-standar tersebut mengharuskan adanya
konfirmasi atas piutang dan pengamatan fisik persediaan, prosedur yang sekarang
ini sudah menjadi standar, ditambah dengan panduan mengenai tanggung jawa
auditor untuk mendeteksi kecurangan.
Oleh karena itu, sangat penting mengetahui kecurangan audit
maka disini kami akan membahas mengenai tanggung jawab auditor dalam melakukan
penilaian risiko kecurangan dan mendeteksi salah saji material yang disebabkan
oleh kecurangan, dan bagian-bagian utama risiko audit, serta
pengendalian-pengendalian yang dilakukan untuk mencegah kecurangan dan prosedur
audit untuk mendeteksi kecurangan.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana definisi audit kecurangan dan membedakan antara kecurangan
laporan keuangan dengan penyalahgunaan aset
2.
Bagaimana segitiga kecurangan dan mengidentifikasi kondisi yang
menimbulkan terjadinya kecurangan.
3.
Bagaimana tanggung jawab auditor dalam melakukan pengukuran terhadap risiko kecurangan dan mendeteksi salah saji
karenakan kecurangan.
4.
Bagaimana tata kelola perusahaan dan factor pengendalian lingkungan yang
akan mengurangi risiko kecurangan.
5.
Bagaimana penanganan, bagian-bagian dan mendekteksi risiko-risiko
kecurangan serta memahami teknik wawancara dan aktivitas setelah dicurigai
terjadinya kecurangan.
C. TUJUAN PENULISAN
1.
Untuk mengetahui definisi audit kecurangan dan membedakan antara
kecurangan laporan keuangan dengan penyalahgunaan asset
2.
Untuk mengetahui segitiga kecurangan dan mengidentifikasi kondisi yang
menimbulkan terjadinya kecurangan.
3.
Untuk tanggung jawab auditor dalam melakukan pengukuran terhadp risiko
kecurangan dan mendeteksi salah saji karenakan kecurangan.
4.
Untuk mengetahui tata kelola perusahaan dan factor pengendalian
lingkungan yang akan mengurangi risiko kecurangan.
5.
Untuk mengetahui penanganan, bagian-bagian dan mendekteksi risiko-risiko
kecurangan serta memahami teknik wawancara dan aktivitas setelah dicurigai
terjadinya kecurangan.
BAB II
PEMBAHASAN
Kecurangan Audit adalah upaya untuk
mendeteksi dan mencegah kecurangan dalam transaksi-transaksi komersial.
Sebagaimana juga diakui oleh IAI, kesengajaan sering sulit ditentukan, padahal
faktor kesengajaan merupakan kata kunci yang digunakan oleh IAI untuk
menentukan apakah suatu kesalahan dianggap sebagai kekeliruan (error)
atau kecurangan. Meskipun demikian, adanya fak-tor risiko atau kondisi lain
dapat memperingatkan auditor tentang kemungkinan adanya kecurangan antara lain dapat berbentuk
sebagai berikut:
1.
Pengendalian intern yang lemah atau
diabaikan oleh manajemen.
2.
Kerugian persediaan dalam jumlah yang
besar.
3.
Hasil-hasil pemeriksaan auditor intern
ataupun auditor ekstern yang diabaikan oleh ma-najemen.
4.
Aktivitas perbankan yang tidak biasa
atau aneh.
5.
Pengeluaran untuk biaya atau pembelian
dalam jumlah yang besar.
6.
Manajemen didominasi oleh salah seorang
atau beberapa orang secara bersama-sama.
7.
Terdapat perputaran pimpinan yang
tinggi, atau sering berganti-ganti pimpinan.
8.
Perusahaan mempunyai perjanjian kontrak
yang signifikan.
9.
Kompensasi manajemen didasarkan pada
kinerja tertulis sehingga membuka peluang bagi manajemen untuk “mengutak-atik”
kinerja agar memperoleh bonus atau kompen-sasi yang besar.
10.
Auditor menjumpai adanya ketidakjujuran
dari manajemen.
11.
Perusahaan sering berganti-ganti
auditor.
A. JENIS-JENIS KECURANGAN
Sebagai suatu
konsep hukum yang luas, kecurangan merupakan setiap ketidakjujuran yang tidak
disengaja untuk merampas hak atau kepemilikan orang atau pihak lain.Dalam
konteks audit atas laporan keuangan, kekurangan didevenisikan sabagi salah saji
dalam laporan keuangan yang dilakukan dengan sengaja.Dua kategori utama
kecurangan adalah kecurangan dalam
laporan keuangan dan penyalahgunaan aset.
Kecurangan
Dalam Laporan Keuangan
Kecurangan dalam laporan keuangan
merupakan salah saji atau penghapusan terhadap jumlah atau pun pengungkapan
yang sering dilakukan dengan tujuan untuk mengelabui para pengguna.sebagian
besar kasus melibatkan salah saji terhadap jumlah yang dilaporkan dibandingkan
terhadap pengungkapan.Sebagai contoh, WorldCom yang dilporkan telah mengapitalisasi
jutaan dollar pengeluaran sebgaai aset tetap, yang semestinya harus dibebankan,
penghapusan terhadap jumlah yang dilaporkan merupakan kasus yang kurang umum
ditemukan,namun sebuah perusahaan dapat melebih sajikan pendapatan dengan
menghapus untang utang dagang dan liabilitas lainnya.
Sementara dalam sebagian besar
kasus kecurangan dalam laporan keuangan melibatkan suatu usaha untuk
melebisajikan pendapatan apakah dengan cara melebih sajikan aset dan pendapatan
ataupun dengan menghapus liabilitas dengan menghapus liabilitas dan
beban-beban, perusahaan-perusahaan dengan mudah sengaja mengurang sajikan
laba.pada perusahan-perusahaan-perusahan nonpublik, hal tersebut mungkin
dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi pajak penghasilan.Manajemen laba (management
earning) melibatkan tindakan-tindakan manajemen yang sengaja dilkukan
unntuk memenuhi target laba.Perataan
laba (income smooting) merupakan salah satu bentuk manajemen laba
dimana pendapatan-pendapatandan beban-beban dipindahkan diantara beberapa
periode untuk mengurangi fluktasi laba.
Meskipun jarang ditemukan,
beberapa kasus penting terkait kecurangan dalam lapoarn keuangan melibatkan
pengungkapan yang tidak memadai.sebagai contoh dalam masalah dalam kasus Enron
apakah perusahaan telah mengakui kewajiban terhadap perusahaan afiliasi yang
dikenal dengan entitas bertujuan khusus (Special
purpose entities) secara memadai.
Penyalahgunaan
Aset
Penyalahgunaan aset merupakan
kecurangan yang melibatkan kecurian atau aset milik entita.Dalam banyak kasus,
namun tidak semuanya, jumlah minimal yang terlibat tidak material terhadap
laporan keuangan.Namun demikian, pencurian aset perusahaan sering kali menjadi
perhatian penting manajemen, tampa melihat tingkat materialitasnya, karena
penurian-pencurian kecil dapat dengan mudah menigkat ukuran setiap saat.
Istilah
penyalahgunaan aset sering kali digunakan untuk mengacu pada pencurian yang
dlakukan dengan pegawai dan pihak-pihak internal lainnya didalam ssuatu
organisasi.Menurut perkiraan Association of Certified fraud examiners rata-rata
perusahaan merugi 6 persen dari pendapatannya disebabkan oleh kecurangan,
meskipun sebagian besar dari pencurian tersebut melibakan pihak-pihan
eksternal, seperti pengutilan yang dilakukan oleh pelanggan dan penipuaan yang
dilakukan oleh pemasok.
Biasanya
pelaku penyalahgunaan aset berada ditingkat hierarki organisasi yang lebih
rendah.Namundemikian dalam beberapa kasus penting, manajemen puncak terkadang
terlibat dalam pencurian aset perusahaan, karena otoritas manajemen yang lebih
besar serta kendali tehadap aset-aset perusahaan, penggalapan yang melibatkan
manajemen puncak dapat melibatkan jumlah yang signifikan
B.
KONDISI YANG MENYEBABKAN TERJADINYA KECURANGAN
Terdap tiga kondisi yang
menyebabkan terjadinya kecurangan dalam laporan keuangan dan penyalahguanaan
aset sebagaimana dijelaskan dalam PSA 70 (SA 316)
1.
Insentif/Tekanan.Manajemen
atau pegawai lainnya memiliki insentif atau tekanan untuk melakukan kecurangan.
2.
Kesempatan.Situasi
yang memberikan kesempatan bagi manajemen atau pegawai untuk melakukan
kecurangan.
3.
Sikap/Rasionalasi.adanya
suatu sikap, karakter, atau seperangkat nilai-nilai etika yang memungkan
manajemen atau pegawai untuk melakukan tindakan yang tidak jujur, atau mereka
berada dalam suatu lingkungan yang memberikan mereka tekanan yang cukup besar
sehingga menyebabkan mereka membenarkan melakukan perilaku yang tidak jujur
tersebut.
Faktor-faktor
Risiko untuk Kecurangan dalam Laporan Keuangan
Sebuah pertimbangan penting bagi
auditor dalam membongkar kecurangan adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang
dapat meningkatkan risikokecurangan.faktor
risiko kecurangan untuk setiap
kondisi kecurangan dalam laporan keuangan.dalyang sama am segitiga
kecurangan dalam laporan keuangan dan
penyalahgunaan aset memiliki tiga kondisi yang sama namun faktor risikonya
berbeda.
Insentif/Tekanan Sebuah
insentif yang umum bagi perusahaan untuk memanipulasi laporan keuangan adalah
adanya penurunan dalam prospek keuangan perusahaan Sebagai contoh, penurunan
dalam laba dapat mengancam kemampuaan perusahaan dalam mendapatkan pendanaan.
Kesempatan
Meskipun laporan keuangan dari semua perusahaan potensial dapat terjadi
manipulasi, risiko menjadi lebih besar untuk perusahaan yang bergerak dalam
industri yang melibatkan penilaian subjektif dan estimasi yang
signifikan.sebagai contoh, terdapat kemungkinan salah saji dalam persediaan
dalam perusahaan-perusahaan memilki persediaan yang terletak dibeberapa tempat
yang berbeda.
Penggantian pegawai dibagian
akuntansi atau kelemahan lainnya dalam proses akuntansi dan informasi dapat
menyebabkan munculnya kesempatan terjadinya salah saji.banyak kasus dalam
laporan keuangan yang disebabkan oleh komite audit dan dewak direksi yang tidak
efektif dalam melakukan pengawasan terhadap pelaporan keuangan.
Sikap/Rasionalisasi
sikap
manajemen puncak terhadap laporan keuangan merupakan faktor risiko penting
dalam menilai kemungkinan adanya kecurangan dalam laporan keuangan.Jiko CEO
atau manajer puncak menunjukkan dominasi terhadap proses penyusunan laporan
keuangan, seperti terus menerus mengeluarkan proyeksi yang terlalu optimi, atau
mereka terlalu khawatir untuk memenuhi proksi laba para analisis pasar,
kemungkinan terjadi kecurangan dalam
laporan keuangan menjadilebuh besar.
Faktor-faktor
Risiko untuk Penyalahgunaan Aset
Tiga kondisi yang sama juga
berlaku untuk penyalahgunaan aset.namun demikian, dalam melakukan penilaian
risiko, penekanan yang lebih besar diberikan insentif dan kesempatan pribadi
untuk melakukan penilaian risiko, pen dekanan yang lebih besar dibrikan
insentif dan kesempatan pribadi untuk melakukan pencurian.
Insentif/tekanan
Tekanan
keuangan merupakan insentif umum bagi pegawai yang menyalahgunakan aset.pegawai
yang memiliki utang yang sangat besar, atau mereka yang terlibat dalam masalah
kecanduan narkotika dan perjadian, dapat mencuri untuk memenuhi kebutuhan pribadi mereka.
Kesempatan
Kesempatan
untuk melakukan pencurian ada pada semua perusahaan.Namun,Kesempatan tersebut
lebih besar pada perusahaan yang akses
terhadap kasnya sangat mudah, atau pada perusahaan yang memilki
persediaan atau aset berharga lainnya.Khususnya jika ukuran aset tersebut kecil
dan mudah dipindah-pindah sebagai contoh,kasino-kasino yang menangani jumlah
besar uang kas dengan pencatatan informasi yang sangat kecil atas penerimaan
kas.
Kelemahan dalam pengendalian
internal menciptakan kesempatan terjadinya pencurian, pemisahan tugas yang
tidak yang memadai hampir dipastikan menjadi liseni bagi para pegawai untuk
melakukan pencuriaan.Jika para karyawan menangani atau bahkan memiliki akses
sementara terhadap aset dan juga melakukan pembukuan untuk aset tersebut, maka
muncul potensi terjadinya pencurian.
Kecurangan menjadi lebih besar di
perusahaan yang lebih kecil dan organisasi nirlaba karena lebih sulit bagi
entitas tersebut untuk melakukan pemisahan tugas .Namun demikian, bahkan
perusahaan yang lebih besar pun dapat tidak melakukan pemisahan tugas yang
memadai dibagian-bagian penting.
Sikap/Rasionalisasi Sikap
manajemen terhadap pengendalian dan kode etik dapat menyebabkan para kayawan
dan manajer membenarkan pencurian terhadap aset.Jika manjemen mencurangi para
pelanggannya dan menetapkan harga yang sangat tinggi untuk barang-barang atau
terlibat dalam taktik penjualan bertekanan tinggi, para pegawai dapat merasa bahwa
mereka juga dibenarkan untuk memmbuat serupa dengan memalsukan pengeluaran atau
memalsukan laporan keuangan waktu kinerja
Fraud Triangle
|
Faktor resiko untuk kecurangan pelaporan keuangan
|
Faktor resiko penyalah gunaan Aktiva
|
Insentif / Tekanan
|
-
Stabilitasi keuangan atau profitabilitas teranacam oleh kondisi
ekonomi,industri dan persaingan
ccontoh : penurunan permintaan pelanggan yang
signifikan
|
-
Kewajiban keuangan pribadi menciptakan tekanan
-
Hubungan buruk antara management dan pegawai
|
Kesempatan
|
-
Estimasi akuntansi yang signifikan
-
Ketidak efektipan komite audit dalam mengawasi pelaporan keuangan
-
Staf akuntansi, IT yang sering berganti atau tidak efektif
|
-
Adanya jumlah kas yang besar ditangan atau ditempat kasir
-
Pengdalian internal yang tidak memadai
|
Sikap / Rasionalisasi
|
-
Komunikasi yang tidak tepat
-
Sejarah pelanggaran hukum securitas
-
Kebiasaan management membuat peramalan
|
-
Meremehkan pengendalian internal
-
Meremehkan pemantauan
|
C.
MENGUKUR RISIKO KECURANGAN
PSA 70 memberikan paduan kepada auditor dalam mengukur
risiko kecurangan. Auditor harus menjaga suatu tingkat skeptisme professional
ketika mereka mempertimbangkan informasi yang luas termasuk faktor-faktor
risiko kecurangan, untuk mengedintifikasi dan menghadapi risiko kecurangan.
Skeptisme
Profesional
PSA 04 (SA230) menyatakan bahwa, dalam melaksanakan
skeptisme professional, seorang auditor” tidak
menganggap bahwamanajemen tidak jujur maupun tidak menganggap kejujuran
manajemen dipertanyakan”. Dalam praktinya, menjaga sikap skeptisme
professional dapat menjadi sulit, karena meskipun beberapa contoh kasus
kecurangan dalam laporan keuangan tingkat tinggi, kecurangan material jarang
terjadi dibandingkan dengan jumlah audit atas laporan keuangan yang di lakukan
setiap tahun. Sebagian besar auditor tidak akan pernah menemukan kecurangan
material sepanjang akhir mereka.
Berfikir kritis PSA 07 menekankan
pertimbangan atas kecurangan klien untuk melakukan kecurangan, tampa
mempertimbangkan keyakinan auditor mengenai kemungkinan terjadinya kecurangan
serta kejujuran dan integrasi manajeman. Selama merancang audit dalam setiap
pengauditan ,tim kerja harus membahas
kebutuhan untuk menjaga pikiran kritis disepanjang pengauditan untuk
mengidentifikasi risiko-risiko kecurangan dan secara kritis mengevaluasi
bukti-bukti audit
Evaluasi Kritis
atas Bukti Audit Terhadap informasi yang ditemukan atau kondisi –kondisi
lainya yang mengindikasikan adanya salah saji material yang disebabkan oleh
kecurangan mungkin telah terjadi, auditor harus meninvestogasi masalah-masalah
yang ada secara menyeluruh, mendapatkan bukti tambahan jika diperlukan, dan
berkonsultasi dengan anggota tim lainnya. Auditor harus berhati-hati tidak
membenarkan atau mengasumsikan suatu salah saji merupakan suatu insiden yang
terpisah.Sebagai contoh katakanlah seorang auditor menemukan adanya penjualan
ditahun berjalan yang seharusnya secara tepat diakui sebagai penjualan pada
tahun berikutnya.
Sumber-Sumber
Informasi Untuk Mengukur Risiko
Kecurangan
Lima
sumber kecurangan untuk mengukur risiko kecurangan adalah sebagai berikut :
Komunikasi Antara Sesama Tim Audit PSA 70
mengharuskan tim audit untuk melakukan diskusi untuk berbagai pemahaman dari
anggota tim audit lebih berpengalam dan untuk “urun rembung”ide-ide yang menyangkut hal berikut.
1.
Bagaimana dan kapan mereka yakin bahwa laporan keuangan
entitas tidak dicurigai terdapat salah saji yang disebabkan oleh kecurangan.
Hal ini juga termasuk pertimbangan atas faktor internal dan eksternal yang
diketahui memengaruhi entitas yang mungkin akan
·
menciptakan ensentif atau tekanan bagi manajemen untuk
melakukan kecurangan.
·
memberiakn kesempatan untuk dilakukanya tidak kecurangan
·
mengindikasikan budaya atau lingkunganya yang membuat
manajemen membenarkan tindakan –tindakan kecurangan.
2.
Bagaimana manajemen dapat melakukan dan menutupi kecurangan
dalam laporan keuangan
3.
Bagaimana setiap orang dapat menyalahsajikan asset entitas tersebut.
4.
Bagaimana auditor dapat menyikapi kemungkinan adanya salah
saji dalam laporan keuangan yang disebabkan oleh kecurangan.
Tanya Jawab dengan
ManajemenPSA 70 Mengharuskan auditor untuk membuat Tanya jawab spesifik seputar
kecurangan dan setiap pengauditan. Tanya jawab dengan manajemen dan pihak
lainya dalam perusahaan memberikan kesempatan bagi para pegawai untuk
memberitahukan informasi yang mungkin tidak dapat dikomunikasikan dengan pihak
lain, selain itu, jawaban mereka terhadap pertanyaan-pertanyaan auditor sering
kali membuka pertanyaan atas kemungkinan adanya kecurangan.
Tanya jawab auditor
terhadap manajemen harus menyatakan apakah manajemen mengetahui setiap
kecurangan atau kecurigaan terhadap terjadinya kecurangan di dalam perusahaan.
Auditor juga harus menanyakan mengenai proses manajemen dalam mengukur risiko
kecurangan, sifat risiko kecurangan yang diidentifikasikan oleh manajemn atau
setiap pengendalian internal yang diterapkan untuk mengatasi risiko-risiko
tersebut, dan setiap informasi mengenai kecurangan dan pengendalian terkait
yang harus dilaporkan oleh manajemen kepada mereka yang bertanggung jawab
terhadap tata kelola perusahaan, seperti komite audit.
Komite audit sering kali melakukan peran aktif dalam
mengawasi pengukuran risiko kecurangan manajemen serta proses penangananya. PSA
70 mengharuskan auditor untuk melakukan Tanya jawab dengan komite audit atau
pihak lain yang bertanggung jawab terhadap tata kelola perusahaan mengenai
pandangan mereka terhadap risiko kecurangan dan apakah mereka mengetahui setiap
kecurangan atau kecurigaan atau kecurigaan telah terjandinya kecurangan.
Faktor –Faktor
Risiko PSA 70 Mengharuskan auditor untuk mengevaluasi apakah faktor-faktor risiko
kecurangan mengidentifikasi adanya insentif atau tekanan untuk melakukan
kecurangan, kesempatan untuk melakukan kecurangan, atau sikap atau
rasionalisasi digunakan untuk membenarkan tindakan kjecurangan.
Prosedur Analitis Sebagaimana telh
kita bahas pada bab 6, auditor harus melakukan prosedur analitis sepanjang fase
perencanaan dan penyelesaiaan audit untuk membantu mengidentifikasi
transaksi-transaksi atau kejadiaan- kejadian
yang tidak biasa yang dapat mengindentifikasikan salah saji material
dalam laporan keuangan. Ketiaka hasil prosedur analitis berbeda dengan
ekspektasi auditor, auditor harus mengevaluasi hasil tersebut beserta informasi
lain yang didapatkan terkait dengan kemungkinan adanya kecurangan atau
menentukan apakah risiko kecurangan meningkat.
Informasi lainya Auditor harus
mempertimbamgkan semua informasi yang telah mereka dapatkan dalam setiap fase
atau bagian pengauditan ketika mereka mengukur risiko kecurangan. Banyak
prosedur pengukuran risiko yang dilakukan auditor disepanjang fase perencanaan
untuk mengukur salah sajimaterial yang dapat mengindikasikan adanya peningkatan
risiko kecurangan. Sebagai contoh informasi mengenai integritas dan kejujuran
manajemen yang didapatkan selama melakukan prosedur penerimaan klien, Tanya
jawab dan prosedur analitis yang dilakukan sehubungan dengan penelaahan auditor
terhadap laporan keuangan kuartalan klien dan informasi yang dipertimbangkan
dalam mengukur risiko bawaan dan risiko pengendalian dapat mengarahkan
perhatiaan auditor terhadap kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan yang
disebabkan oleh kecurangan.
Mendokumentasiakn Hasil Pengujian
Kecurangan
PSA 70 Mengharuskan
auditor mendokumentasikan hal-hal berukut yang terkait dengan pertimbangan
auditor terhadap salah saji material yang disebabkan oleh kecurangan.
·
Diskusi dengan sesame personel tim kerja dalam perencanaan
audit mengenai kecurigaan terhadap adanya salah saji material dalam laporan
keuangan entitas yang disebabkan oleh kecurangan .
·
Prosedur yang dilakukan untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan untuk mengindentifikasi dan mengukur risiko kecurangan material.
·
Risiko spesifik dalam kecurangan material yang telah
diindentifikasi, dan deskripsi respons auditor terhadap risiko-risiko tersebut.
·
Alasan-alasan yang mendukug suatu kesimpulan tersebut bukan
merupakan risiko yang signifikan pengakuan pendapatan material yang tidak
tepat.
·
Hasil dari prosedur yang dijalankan untuk mengatasi risiko
dominasi pengendalian oleh manajemen.
·
Kondisi-kondisi lain serta hubungan analitis yang
mengindikasikan bahwa prosedur audit atau tambahan atau penanganan lainya
diperlukan, dan tindakan-tindakan tersebut adalah dijalankan oleh auditor.
·
Sifat komunikasi mengenai kecurangan yang dilakukan dengan
manajemen komite audit atau lainya
D.
PENGAWASAN TATA KELOLA PERUSAHAAN UNTUK MENGURANGI RISIKO KECURANGAN
Manajemen
bertanggung jawab untuk menerapkan tata kelola perusahaan dan prosedur
pengendalian untuk meminimalisasikan risiko kecurangan, yang dapat dikurangi
melalui kombinasi antara tindakan pencegahan, yang dapat dikurangi melalui
kombinasi antara tindakan pencegahan, antisipasi dan pendeteksiaan. Karena
kolusi dan dokumentasi palsu menjadikan deteksi kecurangan menjadi lebih sulit
sehinggasering kali lebih efektif dan lebih efesien bagi perusahaan untuk
memfokuskan bagi pencegahan dan pengantisipasian kecurangan.
Untuk membantu manajemen dan direksi dalam
menjalankan usaha-usaha antikecurangan.AICPA, bekerja sama dengan beberapa
organisasi profesi, terkait menerbitkan program dan pen gendalian bagi
manajemen: panduan untuk membantu mencegah, mengantisipasi, mendeteksi
kecurangan, paduan tersebut mengidentifikasi tiga elemen berikut untuk mencegah
mengantisipasi dan mendeteksim kecurangan.
1.
Budaya kejujuran dan etika yang bernilai tinggi.
2.
Tanggung jawab manajemen untuk mengevaluasi risiko-risiko kecurangan
.
3.
Pengawasan dari komite audit.
Budaya kejujuran
dan Etika Bernilai Tinggi
Riset menunjukkan bahwa cara yang paling efektif untuk
mencegah kecurangan dan pengantisipasiaanya adalah dengan menerapkan
program-program dan pengendalian –pengendalian anti kecurangan yang berdasarkan
pada nilai-nilai utama yang dianut oleh perusahaan. Nilai-nilai tersebut
menciptakan suatu lingkungan yang mendorong dilakukanya perilaku dan ekspektasi
yang berlaku bahwa para pegawai dapat menggunakannya untuk memandu tindakan-tindakan
mereka. Nilai-nilai tersebut membantu menciptakan suatu budaya kejujuran dan
etika yang menjadi dasr yang bertanggung jawab kerja bagi para pegawai.
Menciptakan suatu budaya kejujuran dan etika yang bernilai tinggi yang mencakup
enam elemen berikut ini:
Teladan dari
PimpinanManajemen dan dewan direksi bertanggung jawab unntuk memeberikan teladan
dalam perilaku yang beretika dalam perusahaan. Kejujuran dan integritas
manajemen mendorong kejujuran dan integritas pada seluruh pegawai dalam integritas
pada seluruh pegawai dalam organisasi tersebut. Manajemen tidak dapat bertindak
dalam suatu cara tertentu dan berharap bawahannya berperilaku yang berbeda dari
yang di contohkan. Melalui tindakan dan komunikasinya, manajamen dapat
menunjukkan bahwa perilaku tidak jujur dan tidak etis tidak dapat di terima,
meskipun menguntungkan bagi perusahaan.
Menciptakan
lingkungan kerja yang positif penilaian menunjukkan bahwa
perbuatan salah lebih jarang terjadi ketika para pegawai memiliki perasaan
positif mengenai pemberi kerjanya dibandingkan ketika mereka merasa bahwa
mereka teraniaya, terancam atau terabaikan. Lingkungan kerja yang positif dapat
menciptakan moral pegawai yang lebih baik, yang akan mengurangi kemungkinan
para pegawai untuk melakukan kecurangan terhadap perusahaan.
Para pegawai juga harus bisa mendapatkan nasihat secara
internal sebelum mereka mengambil keputusan-keputusan yang memiliki implikasi
hukum atau etika. Banyak organisasi yang memiliki suatu proses pengduan bagi
para pegawai untuk melaporkan perbauatan salah yang telah terjadi atau
kecurigaan telah terjadinya kecurangan atau potensi pelanggaran atas kode etik
atau kebijakan etik. Beberapa organisasi bahkan memiliki saluran tefon yang di
pimpin atau di awasi oleh seorang petugas etika atau individu yang di percaya
untuk menyelidiki dan melaporkan tindak kecurangan tau pelanggaran hukum.
Mempekerjakan dan
mempromosikan pegawai yang tepat kisah sebelumnya menggambarkan
risiko-risiko pegawai yang tidak jujur di pekerjakan. Agar berhasil mencegah
kecurangan, perusahaan yang telah berjalan dengan baik harus menerapkan
kebijakan pemilihan yang efektif untuk mengurangi kemungkinan mempekerjakan dan
mempromosikan orang-orang yang memiliki tingkat kejujuran yang rendah.
Khususnya untuk mereka yang memegang posisi-posisi penting . kebijakan tersebut
dapat mencakup pengecekan terhadap latar belakang kandidat yang akan di
pekerjakan atau yang akan di promosikan untuk posisi-penting.
Pelatihan semua pegawai baru
harus terlebih dahulu di latih tentang ekspektasi perusahaan terhadap perilaku
etika para pegawainya. Harus di ajarkan bahwa mereka harus mengemudikasikan
adanya tindakan kecurangan yang terjadi atau di curigaitelah terjadi atau cara
yang tepat untuk mengomunikasikanya. Selain itu pelatihan mengenai kewaspadaan terhadap kecurangan
terhadap kewaspadaan terhadap kecurangan yang harus disesuaikan dengan tanggung
jawab ekspesifik pegawai, misalnya pelatihan yang berbeda dengan agen-agen
pembelian dan penjualan.
Konfirmasi sebagian besar
perusahaan mengharuskan pegawainya untuk secara periodik mengkonfirmasikan
tanggung jawab mereka untuk memenuhi kode etik. Para pegawai diminta untuk
membuat pernyataan bahwa mereka memahami ekspektasi perusahaan dan telah
memntuhi kode etik, serta bahwa mereka mewaspadai setiap bentuk pelanggaran.
Konfirmasi tersebut membantu penegakan kode etik dan juga membantu mencegah
para pegawai untuk melakukan kecurangan atau pelanggaran etika lainnya. Dengan
menindaklanjuti pengakuan-pengakuan dan tidak adanya balasan, maka auditor
internal atau lainnya dapat mengungkap masalah-masalah penting.
Disiplin para pegawai harus
mengetahui bahwa mereka harus bertanggung jawab jika mereka tidak mematuhi kode
etik perusahaan. Pemberian hukuman atas pelanggaran kode etik, tanpa mempertimbangkan
jenjang pegawai yang melakukan tindakan tersebut, memberikan pesan yang jelas
pada semua pegawai bahwa kepatuhan terhadap kode etik dan standar etika lainnya
sangat penting dan di harapkan. Penyelidikan yang menjadi alat pencegah
kecurangan yang efektif.
Tanggung jawab
manajemen untuk mengevaluasi risiko-risiko kecurangan
kecurangan tidak dapat terjadi tanpa adanya kesempatan yang
terbuka untuk melakukan dan menutupi tindakan tersebut. Manajemen bertanggung
jawab untuk mengidentifikasi dan mengatur risiko kecurangan, menjalankan
langkah-langkah untuk mengurangi risiko-risiko yang terindentifikasi, dan
mengawasi pengembalian internal yang dapat mencegah dan mendeteksi kecurangan.
Mengidentifikasi
dan mengukur risiko kecurangan pengawasan terhadap kecurangan
yang efektif di mulai dengan kesadaran manajemen bahwa kecurangan mungkin
terjadi dan hampir setiap pegawai mampu melakukan tindakan yang tidak jujur
pada kondisi lingkungan uang normal. Kesadaran ini meningkatkan kemungkinan
bahwa program-program dan pengendalian untuk mencegah, mengantisipasi
faktor-faktor yang dapat menimbulkan terjadinya kecurangan dalam suatu
organisasi yang harus di pertimbangkan oleh manajemen.
Menangani risiko
kecurangan manajemen bertanggung jawab dalam merancang dan menerapkan program-program
dan pengendalian-pengendalian untuk menangani risiko-risiko kecurangan, dan
tersebut dapat mengubah aktifitas dan proses bisnis yang rentang terhadap
terjadinya kecurangan, untuk mengurangi insentif dan kesempatan terjadinya kecurangan.
Sebagai contoh, manajemen dapat mengalihkan beberapa kegiatan operasional
seperti pengiriman uang yang di terimah dari penjualan dari personel perusahaan
sistem perbangkan otomatis. Program dan pengendalian lainnya dapat di terapkan
di tingkat korporasi, seperti pelatihan bagi semua pegawai mengenai risiko
kecurangan, dan memperkuat pegai promosi.
Pengawasan dalam
program-program dan pengendalian-pengendalian pencegahan kecurangan untuk bagian-bagian
yang memiliki risiko kecurangan yang tinggi, manajemen secara berkala harus
mengevaluasi apakah program-program dan pengendalian-pengendalian anti
kecurangan tel;ah di terapkan dan berjalan secara efektif. Sebagai contoh,
penelahaan dan evaluasi manajemen terhadap hasil keuangan unit-unit operasi atau
anak-anak perusahaan meningkatkan kemungkinan bahwa hasil-hasil yang telah di
manipulasi akan terdeteksi.
Pengawasan dari komite audit
Komite audit
memiliki tanggung jawab utama untuk mengawasi proses penyusunan laporan
keuangan dan pengendalian internal organisasi. Dalam menjalankan tanggung
jawabnya, komite audit mempertimbangkan kemungkinan manajemen mengabaikan
pengendalian internal dan mengawasi proses pengukuran risiko kecurangan,
demikian juga dengan program dan pengendalian dan anti kecurangan. Komite audit
juga membantu dalam menciptakan suatu” contoh teladan” yang efektif mengenai
pentingnya kejujuran dan perilaku beretika dengan tidak memberikan toleransi
sama sekali terhadap setiap tindakan kejujuran.
Pengawasan yang di
lakukan oleh komite audit juga bertindak sebagai pencegah kecurangan oleh
manajemen senior. Sebagai contoh, untuk meningkatkan kemungkinan bahwa setiap
usaha yang di lakukan oleh manajemen senior untuk melibatkan para pegawainya
dalam melakukan tau menutupi kecurangan dapat segera terungkap, pengawasannya
dapat mencakup hal-hal berikut:
·
Pelapran langsung atas temuan-temuan kunci oleh internal
audit kepada komite audit.
·
Laporan berkala oleh petugas etika mengenai pengaduannya
yang ada.
·
Laporan lainnya mengenai perilaku yang tidak etis atau
kecurangan yang dicurigai telah terjadi.
Sebagai bagian dari evaluasi, auditor dapat mempertimbangkan
independensi komite audit terhadap manajemen dan tingkat pemahaman antara
manajemen dan komite audit mengenai tanggung jawab yang terakhir. Seorang
auditor eksternal dapat memperoleh dengan menganati interaksi diantara sesame
tim audit, komite audit, dan auditor internal terkait dengan tingkat komitmen
komite audit dalam mengawasi proses penyusunan laporan keuangan.
E.
MENGHADAPI RISIKO KECURANGAN
Ketika
risiko salah saji material yang disebabkan oleh kecurangan teridentifikasi
auditor pertama kali harus membahas temuan-temuan tersebut dengan manajemen
serta mendapatkan pandangan manajemen atas potensi kecurangan dan pengendalian
yang ada dan dirancang untuk mencegah atau mendeteksi salah saji. Auditor harus
mempertimbangkan apakah program dan pengendalian antikecurangan tersebut dapat
mengatasi risiko salah saji material yang teridentifikasi yang disebabkan oleh
kecurangan atau apakah kelemahan dalam pengendalian telah meningkatkan risiko
kecurangan. Respons auditor terhadap risiko kecurangan meliputi hal-hal sebagai
berikut :
·
Mengubah keseluruhan pellaksanaan
audit
·
Merancang dan melakukan prosedur
audit untuk menghadapi risiko kecurangan tersebut.
·
Merancang dan melakukan
prosedur-prosedur untuk mengatasi dominasi manajemen terhadap pengendalian.
Mengubah
Keseluruhan Pelaksanaan Audit
Auditor
dapat memilih dari beberapa respons secara keseluruhan atas meningkatnya risiko
kecurangan. Jika risiko salah saji yang disebabkan oleh kecurangan meningkat,
lebih banyak personel yang berpengalaman ditugaskan dalam pegauditan. Dalam
beberapa kasus, seorang ahli dibidang kecurangan dapat ditugaskan kedalam tim
audit.
Pelaku
kecurang sering kali memiliki pengetahuan yang baik dalam prosedur audit. untuk
alasan itu, PSA 70 mengharuskan auditor untuk menerapkan rencana audit yang
tidak dapat diprediksi. Sebagai contoh, auditor dapat mengunjungi lokasi tempat
persediaan berada atau menguji akun-akun yang tidak diuji pada periode audit
sebelumnya. Auditor juga harus mempertimbangkan pengujian untuk terkait dengan
penyalahgunaan aset, meskipun bila jumlah tersebut biasanya tidak material.
Merancang Dan
Melakukan Prosedur Audit Untuk Menghadapi Risiko Kecurangan
Prosedur
audit yang tepat digunakan untuk mengatasi risiko audit spesifik bergantung
pada akun yang sedang diaudit dan jenis risiko kecurangan yang teridentifikasi.
Auditor
juga harus mempertimbangkan pilihan manajemen atas prinsip-prinsip akuntansi.
Perhatian saksama harus diberikan pada prinsip-prinsip akuntansi yang
melibatkan pengukuran-pengukuran subjektif atau transaksi-transaksi yang rumit.
Karena auditor meyakini adanya risiko kecurangan dalam pengungkapan pendapatan,
mereka juga harus mengevaluasi kebijakan pengakuan pendapatan perusahaan.
Merancang Dan
Melakukan Prosedur-Prosedur Untuk Mengatasi Dominasi Manajemen Terhadap
Pengendalian
Risiko
dominasi manajemen terhadap pengendalian muncul pada hampir semua pengauditan.
Karena manajemen merupakan suatu posisi yang unik untuk melakukan kecurangan
dengan menngabaikan pengendalian yang seharusnya berjalan efektif, auditor
harus menjalankan prosedur-prosedur dalam setiap pengauditan untuk mengatasi
risiko dominasi oleh manajemen. Tiga prosedur berikut harus dijalankan dalam
setiap pengauditan.
Memeriksa
ayat-ayat jurnal dan penyesuaian-penyesuaian lainnya sebagai bukti adanya
kemungkinan salah saji yang disebabkan oleh kecurangan kecurangan
seringkali diakibatkan oleh penyesuaian terhadap jumlah yang dilaporkan dalam
laporan keuangan, meskipun terdapat pengendalian internal yang efektif di dalam
laporan keuangan, meskipun terdapat pengendalian internal yang efektif di
sepanjang proses pencatatan. Auditor pertama kali harus mendapatkan pemahaman
atas proses pelaporan keuangan entitas, demikian pula halnya dengan
pengendalian terhadap ayat-ayat jurnal dan penyesuaian-penyesuaian lainnya,
serta menanyakan pada pegawai yang terlibat dalam proses penyusunan laporan
keuangan bilamana terdapat ketidaktepatan atau aktivitas yang tidak biasa dalam
pemrosesan ayat jurnal dan penyesuaian lainnya. SAS 99 mengharuskan auditor
untuk menguji ayat-ayat jurnal dan penyesuaian-penyesuaian laporan keuangan
lainnya.
Menelaah
estimasi akuntansi untuk setiap hal yang tidak wajar kecurangan dalam laporan keuangan sering kali
dicapai melalui salah saji yag disengaja dalam estimasi akuntansi. PSA 70
mengharuskan auditor untuk mempertimbangkan potensi ketidakwajaran manajemen
ketika menelaah estimasi-estimasi tahun berjalan. Auditor diharuskan untuk
“melihat kembali” estimasi-estimasi signifikan pada periode sebelumnya untuk
mengidentifikasi setiap perubahan dalam proses perusahaan atau penilaian
manajemen dan asumsi-asumsi yang dapat memadai adanya dimasukkan ke dalam
kelompoj yang tinggi untuk rentang jumlah yang dapat diterima ditahun
sebelumnya dan di kelompok yang rendah di tahu berjalan.
Mengevaluasi
rasionalitas bisnis untuk transaksi-transaksi yang tidak biasa PSA 70
menempatkan fokus yang lebih besar dibandingkan yang sebelumnya diharuskan
untuk pemahaman atas dasar rasionalitas bisnis untuk transaksi-transaksi tidak
biasa yang signifikan yang mungkin di luar kebiasaan bisnis perusahaan. Auditor
harus mendapatkan pemahaman atas tujuan-tujuan dari setiap transaksi yang
signifikan untuk menilai apakah transaksi-transaksi tersebut terkait dengan
kecurangan dalam laporan keuangan. Sebagai contoh, perusahaan dapat terlibat
ddalam transaksi pembiayaan apakah perlakuyan akuntansi untuk setiap transaksi
yang tidak biasa sudah tepat dengan kondisi yang ada, dan apakah informasi
mengenai transaksi tersebut telah diungkapkan dengan memadai dalam laporan
keuangan..
Memutakhirkan
Proses Penilaian Risiko
Penilaian
auditor terhadap risiko dalah saji material yang disebabkan oleh kecurangan
harus terus berjalan disepanjang pengauditan dan dikoordinasikan dengan
prosedur penilaian risiko lainnya. Auditor harus mewaspadai kondisi-kondisi
berikut ketika melakukan pengauditan.
1.
Ketidak konsistenan dalam
pencatatan akuntansi
2.
Bukti audit yang bermasalah atau
hilang
3.
Hubungan yang problematik atau
tidak biasa antara auditor dengan manajemen
4.
Hasil dari pengujian substantif
atau penelaahan akhir darinprosedur analitis yang mengindikasikan adanya risiko
kecurangan yang sebelumnya tidak diketahui.
5.
Jawaban terhadap pertanyaan yang
diajukan di sepanjang pengauditan yang tidak jelas atau tidak masuk akal atau
yang menghasilakn bukti yang tidak konsisten dengan bukti lainnya.
F.
BAGIAN-BAGIAN
RISIKO KECURANGAN SPESIFIK
Kewaspadaan terhadap adanya tanda-tanda peringatan
terjadinya kecurangan dan teknis pendektesian kecurangan lainnya akan
meningkatkan kemungkinan auditor dalam mengidentifikasi salah saji yang
disebabkan karena kecurangan.
Risiko Kecurangan
Dalam Pendapatan Dan Piutang Dagang
Pendapatan dan beberapa akun piutang yang terkait serta akun
kas biasanya sangat rentan terhadap manipulasi dan pencurian. Sebuah penelitian
yang disponsori oleh committee of sponsoring organization (COSO) menemukan
bahwa lebih dari separuh kasus kecurangan dalam laporan keuangan melibatkan
akun pendapatan dan piutang dagang.
Risiko kecurangan
dalam laporan keuangan untuk akun pendapatan. Ada beberapa alasan mengapa
pendapatan rentan terhadap manipulasi. Yang paling penting pendapatan hampir
selalu merupakan akun terbesar dalam laporan laba-rugi, sehingga suatu salah
saji yang hanya berupa persentase penjualan yang kecil tetap dapat berpengaruh
besar terhadap laba. Alasan lain yang menyebabkan pendapatan rentan terhadap
manipulasi adalah kesulitan dalam menentukan waktu yang tepat untuk mengakui
pendapatan dalam berbagai situasi. Berikut tiga jenis manipulasi pendapatan
yang penting.
1.
Pendapatan fiktif
2.
Pengakuan pendapatan yang premature
3.
Manipulasi penyesuaian-penyesuaian pendapatan
Pendapatan fiktif. Bentuk kecurangan
pendapatan yang paling fatal melibatkan penciptaan pendaptan-pendapatan aktif.
Para pelaku kecuragan sering kali melakukannya dalam jangka waktu yang lama
untuk mendukung pendapatan fiktif dan melibatkan para pegawai perusahaan.
Pengakuan pendapatan yang prematur. Perusahaan sering kali
mempercepat waktu pengakuan pendaptan untuk memenuhi proyeksi laba atau
penjualan. Pengakuan pendapatan yang premature, pengakuan pendapatan sebelum
ketentuan dalam PABU untuk mencatat pendapatan telah terpenuhi, harus dibedakan
dari kesalahan karena masalah pisah batas, dimana transaksi-transaksi tersebut
tanpa disengaja dicatat dalam periode yang salah. Salah satu metode kecurangan dalam
mempercepat pengakuan pendapatan adalah dengan menagih dan menahan penjualan.
Metode lainnya adalah dengan menerbitkan perjanjian tambahan yang memodifikasi
syarat transaksi penjualan.
Manipulasi Penyesuaian-Penyesuaian Pendapatan. Penyesuaian
terhadap penjualan yang paling umum melibatkan retur penuualan dan pengurangan
harga. Sebuah perusahaan dapat menyembunyikan retur penjualan dari auditornya
untuk melebihsajikan penjualan bersih dan laba. Perusahaan juga
dapat mengurangsajikan beban piutang tak tertagih, sebagian disebabkan karena
pertimbangan yang signifikan diperlukan untuk menentukan jumlah yang tepat.
Tanda-tanda
peringatan kecurangan dalam pendapatan. Terdapat banyak kemungkinan
tanda-tanda peringatan atau tanda-tanda yang mengindikasikan terjadinya
kecurangan dalam pendapatan. Dua tanda peringatan yang paling berguna
didapatkan dari prosedur analitis dan ketidakcocokan dalam dokumen-dokumen.
Prosedur Analitis.
Prosedur analitis seringkali dapat menandai kecurangan dalam pendapatan,
khususnya dari persentase margin kotor dan perputassran piutang dagang.
Pendapatan fiktif akan melebihsajikan persentase margin laba dan pengakuan
pendapatan yang premature juga melebihsajikan margin laba kotor jika biaya
penjualan yang terkait tidak diakui. Penjualan fiktif juga menurunkan
perputaran piutang karena penjualan fiktif juga dimasukkan ke dalam piutang tak
tertagih.
Ketidakcocokan Dokumen. Meskipun usaha yang terbaik
telah dilakukan oleh pelaku kecurangan., transaksi-transaksi fiktif jarang
memilki tingkat keandalan bukti yang sama sebagaimana yang dihasilkan dari
transaksi-transaksi yang sah. Para auditor harus mewaspadai penandaan dan
perubahan yang tidak biasa dalam dokumen-dokumen, dan mereka harus mengandalkan
dokumen asli daripada salinan dokumen atau duplikasinya.
Penyalahgunaan
Bukti Penerimaan Yang Melibatkan Pendapatan. Meskipun penyalahgunaan bukti
penerimaan kas tidak sepenting kecurangan dalam laporan pendapatan, kecurangan
semacam itu sangat mahal bagi organisasi karena menyebabkan kerugian langsung
terhadap asset-aset organisasi. Jenis penyalahgunaan yang paling umum terhadap
kas dengan tidak dicatatnya suatu penjualan yang diiikuti dengan penyesuaian
terhadap akun piutang pelanggan untuk menutupi pencurian tersebut.
Tidak Dicatatnya Sebuah Penjualan. Salah satu kecurangan
yang paling sulit untuk dideteksi adalah ketika suatu penjualan tidak dicatat
dan kas dari penjualan
tersebut dicuri. Kecurangan semacam itu lebih mudah terdeteksi ketika
barang-barang dikirim untuk para pelanggan yang membeli secara kredit. Menelusuri
dokumen pengiriman terhadap terhadap ayat penjualan dalam jurnal penjualan dan
akuntansi untuk semua dokumen pengiriman dapat digunakan untuk memverifikasi
bahwa semua penjualan telah dicatat.
Pencurian Penerimaan Kas Setelah Sebuah Penjualan Dicatat. Akan menjadi jauh
lebih sulit untu menyembunyikan pencuran atas penerimaan kas setelah penjualan
dicatat. Jika pembayaran pelanggan dicuri, penagihan regular atas akun-akun
yang belum dibayar akan segera membongkar kecurangan. Akibatnya, untuk
menyembunyikan pencurian, pelaku kecurangan harus mengurangi akun pelanggan
dengan salah satu dari tiga cara berikut.
1.
Mencatat retur penjualan atau pengurangan harga
2.
Menghapus akun piutang pelanggan.
3.
Memasukkan pembayaran dari pelanggan lain ke akun pelanggan
yang uangnya ia curi, ynag juga dikenal sebagai lapping.
Tanda-Tanda
Peringatan Penyalahgunaan Pendapatan Dan Penerimaan Kas. Pencurian atas
penjualan dan penerimaan kas yang terkait yang jumlanya relative kecil dapat
dicegah dan deteksi dengan lebih baik oleh pengendalian internal yang dirancang
untuk meminimalisasi kesempatan untuk melakukan kecurangan. Untuk mendeteksi
kecurangan yang lebih besar, prosedur analitis dan perbandingan – perbandingan
lainnya dapat berguna untuk mendeteksi kecurangan tersebut.
Risiko Kecurangan
Dalam Persediaan
Persediaan sering kali merupakan akun terbesar pada neraca
sebagian besar perusahaan dan auditor seringkali kesulitan untk memverifikasi
keberadaan dan penilaian persediaan. Sebagai akibatnya, persediaan sangat
rentan terhadap manipulasi yang dilakukan oleh manajer yang ingin mencapai
beberapa sasaran dalam laporan keuangan karena persediaan umumnya siap dijual,
persediaan juga rentan disalahgunakan.
Risiko Kecurangan
Laporan Keuangan Untuk Persediaan. Persediaan fiktif telah menjadi
inti masalah dari beberapa kasus kecurangan laporan keuangan penting. Banyak
perusahaan besar yang memilki persediaan yang beragam dan dalam jumlah yang
sangat banyak yang terletak di beberapa lokasi yang berbeda, yang membuat
perusahaan relative mudah untuk menambah persediaan aktif dalam pencatatan
akuntansi. Sememtara auditor diharuskan untuk memverifikasi keberadaan fisik
persediaan pengujian audit dilakukan berdarkan sampel dan biasanya tidak semua
lokasi persediaan diuji.
Tanda-Tanda
Peringatan Untuk Kecurangan Dalam Persediaan. Banyak kemungkinan
tanda-tanda peringatan atau indicator adanya kecurangan dalam persediaan.
Prosedur analitis berguna untuk mendeteksi kecurangan dalam persediaan
Prosedur analitis. Prosedur analitis,
khususnya persentasi margin laba kotor dan perputaran persediaan, sering kali
melibatkan dalam mengungkap kecurangan dalam persediaan. Persediaan aktif akan
mengurangsajikan beban pokok penjualan dan melebihsajikan persentase margin
kotor. Persediaan fiktif juga akan menurunkan perputaran persediaan.
Risiko Kecurangan
Pada Akun Pembelian Dan Utang Dagang.
Kasus-kasus kecurangan dalam laporan keuangan yang
melibatkan utang dagang relative umum meskipun lebih jarang terjadi
dibandingkan dengan kecurangan yang melibatkan persediaan atau piutang dagang.
Pengurangsajian utang dagang yang disengaja umumnya mengakibatkan kurang saji
dalam pembelian dan beban poko penjualan serta lebih saji dalam laba bersih.
Penyalahgunaan yang signifikan yang melibatkan pembelian juga dapat terjadi
dalam bentuk pembayaran kepada para pemasok fiktif, dan juga pemberian suap
atau kesepakatan illegal lainnya dengan para pemasok.
Risiko Kecurangan
Laporan Keuangan Untuk Akun Piutang Dagang. Perusahaan-perusahaan dapat terlibat dapat terlibat
dalam usaha-usaha yang disengaja untuk mengurangsajikan utang dagang dan
melebihsajikan laba. Hal tersebut dapat dicapai dengan tidak mencatat utang
dagang hingga periode berikutnya atau dengan mencatat pengurangan fiktif dalam
utang dagang. Perusahaan seringkali memilki kesepakatan bisnis yang kompleks
dengan para pemasok yang mengakibatkan pengurangan dalam utang dagang mereka
karena adanya pengakuan dalam iklan dan penyisihan lainnya.
Penyalahgunaan Dalam
Siklus Perolehan Dan Pembayaran. Kecurangan yang paling umum dalam
bagian perolehan adalah bagi sang pelaku untuk mengeluarkan
pembayaran-pembayaran kepada pemasok fiktif dan menyimpan kas di rekening
fiktif. Kecurangan semacam itu dapat dicegah dengan membuat pembayaran hanya
dilakukan pada pemasok resmi dan memeriksa dokumentasi-dokumentasi yang
mendukung pembelian tersebut dengan seksama oleh personel yang memilki otoritas
sebelum pembayaran dilakukan.
Bagian-Bagian
Risiko Kecurangan Lainnya
Meskipun beberapa akun lebih rentan dibandingkan dengan yang
lainnya, hampir dapat terjadi manipulasi pada setiap akun. Beberapa akun
lainnya yang memiliki risiko kecurangan spesifik dalam laporan keuangan atau
penyalahgunaan asset.
Asset Tetap. Asset tetap, sebua akun neraca
yang besar bagi banyak perusahaan, sering kali berdasarkan pada penilaian yang
ditentukan secara subjektif. Akibatnya, asset tetap dapat menjadi target
manipulasi, khusunya bagi perusahaan-perusahaan yang tidak memilki persediaan
atau piutang yang material. Untuk mengurang potensi pencurian, asset tetap
harus dilindungi secara fisik jika kemungkinan, diberi tanda, atau diberi label
permanen dan harus dicek keberadaannya secara berkala.
Beban Gaji. Gaji biasanya jarang menjadi
bagian risiko yang signifikan pada kecurangan dalam laporan keuangan . meski
demkian, perusahaan dapat mengurangsajikan persediaan dan laba bersih dengan
mencatat biaya upah karyawan yang berlebihan dalam persediaan. Kecurangan dalam
gaji yang melibatkan pencurian asset tidak terlalu banyak ditemukan, namun
jumalah yang terlibat seringkali material. Dua bagian umum yang biasanya
terjadi kecurangan adalah diciptakannya pegawai-pegawai fiktif dan lebih saji
dalam jumlah jam kerja setiap karyawan.
G.
TANGGUNG JAWAB
KETIKA KECURANGAN DICURIGAI TELAH TERJADI
Sebagaimana
telah diperkirakan sebelumnya, lebih banyak kecurangan yang terdeteksi oleh
pengendalian internal atau fungsi internal audit dibandingkan oleh auditor
eksternal
Merespons salah
saji yang mungkin disebabkan oleh kecurangan
Sepanjang
pengauditan, auditor terus menerus mengevaluasi apakah bukti-bukti yang
didapatkan dan pengamatan-pengamatan lainnya mengindikasikan adanya salah saji
material yang disebabkan oleh kecurangan. Semua salah saji yang ditemukan
auditor selama melakukan auditor harus diidentifikasi ada tidaknya indikasi
kecurangan. Ketika dicurigai terjadi kesalahan, auditor mendapatkan informasi
tambahan untuk menentukan apakah kecurangan benar-benar telah terjadi.
Jenis
tekhnik-tekhnik wawancara tanya jawab dapat menjadi teknik pengumpulan
bukti audit yang efektif. Wawancara memungkinkan auditor untuk
mengklarisifikasi masalah-masalah yang dihilangkan dari dokumentasi atau
konfirmasi. Auditor juga dapat memodifikasi pertanyaan-pertanyaan selama melakukan
wawancara berdasarkan respons dari orang yang diwawancara.
Tanya jawab
sebagai suatu bukti audit juga harus disesuaikan dengan tujuan penggunaannya.
Tergantung pada tujuannya, auditor dapat menanyakan beberapa pertanyaan yang
berbeda dan mengubah nada pertanyaan.
Tanya
jawab informal auditor melakukan tanya jawab informal untuk
mendapatkan informasi mengenai fakta-fakta dan rincian yang tidak didapatkan
auditor. Biasanya auditor menginginkan informasi dari orang yang diwawancara
mengenai kejadian atau proses pada periode sebelumnya. Seringkali tanya jawab
dilakukan dengan santai, dengan auditor
memberikan pertanyaan-pertanyaan terbuka yang memungkinkan responden memberikan
perincian kejadian, proses atau kondisi yang ditanyakan. Auditor sering kali
menggunakan tanya jawab informal ketika menindak lanjuti bukti-bukti yang
dikumpulkan mengenai program atau pengendalian atau bukti lainnya yang
melibatkan salah saji atau kecurangan yang dicurigai untuk diungkapkan dalam
pengauditan.
Tanya jawab
evaluasi seorang auditor juga menggunakan tanya jawab untuk
mengevaluasi apakah informasi yang telah ia dapatkan sudah tepat, akurat atau
benar. auditor menggunakan tanya jawab evaluasi untuk mendukung atau tidak
mendukung informasi sebelumnya. Auditor sering kali memulai tanya jawab
evaluasi dengan pertanyaan-pertanyaan yang luas dan terbuka yang memungkinkan
orang yang diwawancarai meberikan jawaban yang terperinci yang kemudian dapat
ditinda lanjuti dengan pertanyaan-pertanyaan yang lebih spesifik.
Tanya jawab
interogratif kategori tanya jawab ini digunakan ketika
auditor ingin mencarai tanggapan dari subjek yang ia wawancarai mengenai
pengetahuannya atas kejadian atau kondisi. Tanya jawab introgatif sering kali
digunakan untuk menentukan apakah individu tersebut tidak jujur atau dengan
sengaja mengahapus fakta-fakta pengetahuan kunci, kejadian atau kondisi yang
penting, khususnya ketika auditor mencurigai orang yang diwawancarai tidak
jujur atau menutup-nutupi informasi yang sebenarnya. Sering kali tanya jawab yang
intrigatif bersifat konfrontatif, dikarenakan subjek yang diwawancarai mungkin
defensif, karena mereka menutupi pengetahuan meereka atasa fakta, kejadian,
atau kondisi tertentu. Ketika menggunakan tanya jawab yang informatif auditor
biasanya menanyakan pertanyaan langsung yang memerluka jawaban “ya” atau
“tidak”. Wawancara introgatif biasanya hanya dilakukan oleh anggota senior tim
audit yang berpengalaman dan mengetahui masalah yang melibatkan klien tersebut.
Mengevaluasi
respons tanya jawab agar tanya jawab menjadi
efektif, seorang auditor harus memiliki keterampilan dalam mendengarkan dan
mengevaluasi jawaban dari pertyanyaan-pertanyaan. Biasanya, respons awal dari
orang yang diwawancara akan mengabaikan informasi yang berguna. Pertanyaan
tindak lanjut yang efektif sering kali mengarahkan pada informasi yang lebih
baik untuk menilai apakah kecurangan telah terjadi. Tekhnik mendengarkan serta
pengamatan sikap tubuh yang baik akan memperkuat tekhnik wawancara.
Tekhnik
mendengarkan sangat penting bagi auditor untuk
menggunakan keterampilan mendengarkan secara efektif di sepanjang wawancara.
Auditor harus terus menerus memperhatikan dengan menjaga kontak kontak mata,
anggukan persetujuan atau menunjukkan tanda-tanda kepahaman lainnya. Auditor
juga harus mencoba untuk menghindari pemikiran-pemikiran yang kaku terhadap
informasi yang sedang diberikan. Pendengar yang baik juga memanfaatkan
keheningan untuk memikirkan mengenai informasi yang diberikan dan melakukan
prioritas atas informasi yang ia dengar.
Mengamati
tanda-tanda perilaku Seorang editor yang terampil
dalam menggunakan tanya jawab,akan mengevaluasi respons verbal dan nonverbal
dari orang yang ia wawancarai. selain mengamati tanda-tanda verbal,penggunaan
wawancara juga memungkinkan auditor untuk mengamati perilaku nonverbal.
Auditor yang kurang berpengalaman
harus berhati-hati ketika mereka mulai mengamati perilaku yang tidak biasa,dan
mereka mengamati perilaku yang tidak bias,dan mereka harus membahas hal
yang menjadi perhatian mereka dengan anggota tim audit senior sebelum melakukan
apa pun dalam menggapai perilaku tersebut.
Tanggung
jawab lainnya ketika dicurigai adanya kecurangan Ketika
auditor mencurigai bahwa kecurangan mungkin telah terjadi, PSA 70 mengharuskan
auditor untuk mendapatkan bukti tambahan untuk apakah kecurangan yang
signifikan telah terjadi.
Auditor sering kali menggunakan
perangkat lunak audit seperti ACL atau IDEA untuk menentukan apakah kecurangan
telah terjadi. sebagai contoh, perangkat lunak dapat di gunakan untuk mencari
transaksi-transaksi fiktif dengan mencari nomor duplikat faktur penjualan atau
dengan merekonsiliasi basis data faktur penjualan pada basis data dokumen
pengiriman,untuk menyakinkan bahwa semua penjualan telah di dukung dengan bukti
pengiriman.
Auditor juga menggunakan program
kertas kerja dasar seperti excel untuk melakukan prosedur analitis pada
beberapa tingkatan. sebagai contoh,penjualan dapat di pisahkan ke dalam
beberapa data terpisah berdasarkan lokasi,jenis produk,atau periode
waktu(bulanan) untuk prosedur lanjutan.
Auditor juga memperluas prosedur
subtantif lainnya untuk mengganti tinggihnya resiko kecurangan. Sebagai contoh,
ketika terdapat risiko bahwa syarat penjualan mungkin telah di ubah agar dapat
mengakui penjualan sebelum waktunya, auditor dapat memodifikasi permintaan
konfirmasi piutang dagang untuk mendapatkan tanggapan yang lebih rinci dari
para pelanggan mengenai syarat-syarat tertentu dalam transaksi,seperti
pembayaran, pengiriman barang, dan kebijakan pengembalian barang.
Ketika auditor menentukan bahwa
kecurangan mungkin telah terjadi, PSA 70 mengharuskan auditor untuk membahas
hal tersebut dan juga pendekatan audit yang di gunakan untuk penyelidikan lebih
lanjut dengan tingkat manajemen yang tepat, meskipun masalah tersebut di anggap
tidak penting.
Terkadang auditor
mengidentifikasi risiko salah saji material yang di sebabkan oleh kecurangan
yang memiliki implikasi terhadap pengendalian internal dalam beberapa kasus,
pertimbangan auditor terhadap program dan pengendalian anti kecurangan-kecurangan
yang menyebabkan gagalnya penanganan terhadap risiko kecurangan tersebut.
Auditor harus membicarakan hal tersebut dengan manajemen serta dengan mereka
yang bertanggung jawab dalam tata kelola perusahaan, seperti komite audit.
Hasil dari prosedur-prosedur yang
di jalankan oleh auditor dapat mengindikasikan adanya salah saji yang material
yang di sebabkan oleh kecurangan sehingga auditor harus mempertimbangkan kemungkinan untuk
mengundurkan diri dari perikatan.pengunduran diri tersebut dapat bergantung
pada integrasi manajemen serta kehati-hatian dan kerja sam manjemen dan dewan
direksi dalm menyelidiki potensi kecurangan dan pengambilan tindakan-tindakan
yang tepat.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Kecurangan Audit
adalah upaya untuk mendeteksi dan mencegah kecurangan dalam transaksi-transaksi
komersial. Sebagaimana juga diakui oleh IAI, kesengajaan sering sulit
ditentukan, padahal faktor kesengajaan merupakan kata kunci yang digunakan oleh
IAI untuk menentukan apakah suatu kesalahan dianggap sebagai kekeliruan (error)
atau kecurangan
Dua
kategori utama kecurangan adalah kecurangan
dalam laporan keuangan dan penyalahgunaan aset. Kecurangan dalam laporan keuangan merupakan
salah saji atau penghapusan terhadap jumlah atau pun pengungkapan yang sering
dilakukan dengan tujuan untuk mengelabui para pengguna. Penyalahgunaan aset
merupakan kecurangan yang melibatkan kecurian atau aset milik entita.Dalam
banyak kasus, namun tidak semuanya, jumlah minimal yang terlibat tidak material
terhadap laporan keuangan.
Terdap tiga kondisi yang
menyebabkan terjadinya kecurangan dalam laporan keuangan dan penyalahguanaan
aset sebagaimana dijelaskan dalam PSA 70 (SA 316)
4.
Insentif/Tekanan.Manajemen
atau pegawai lainnya memiliki insentif atau tekanan untuk melakukan kecurangan.
5.
Kesempatan.Situasi
yang memberikan kesempatan bagi manajemen atau pegawai untuk melakukan
kecurangan.
Sikap/Rasionalasi.adanya
suatu sikap, karakter, atau seperangkat nilai-nilai etika yang memungkan
manajemen atau pegawai untuk melakukan tindakan yang tidak jujur, atau mereka
berada dalam suatu lingkungan yang memberikan mereka tekanan yang cukup besar
sehingga menyebabkan mereka membenarkan melakukan perilaku yang tidak jujur tersebut.
Skeptisme ProfesionalPSA 04 (SA230)
menyatakan bahwa, dalam melaksanakan skeptisme professional, seorang auditor” tidak menganggap bahwamanajemen tidak jujur
maupun tidak menganggap kejujuran manajemen dipertanyakan”.
Berfikir kritis PSA 07 menekankan
pertimbangan atas kecurangan klien untuk melakukan kecurangan, tampa
mempertimbangkan keyakinan auditor mengenai kemungkinan terjadinya kecurangan
serta kejujuran dan integrasi manajemen.
Manajemen
bertanggung jawab untuk menerapkan tata kelola perusahaan dan prosedur
pengendalian untuk meminimalisasikan risiko kecurangan, yang dapat dikurangi
melalui kombinasi antara tindakan pencegahan, yang dapat dikurangi melalui
kombinasi antara tindakan pencegahan, antisipasi dan pendeteksiaan. Karena
kolusi dan dokumentasi palsu menjadikan deteksi kecurangan menjadi lebih sulit
sehinggasering kali lebih efektif dan lebih efesien bagi perusahaan untuk
memfokuskan bagi pencegahan dan pengantisipasian kecurangan.
Respons
auditor terhadap risiko kecurangan meliputi hal-hal sebagai berikut :
·
Mengubah keseluruhan pellaksanaan
audit
·
Merancang dan melakukan prosedur
audit untuk menghadapi risiko kecurangan tersebut.
·
Merancang dan melakukan
prosedur-prosedur untuk mengatasi dominasi manajemen terhadap pengendalian.
Jenis
tekhnik-tekhnik wawancara tanya jawab dapat menjadi teknik
pengumpulan bukti audit yang efektif. Wawancara memungkinkan auditor untuk
mengklarisifikasi masalah-masalah yang dihilangkan dari dokumentasi atau
konfirmasi.
Tanya
jawab informal auditor melakukan tanya jawab informal untuk
mendapatkan informasi mengenai fakta-fakta dan rincian yang tidak didapatkan
auditor. Biasanya auditor menginginkan informasi dari orang yang diwawancara
mengenai kejadian atau proses pada periode sebelumnya.
Tanya jawab
evaluasi seorang auditor juga menggunakan tanya jawab untuk
mengevaluasi apakah informasi yang telah ia dapatkan sudah tepat, akurat atau
benar. auditor menggunakan tanya jawab evaluasi untuk mendukung atau tidak
mendukung informasi sebelumnya
Tanya jawab
interogratif kategori tanya jawab ini digunakan ketika
auditor ingin mencarai tanggapan dari subjek yang ia wawancarai mengenai
pengetahuannya atas kejadian atau kondisi.
Mengevaluasi
respons tanya jawab agar tanya jawab menjadi
efektif, seorang auditor harus memiliki keterampilan dalam mendengarkan dan
mengevaluasi jawaban dari pertyanyaan-pertanyaan.
Tekhnik
mendengarkan sangat penting bagi auditor untuk
menggunakan keterampilan mendengarkan secara efektif di sepanjang wawancara.
Auditor harus terus menerus memperhatikan dengan menjaga kontak kontak mata,
anggukan persetujuan atau menunjukkan tanda-tanda kepahaman lainnya.
Mengamati
tanda-tanda perilaku Seorang editor yang terampil
dalam menggunakan tanya jawab,akan mengevaluasi respons verbal dan nonverbal dari
orang yang ia wawancarai. selain mengamati tanda-tanda verbal,penggunaan
wawancara juga memungkinkan auditor untuk mengamati perilaku nonverbal.
Tanggung
jawab lainnya ketika dicurigai adanya kecurangan Ketika
auditor mencurigai bahwa kecurangan mungkin telah terjadi, PSA 70 mengharuskan
auditor untuk mendapatkan bukti tambahan untuk apakah kecurangan yang
signifikan telah terjadi.
B.
SARAN
Dengan membaca makalah ini, pembaca disarankan agar dapat
menambah pengetahuan berkaitan dengan Audit Kecurangan. Tak lupa, kami meminta saran dan kritik atas tulisan kami
demi melengkapi dan menjadi bahan pertimbangan pada penulisan-penulisan
berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Elder.landar J, Beasly. Mark S, Arens. Alfin A, Jusuf. Amir
abadi. 2011. Jasa audit dan assurance.Jakarta:
Salemba Empat